PROLOG

72.1K 2.8K 116
                                    

"Aduuuhhh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aduuuhhh.... sakit banget perut aku." Rintihan keluar dari mulut seorang gadis yang bernama Windyta Evelyn.

Windi gadis itu biasa dipanggil, kini sedang merintih kesakitan akibat menstruasi yang sedang dialaminya sekarang.

Sudah menjadi kebiasaan, hari pertamanya menstruasi akan merasakan sakit yang teramat pedih. Melebihi rasa sakitnya ditinggal gebetan pas sayang-sayangnya.

Bahkan Windi biasa membuat ijin untuk tidak masuk kerja, saat mens itu datang.

Seperti sekarang, sudah tiga puluh menit tubuhnya berguling-guling diatas kasur dengan tujuan agar nyerinya sedikit reda. Sprei yang semula cantik membalut kasur busa itu, kini kusut dan tak beraturan.

Bukannya mereda, Namun nyeri tersebut semakin bertambah.

Windi bahkan lupa untuk selalu mengisi persediaan obat yang biasa di gunakan saat seperti ini.

Gadis itu menggulingkan badannya kembali mendekat kearah meja nakas. Diambilnya ponsel yang dibungkus dengan case berkarakter bunny itu.

"Halo ? Mbak pitriii.... tolongin Windi dong."

Windi kini mengubah posisinya menjadi menungging. Dengan selimut yang membungkus seluruh tubuhnya, kecuali kepala yang menyundul keluar.

"Apa berobat ?? Nggak ah, takut aku kalau harus USG."

Fitri, teman kerja satu divisi itu menyarankan Windi untuk mengecek kondisinya ke poli kandungan. Namun semua itu ditolak Windi dengan alasan takut di Usg, takut jika nanti dirinya harus mengetahui penyakit apa yang di dera.

Getaran diponselnya membuat Windi menghentikan kegiatan gulang-gulingnya. Rupanya dari Retno, Penanggung jawab ruangan tempatnya bekerja.

BuRetno
-Win, cepet ke Rs. Udah didaftarin ke dr.Brian.spOG....

Mata Windi membulat sempurna. Melebihi tahu bulat yang sering ia beli di kantin belakang rumah sakit. Gadis itu sudah berpesan kepada rekannya Mbak Fitri, untuk tidak mendaftarkan dirinya ke poli kandungan. Apalagi sama dr. Brian, dokter spesialis kandungan ter-ganteng serumah sakit Biotech. Kan malu kalau dr. Brian lihat muka kucel Windi ! Pake Make-up aja muka Windi udah pas-pasan banget, apalagi muka bangun tidur  yang kucel penuh dengan ladang minyak?

Mau tidak mau, Windi mengambil jaket yang tersampir dibalik pintu kontrakan tiga petaknya itu.

Dengan langkahnya yang tertatih, Windi masuk kedalam gedung RS Biotech. Gadis itu bahkan sudah duduk lemas bersandar dikursi tunggu ruangan yang bertuliskan poli kandungan.

"Kenapa Lo, Win ?"

Windi menatap perawat dengan name tag bertuliskan WATI. Rupanya hari ini dia lah yang bertugas menjaga Poli.

"Biasa Teh, sakit perut." Jawab Windi.

"Haid ya Lo ?"

Windi mengangguk lemas. Untung Windi punya hoodie berkupluk, jadi dia bisa menutipi rambut kusut nan lepeknya itu. sedangkan Untuk wajahnya yang pas-pasan, aman tertutup masker.

Please LoVe Me, CITO! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang