Kisah seorang Windyta Evelyn yang harus menikah dengan seorang duda beranak satu yang merupakan Dokter Obgyn, tempat dirinya kerja.
♡♡♡
Hidup Windi menjadi tidak tenang, setelah salah satu dokter ditempat kerjanya meminta untuk menjaga anaknya selam...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
"Mami ikutan jemput Pino??"
Vino berlari kearah Windi. Anak itu sangat senang dengan kehadiran maminya.
Windi menjawab dengan pelototan matanya. Gadis itu masih sedikit tidak nyaman dengan panggilan Vino. Apalagi di tempat ramai seperti ini. Duuuhhh.... Windi malu!
"Papi, mami ikut jemput Pino?" Anak lelaki berseragam lilac itu kembali memastikan ke sang ayah. Padahal jelas sekali kalau orang yang di maksud ada dihadapannya.
"Seperti yang kamu lihat boy." Jawab Brian.
"Mami mamiiii... nanti kita mampir ke Toyz Kingdom ya mii??" Vino bergelanyut di kaki Windi.
"Nggak ah, capek. Kamu minta temenin papamu aja." Tolak Windi.
Bukan apa-apa nih ya... Windi tuh hari ini lagi nggak mood buat deket-deket sama Brian.
Apalagi sama sikap seenaknya itu. Euuhhh.... Males banget!
Vino memberengutkan wajahnya.
"Papiii... bantuin Pino dong. Mami ndak mau temani Pino beli mainan!" Kini Vino bergelanyut di kaki Brian.
Windi memalingkan wajah ke arah lain saat tatapan Brian mulai mengarahnya.
Oh, my god jangan sampai Windi luluh cuma karena tampang dia yang nggak ganteng-ganteng amat itu!
"Windi...." panggil Brian dengan suara beratnya.
"Apa??"
"Temani Vino." Suruh Brian.
"Nggak bisa. Hari ini saya ada jadwal." Tukas Windi.
"Jadwal apa? Setahu saya hari ini dan lusa kamu libur."
What?! Kok dia tahu jadwal kerja Windi sih?! Nggak sopan bangetttt!
Mungkin kalau ini film animasi kartun, Wajah Windi telah berubah warna menjadi merah. Tak lupa kedua telinganya mengeluarkan asap, seperti Thomas yang sedang bernafas.
"Ya ada pokoknya. Sejak kapan dokter ngurusin jadwal saya??"
"Mulai sekarang, saya harus mengetahui semua jadwal kegiatan kamu."
"Loh, loh... mana bisa begituu?!"
"Ya bisa lah! Kamu itu calon Nyonya Raka Bumi. Jadi sudah sepantasnya saya tahu apapun kegiatan kamu."
Buma-bumi! Kenapa nggak sekalian aja jadi nyonya Jupiter! Kan lebih gede tuh dari pada Bumi.
"Saya tidak meng-iyakan tuh ajakan dokter." Ucap Windi dengan wajah yang dibuat segarang mungkin.
Bukannya takut, Brian malah berjalan mendekati Windi. Wajah Lelaki itu berada tepat disamping telinga Windi. "Saya tidak butuh jawaban dari kamu. I want it, I got it."