EXTRAPART IV - IRON MAN

8.8K 270 57
                                    

Selamat Membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat Membaca.

***

Kondisi lapangan sangat ramai berisi siswa-siswi baru SMA Puri Arta. Mereka sedang sibuk membuat kelompok untuk beberapa kegiatan besok pagi.

Cuaca dingin disertai angin kencang membuat semua orang berlomba memakai pakaian tebal.

Melan menggosok tangannya yang semakin dingin.

"Kita mau ikut lomba apa Melan?" Jennie yang kini sudah menyerupai kepompong bulat itu duduk disebelah Melan. Tangannya ia arahkan sedikit mendekat ke api unggun. "Nini nggak suka camping! Dingiiiinnn...."

"Gue juga nggak suka! Gara-gara ini gue pisah sama Pinpin!" Bibir Melan mengerucut sebal. "Harusnya kan yang satu alumni dicampur!"

Jennie ikut cemberut. "Nini juga nggak suka pisah sama Divo! Jadi nggak ada yang bukain tutup botol minum."

Melan menoleh. "Lo suka sama Divo??!"

"Enggak ya!! Enak aja!!"

"Lah itu tadi ... Lo bilang nggak suka pisah sama Divo."

"Nini cuma sedih aja nggak ada yang bisa disuruh-suruh. Hiks, nasib kita gini amat ya Melaaan..."

"Iya iihh... ospek itu nggak enak."

Keduanya meratapi nasibnya yang sama-sama menyedihkan itu. Dua tuan putri yang baru pertama kali mengenal alam bebas, tentu saja tidak mudah.

"Guys, yang dapat hukuman disuruh kumpul sekarang!"

Informasi yang disampaikan oleh ketua kelas mereka masing-masing semakin memperburuk keadaan mereka.

"Yaaahh! Bersih-bersih deh!!" Melan merebahkan dirinya di atas rumput. "Ni, kabur aja yok!"

Tentu saja ajakkan Melan langsung ditolak Jennie. "Nggak! Nini nggak mau kena hukum lagi. Udah ayo cepetan kesana..."

***


"Vin, lo liat arah sana." Tunjuk Divo ke arah gedung aula informasi camping ground tersebut. "Lo liat, keajaiban apa tuh tuan putri pada ngepel sama nyapu." Divo tertawa geli melihat betapa kaku dan lucunya Melan serta Nini memegang sapu.

"Kenapa?" Tanya Vino dengan tatapan masih mengarah ke mereka.

"Dihukum gara-gara telat."

Seketika Vino ingat cerita Melan saat di Bus. Rupanya cerita itu benar adanya. "Kok malam-malam?"

Divo mengendikkan bahu. "Mungkin kalo siang rame pengunjung."

"Aduuuh Nini gue... bisa kasar itu tangannya." Imbuh Divo yang tiba-tiba menyayangkan kondisi tangan Jennie.

Vino tentu saja tersenyum tipis. Persahabatan Divo dan Jennie itu sungguh menggemaskan. Sama seperti dia dengan...

Tunggu,

Please LoVe Me, CITO! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang