Annyeong haseyoo yeorobun..
Istri sahnya lee min ho sama Lee Jun ho hadir kembali.
Eh, sama pacarnya Park hyung sik juga deng! 😆
Windi berulang kali menghela nafas melihat keadaan kamarnya yang sudah seperti kapal pecah. Sudah satu jam semenjak kepergian Brian dari kamar kosannya. Vino belum berhenti dari kegiatan bermainnya.
Berbagai macam mainan yang dibawanya dari rumah, ia tumpahkan semua diatas karpet plastik bergambar tokoh kartun dengan kepala botak.
Dimulai dari menyusun lego, puzzle, lalu kereta mini yang ia jalankan mengelilingi sepanjang kamar. Tak lupa pula, suara dari sebuah mobil remote control yang ikut meramaikan suasana kamar.
"Vino, bisa nggak mobilnya dimatiin dulu? Kan lagi nggak di mainin, dari pada nyala kaya gitu boros baterai terus berisik juga."
Vino menatap serius wajah Windi. Anak itu langsung mematikan mesin dari mobil mainannya.
"Nah, gitu dong. Kan jadi adem suasananya, Gak bising kaya tadi." Sahut Windi. Perempuan itu tampak sibuk melipat pakaian yang telah kering dijemur.
"Mami lagi ngapain?" Tanya Vino. Bocah itu menghampiri Windi.
"Lipat baju."
"Mau kemana emang?"
Rupanya Vino masih penasaran dengan yang dilakukan Windi.
"Enggak kemana-mana, cuma dilipat aja biar rapi pas masuk lemari."
"Kenapa mami yang keljain?"
Windi mengerutkan keningnya. Perempuan itu heran dengan pertanyaan Vino.
"Emang siapa lagi kalau bukan aku yang kerjain? Kamu mau bantuin???"
Vino menggeleng pelan. "Enggak mau, Pino ndak bisa. Biasanya Bi Latih yang lipet baju Pino sama papi."
"Ya makanya belajar sini lipet baju. Masa udah gede, lipet baju aja nggak bisa."
"Pino belum gede mi. Kata Opa, Pino masih anak kecil yang gemesin."
Windi menutup mulutnya dengan tangan. Memperagakan seperti orang yang hendak muntah. "Kamu gemesin dari mana? Orang cerewet plus manja gitu kok."
"Iiihh, manja itu wajal mami. Tandanya Pino sayang sama mami. Kata Opa, kalo kita manja dengan seseolang, tandanya kita menyayangi olang telsebut." Jelas Vino dengan gayanya yang sok dewasa.
"Kok sama papa kamu nggak manja? Atau jangan-jangan..." tatapan Windi menghujam kearah Vino. Wajahnya semakin dekat dengan anak tersebut.
"Jangan-jangan apa mi?" Vino beringsut mundur. Anak itu merasa aneh dengan sang mami.
"Kamu nggak sayang ya sama papi?"
Tanpa ragu, Vino menganggukkan kepala. Seolah membenarkan ucapan Windi.
"Papi galak. Suka suluh ini, suluh itu. Pino juga ndak pelnah dikasih uang jajan kalo sekolah." Tutur Vino
"Ha???!! Serius?? Anak orang kaya nggak dikasih duit jajan?? Sedih amat!" Windi mulai memasukkan pakaian yang selesai dilipat kedalam lemari.
"Papi gak pelnah kasih uang jajan, tapi Pino bisa jajan kalo tempelin gelang ini ke mesin tut yang ada di kantin."
Ditatapnya jam kecil berwarna hitam yang melingkar di lengan vino. Sepertinya Windi mulai memahami bagaimana cara Brian menyanyangi dan memperhatikan Vino.
Brian memang cuek. Akan tetapi, lelaki itu punya cara sendiri menjaga anaknya.
Seperti jam yang dipakai Vino. Kelihatannya seperti jam tangan umum biasanya. Namun, saat di teliti lebih dalam lagi, terdapat alat pelacak yang menempel di sisi jam. Tujuannya simple, yaitu agar tetap bisa memantau keberadaan anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please LoVe Me, CITO! [COMPLETED]
أدب نسائيKisah seorang Windyta Evelyn yang harus menikah dengan seorang duda beranak satu yang merupakan Dokter Obgyn, tempat dirinya kerja. ♡♡♡ Hidup Windi menjadi tidak tenang, setelah salah satu dokter ditempat kerjanya meminta untuk menjaga anaknya selam...