Selamat Membaca
Disebuah ruangan yang penuh dengan mainan berserakan, disana ada Vino yang sedang tengkurap seraya memandangi ponselnya.
Dia menunggu sebuah pesan masuk dari seseorang yang dikenalnya dengan Tante Baik.
Tentu saja tanpa sepengetahuan Brian, Vino memiliki nomor ponsel tantenya itu.
Tante baiknya berjanji akan membawa Vino ke tempat Ice Skating. Salah satu tempat impian Vino.
Tapi sayangnya Sang Ayah tidak pernah ada waktu untuk berkunjung kesana.
"Vin, ada temennya tuh."
Vino langsung menutupi ponselnya dengan bantal saat suara Windi menguar. Dia bisa menebak siapa teman yang dimaksud maminya.
"Halo pinpin..."
Kan bener, nggak lain nggak bukan ialah Melani alias Melan.
"Kamu ngapain kesini?" Tanya Vino. Matanya memandang penampilan Melan yang sangat necis.
Kaos pink lengan pendek serta overall denim berbentuk dress melengkapi penampilannya hari ini. Tak lupa bando telinga Mickey Mouse pun turus hadir di atas kepala.
"Mau ngapelin Pino." Jawab Melan malu-malu.
"Tapi Pino bosen liat muka Melan." Bagaimana nggak bosan, di sekolah ketemu, di rumah pun harus ketemu lagi sama teman cerewetnya itu!
Wajah Melan tertekuk. Harga diri Perempuan kecil itu merasa diinjak-injak! Padahal kan sebelum ke rumah Pino, dia pake skincare dulu. Minta bibik buat gosokin dress denimnya biar nggak lecek! Tapi malah kena protes! Segala bilang bosen, memang Melan harus ganti wajah dulu tiap mau ketemu Vino biar nggak bosen???
"Enak aja!! Aku tuh udah pake skinkel tau Pinpin!!"
"Tapi tetap jelek mukanya!"
Mata Melan Melotot, nafasnya memburu. Siap menumpahkan lahar panasnya.
"EMANG DIKIRA MUKA PINPIN CAKEP APA?!! MUKA KAYA FUCEK BOY GITUUU!!"
Vino menutup telinganya dengan tangan. Selain jelek, Melan itu kalo udah teriak kenceng bangeet... Melebihin Toa Speaker kecamatan Durian Tumbang!
Pintu kamar terbuka. Di sana ada Windi yang masih memakai celemek dengan nafas yang memburu. "Ada apa VIno? Kenapa teriak-teriak??"
"Tante Windiii... Pinpin Nakal! Ngatain Melan jelek. Huuaaaaa...."
Vino berdecak, Melan si ratu drama Comeback!
"Pinpin.... Jangan gitu sayang. Melan mau main masa dikatain jelek sih? Melan kan perempuan sama kaya mami. Kalo Melan jelek, berarti mami juga jelek ya?"
Vino menggeleng. "Mami cantik."
"Tapi Melan tetep jelek." Imbuh Vino lalu lari keluar kamar.
Melan yang mendengar hal tersebut, langsung mengejar Vino dengan kecepatan penuh. Pas sekali, tadi pagi dia sarapan nasi plus Indomie rasa soto. Jadi tenaganya full.
"Heh, fucek boy! Mau kemana looo!!"
"Melaaaann... jangan pake lo-gue, nggak baik masih kecil." Tentu saja ucapan Windi hanya angin lalu bagi mereka.
Windi hanya bisa menatap dua anak yang sedang saling bergulat di atas karpet bulu. Ributnya mereka hanya bisa di jinakkan oleh Brian.
Sayangnya Brian kini belum pulang. Masih dikantor.
Windi memilih membiarkan mereka bergulat. Asal tidak memakai properti yang tidak berbahaya.
Gitu-gitu Vino akan merasa kehilangan jika Melan tidak pernah berkunjung kerumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please LoVe Me, CITO! [COMPLETED]
Literatura FemininaKisah seorang Windyta Evelyn yang harus menikah dengan seorang duda beranak satu yang merupakan Dokter Obgyn, tempat dirinya kerja. ♡♡♡ Hidup Windi menjadi tidak tenang, setelah salah satu dokter ditempat kerjanya meminta untuk menjaga anaknya selam...