31. SEBUAH PENGORBANAN

11.1K 499 20
                                    

Uang Selatus Libu kalau dilempal jadi apa hayooooo??? -Pinpin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Uang Selatus Libu kalau dilempal jadi apa hayooooo??? -Pinpin

Windi duduk tenang di samping Brian yang sedang berbincang dengan teman semasa SMA nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Windi duduk tenang di samping Brian yang sedang berbincang dengan teman semasa SMA nya. Setelah drama mengisi daya kemarin, Brian meminta windi agar menemani bertamu ke rumah sang teman. Tentu saja Vino pun diajak.

Hanya saja anak itu sedang duduk diam di sampingnya. Padahal Windi sudah menyuruh Vino agar bermain dengan anak perempuan teman Brian yang bernama Jennieta.

Windi senang melihatnya. Jennieta itu anak yang cantik, kulitnya bersih seputih susu. Namun kedua pipinya bersemu pink.

"Ayo salim dulu sama Om Brian terus Tante Windi." Ajar sang Ibu yang Windi ketahui namanya Monik.

Tadi sewaktu baru sampai, Windi sempat dikenalkan oleh Brian.

Jennieta mengulurkan tangan ke arah Windi, setelah selesai bersalaman dengan Brian. "Hai tante cantiiik.. salam kenal dali Nini yang cantiknya kaya Plincess." Ucapnya dengan genit.

"Cih, Plincess apaan! Ompong gitu giginya!" Celetuk Vino.

Jennie langsung menatap sengit bocah lelaki yang duduk di sebelah Windi. "Diem kau, Fucek Boy!"

"Jennieetaa....  papi ada bilang apa kemarin?"

Wajah Jennie berubah masam. "Bocah itu mulai duluan papi! Dia katain Nini ompong!!"

"Sudah, sudah... jangan ribut disini, ayo Win kita di ruang tengah saja. Biar nggak ganggu."

Windi mengangguk. Tak lupa di gandengnya Vino. Hari  ini mood Vino sedikit tidak baik. Karena jam segini sudah masuk jam tidurnya.

"Lebih baik kita disini, ngobrol sambil makan rujak. Ini kebetulan tadi mama mertuaku bawa buah mangga sama jambu air." Monik menyodorkan potongan buah tersebut ke arah Windi.

"Iya Mbak terima kasih."

"Sering aja main ke sini Win. Aku juga suka kesepian kok kalau Mas Adi kerja. Nini juga udah pinter main di luar, jadi jarang di rumah."

Please LoVe Me, CITO! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang