10. Serba-Serbi

22.3K 1.1K 25
                                    

***

Seorang Wanita berbalut Coat coklat merk ternama di dunia, tengah duduk di bangku taman. Tangan lentik nan mulusnya berulang kali menyampirkan anak rambut yang beterbangan mengenai wajahnya.

Sudah dua puluh menit lamanya Jesslyn duduk menunggu kedatangan Jeno. Kedua orang itu berjanji menghabiskan waktu bersama.

Tak mudah bagi Jesslyn untuk menemui Jeno saat ini. Mulai dari Sang ayah yang ketat membatasi pergerakaannya, Juga Jeno yang sibuk dengan bisnisnya yang baru.

Jeno kini tengah merintis sebuah perusahaan yang mengelola Perhiasan. Jeetwo Jewellry namanya. Namanya memang belum mendunia, akan tetapi kualitas perhiasannya sudah mendapat pengakuan dari beberapa selebriti tanah air.

Jesslyn bangga dengan pencapaian usaha yang diraih Jeno. Perempuan itu berharap dengan suksesnya Jeno nanti, sang ayah mau merestui hubungan mereka.

"Maaf sayang, membuat kamu menunggu terlalu lama."

Jesslyn mengangkat kepalanya yang sedari tadi menatap layar ponsel. Senyuman manisnya terukir.

"Nggak apa. Aku belum lama kok."

Jeno duduk disamping Jesslyn. Tangannya meraih dan menggenggam tangan sang pujaan hati. "Syukurlah. Aku khawatir kamu terlalu lama menunggu."

"It's okey sayang... Selama apapun, aku akan tetap menunggu kamu."

"I Love you Lyn."

Jeno tak tahan untuk mengecup bibir mungil Jesslyn. Entah yang keberapa kalinya dia mengucapkan rasa cinta itu.

Seberat apapun rintangan yang mengelilingi kisah cinta mereka, Jeno akan tetap mempertahankan Jesslyn.

Jeslyn adalah teman masa kuliah Jeno dulu. Mereka bertemu saat keduanya masih semester awal.

Jeno yang dasarnya pendiam dan tidak suka berteman, harus dihadapkan dengan perempuan yang sangat cerewet. Baru pertama kali bertemu saja Jesslyn berani menyuruhnya untuk membeli pembalut.

Ah, lucu sekali mengingat pertemuan pertama itu.

"Hari ini kita mau makan dimana baby??"

Pertanyaan dari sang kekasih menyadarkan Jeno.

"Kamu mau dimana? Aku ngikut kamu aja." Jeno mengeratkan dekapan tangannya ditubuh Jesslyn.

"Eummm... kalo gitu, kita ke apartemen kamu aja ya?? Aku kemarin cobain menu baru sama simbok."

"Ok. Silakan masuk tuan putri..." Jeno membukakan pintu mobil untuk sang pujaan hati.

"Terima kasih ganteng." Jesslyn mengecup pipi Jeno, lalu masuk kedalam mobil.

***

Sudah empat puluh lima menit windi terjebak didalam ruangan Brian. Perempuan itu sudah sangat bosan dengan keadaannya sekarang.

Masalah perabotan yang nyasar ke kamar kosnya sudah Windi lupakan. Dirinya hanya ingin keluar dari ruangan yang menyerupai kelasnya dulu saat ujian.

Setiap gerak tubuh Windi terpantau langsung oleh Brian. Duuuhhh... Windi lagi nggak ujian kan ya?? Kira-kira kalo Windi jatohin Vas Bunga krystal yang ada di meja, dimarahin nggak ya????

Windi pengen banget pulang. Dirinya baru inget sama Soto ayam khas Jawa timur yang di gantung depan pagar. Karena terlalu syok dan buru-buru, Windi sampai lupa untuk menaruh di dalam kamarnya.

Kan ngeri kalo si soto hilang terbang. Mending terbang kena angin, kalo terbangnya ke perut Pak somad gimana?

Windi nggak rela udah antre setengah jam lebih tapi nggak jadi menikmati semangkuk hangat soto pedas manis plus ceker 5 biji.

Please LoVe Me, CITO! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang