Selamat Membaca.
"Kita harus susun strategi!" Suara Melan mengisi di antara empat orang yang tengah menyantap makan siang di kantin sekolah.
Beep!
Suara sensor dari Jam tangan Jennie saat melakukan transaksi memesan makanan. "Rencana apa?" Tanya Jennie.
"Nyerang si Pirang itu lah!"
Vino menghela nafas. "Lo cewek jangan ngadi-ngadi deh Mel!"
Melan tak terima. "Lo jangan kaya gitu ya Pinpin! Walaupun kita perempuan, kita nggak bisa diginiin!"
Jennnie mengangkat ibu jarinya. "Betduuul!"
"Gue aduin ke mami Lo tahu rasa Ni!" Celetuk Divo yang langsung membuat Jennie diam tak berkutik. "Udah urusan mereka biar kita yang balas. Lo cewek-cewek cuma satu tugasnya."
"Apa?" Tanya Melan.
"Belajar lah! Khususnya Lo Ni! Nilai matematika Lo jangan sampai dapet 45 lagi!" Divo menunjuk Jennie yang mengembungkan pipinya.
"Kenapa sih harus ada matematika??" Keluh Jennie yang disambut tawa oleh teman-temannya.
"Makanya jangan bodoh!" Kali ini Vino yang bersuara.
"PINPIN!! Jangan ejek Nini ya! Melan marah sama Pinpin!"
Vino menghela nafas. Berisiknya Melan itu memang tidak bisa dia hindarkan. "Makanya kalian berdua itu belajar, biar nggak sama-sama bodoh!"
"Tenang Ni, besok kita minta ke mami kalau kita Les hitung! Biar kita tambah pinter!"
"Ah, males Melan... Nini lebih suka Shopping. Kalau belajar lama-lama kepala Nini pusing."
"Iya juga sih. Melan juga suka lapar kalau belajar, terus jadi ikutan pusing juga."
Vino dan Divo hanya bisa menggelengkan kepala. Anggota wanitanya memang aneh dari pada yang lain.
♡♡♡
Sepulang dari sekolah, Vino dan Divo memisahkan diri dari Melan dan Jennie. Dia membawa Agung si jago teriak serta Robet yang jago cubit lawan hingga biru untuk mendatangi tempat dimana Melan dan Jennie dipalak.
Seperti biasa area gang sepi tak ada orang. Namun Vino dapat melihat Segerombol perempuan sedang menghitung uang disana.
Sepertinya hasil merampas dari siswa lain.
Vino dan gengnya berjalan mendekat hingga mereka tersadar akan kedatangan geng lain.
"Siapa lo?" Tanya si Pirang.
Vino berdecak. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku. "Lo bosnya?" Tanya Vino.
"Iya! Kenapa? Lo naksir sama gue?!" Kibasan rambut si gadis pirang itu membuat Vino dan yang lain tertawa.
"Gue? Naksir Lo? Jangan mimpi!" Vino mendekat. "Gue masih waras buat suka sama tukang palak kaya Lo-Lo pada!"
"Maksud Lo apaan?! Gue nggak ada malakin Lo ya!" Pirang merasa tersinggung.
"Iya. Lo emang nggak palak gue, tapi salahnya Lo udah palakin adek gue sampai tasnya Lo injak-injak bego!" Divo yang sudah habis kesabarannya dengan enteng menoyor jidat perempuan itu.
"Kok Lo main kasar sih sama perempuan?!"
"Ck, emang situ perempuan?? Cepat balikkin dompet punya temen gue, sama dompet bedak adek gue!!"
"Gue nggak tahu siapa adek Lo itu."
Dengan tak sabar, Divo merampas tas si pirang dan mengobrak-abrik dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please LoVe Me, CITO! [COMPLETED]
Romanzi rosa / ChickLitKisah seorang Windyta Evelyn yang harus menikah dengan seorang duda beranak satu yang merupakan Dokter Obgyn, tempat dirinya kerja. ♡♡♡ Hidup Windi menjadi tidak tenang, setelah salah satu dokter ditempat kerjanya meminta untuk menjaga anaknya selam...