29. PERANG SEBENARNYA

11.8K 553 4
                                    

"Apa mau kamu sebenarnya Jesslyn?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa mau kamu sebenarnya Jesslyn?!"

Tatapan Brian penuh dengan amarah. Pria itu melihat semua tingkah laku Jesslyn yang memaksa putranya.

"Sudah kubilang aku ingin Vino!"

"Berhenti bertingkah menjijikan seperti itu! Kamu bisa lihat sendiri jika Vino tidak mau ikut denganmu. Dan kuperingatkan sekali lagi, berhenti menginjakkan kaki di rumah ini. Apalagi sampai  menindas Windi."

Brian segera memanggil salah satu bodyguard-nya untuk menjemput Jesslyn keluar dari rumah.

"Berhenti menyeretku, sialan! Aku bisa jalan sendiri!" Elak Jesslyn saat tangannya ditarik Brenda. Pengawal kepercayaan Brian yang bertugas menjaga Windi dan Vino.

"Lain kali jangan ijinkan perempuan itu masuk. Apalagi bertemu dengan Vino dan Windi. Kali ini saya maafkan, tapi jangan lalai dengan tugasmu Brenda." Ucap Brian setelah Jesslyn pergi.

"Baik pak. Sekali lagi saya mohon maaf." Brenda membungkuk lalu pergi kembali ke pos jaganya.

Brian menatap Windi. Tatapan tegasnya berubah lembut. "Maafkan saya Win, saya janji hal ini tidak terulang lagi."

Windi masih enggan menatap Brian. Perempuan itu masih kesal dengan penolakan Brian akan permintaan kehamilannya.

"Ayo sayang, lanjutin bobonya di kamar mami." Ajak Windi ke Vino.

"Sayang..." ulang Brian, merasa dirinya diacuhkan sang istri.

"Malam ini mas tidur di kamar Vino."

Brian pun hanya bisa menghela nafas. Sepertinya ini hukuman yang harus ia terima.

 Sepertinya ini hukuman yang harus ia terima

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam harinya, Brian tidak bisa tidur. Selain kasur Vino yang kurang panjang di tubuhnya, Brian sudah terbiasa tidur dengan memeluk Windi.

Tentu saja saat pisah kamar seperti ini, Brian tidak bisa terpejam.

Helaan nafas terus keluar dari mulutnya. Diraihnya boneka dino milik Vino sebagai pengganti istrinya untuk dipeluk.

Tiba - tiba pikirannya kembali ke ucapan Windi siang lalu.

Please LoVe Me, CITO! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang