08. SHOPPING

21.9K 1.2K 20
                                    

Anyeong anyeoongg....

Istri sah mas Limin hadir ditengah-tengah hujan deras..

Selamat membaca ya teman-teman 🖤

Selamat membaca ya teman-teman 🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Kita harus ukur terlebih dahulu untuk ukuran kasurnya, Vino. Takut terlalu besar dan nggak muat masuk kamar mamimu itu."

Saat ini Brian dan Vino tengah berbelanja perlengkapan untuk mengganti semua isi ruang Windi.

"Pino udah ukul pi! Kemalin pas Pino bobok disana."

"Berapa ukurannya?" Tanya Brian. Laki-laki itu masih mengenakan pakaian kantornya.

"Pokoknya segini tapi dua kali pi" Jawab Vino seraya merentangkan kedua tangannya. Menjelaskan seberapa panjang dan lebarnya ukuran Kasur Windi.

"Ck, ngaco kamu! Mana ada ukuran segitu. Masa kecil banget kasurnya?!"

"Dih, papi ndak pelcaya. Olang kasul mami segitu kok, emang kecil mungil. Sepleinya walna pink lagi, Pino ndak suka! Milip punya Melan."

"Emangnya mau ganti warna apa?"

"Ini!!!" Tunjuk Vino kesalah satu jejeran bedcover bergambar Antariksa.

"Itu mah kesukaan kamu! Mami suka nggak?"

"Suka dong. Kata mami Windi kan, kesukaan Pino itu kesukaan mami juga."

"Cih! Percaya diri sekali kamu."

"Iya dong! Kata Olin Pino cakep jadi halus pede."

Vino melangkah cepat mendahului sang ayah. Anak itu melangkah menuju tempat Sofa.

"Papi papiii..."

"Ada apa?"

"Beli kulsi ini dong! Punya mami jelek, ndak empuk!" Vino menduduki tubuh montoknya disalah satu sofa berwarna Lilac.

"Walnanya juga tantik, pasti mami suka deh." Bubuh Vini.

"Gak muat, terlalu besar ukurannya." Komentar Brian.

"Di muat-muatin dong pi! Uang papi kan banyak!"

Brian menghela nafas. Tak urung memberikan kode kearah petugas bahwa dirinya mau sofa tersebut.

"Apa lagi?" Tanya Brian.

Vino memegangi kepalanya seolah tengah berpikir. Anak itu kembali berjalan, kali ini ke store elektronik.

"Papi... mau kulkas yang kaya dilumah."

Brian menunjuk kearah kulkas dua pintu berwarna hitam. "Ini?"

Vino mengangguk.

"Terlalu besar."

Vino menghentakkan kaki kanannya. "Iiiiihh... papi dali tadi tellalu besal telus! Buat mami bial mami happy jadi maminya Pino pi!"

Please LoVe Me, CITO! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang