Setiap orang, khususnya perempuan pasti memiliki pernikahan impian. Menentukan tema apa yang diinginkan, berapa banyak tamu yang akan diundang, lalu Souvenir apa yang akan diberikan sebagai kenang-kenangan di hari bahagia itu.
Namun, berbeda dengan Windi. Perempuan itu tidak diberikan kesempatan untuk mengutarakan keinginannya di hari pernikahan sendiri. Itu semua karena kondisi Biotech yang sedang tidak baik, membuat Brian mengadakan pernikahan secara kilat.
Kondisi orang tua Windi yang sudah tidak utuh dan memiliki keluarga masing-masing, membuatnya semakin mengiyakan ajakan pernikahan kilat itu. Terutama bagi Brian yang sudah pernah menikah sebelumnya, membuat pernikahan tidak semenarik yang diharapkan.
Setelah melakukan akad nikah di kantor KUA, dan Windi yang hanya mengenakan gamis putih bertabur berlian, rancangan khusus dari keluarga Raka Bumi. Mengenai dress pengantin kemarin, Windi memutuskan tidak jadi memakainya setelah mengetahui suaminya masih terbayang masa lalu.
Kini hanya tersisa acara makan bersama keluarga besar. Dari pihak Windi pun hanya ibu dan adik tirinya yang hadir.
"Mami Pino cantik sekali."
Windi tersenyum dengan pujian dari anak sambungnya itu. "Terima kasih sayang."
Brian, laki-laki itu duduk di samping Windi setelah berbicara empat mata dengan Jarvis. "Mau pulang sekarang?" Pertanyaan Brian yang cukup menarik bagi Windi yang kurang suka dengan acara kumpul-kumpul seperti ini.
Ibu dan adiknya bahkan langsung pulang setelah jamuan pertama selesai. Alasannya karena sang Ayah tiri yang tidak ikut hadir dikarenakan sedang sakit.
Jadi, Windi sendirian saat ini. Di tengah-tengah keluarga besar yang sangat tidak diragukan kembali kekayaannya.
"Emang boleh pulang sekarang?" Windi melihat keadaan sekitar yang masih ramai.
Brian mengangguk. "Boleh. Lagian kan kita pengantin baru, mereka pasti paham."
Pipi Windi bersemu merah.
"Singkirkan pikiran kotormu sayang.... Aku mengajak pulang, biar kamu bisa istirahat."
"Emang aku mikir apaan?!"
Brian menjawil dagu Windi. "Aku tahu apa yang kamu pikirkan. Dan pasti aku akan mewujudkannya untukmu." Alis Brian naik turun menggoda istri kecilnya yang langsung memerah wajahnya.
Aaaah... Brian seperti Om-om genit saja jika berhadapan dengan Windi.
"Apaan sih Mas Brian! Nakal!"
Cup.
Brian tak tahan untuk tidak mencium pipi chubby istrinya. Malam ini Windi begitu anggun dan memukau walau hanya memakai gamis putih sederhana. Bahkan berlian yang menempel kalah bersinar dengan paras ayunya.
"Mas!"
"Iya sayang..."
"Banyak orang ih, malu!" Sungut Windi. Perempuan itu antara malu dan kesal ketika suaminya mencium di depan umum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please LoVe Me, CITO! [COMPLETED]
Literatura FemininaKisah seorang Windyta Evelyn yang harus menikah dengan seorang duda beranak satu yang merupakan Dokter Obgyn, tempat dirinya kerja. ♡♡♡ Hidup Windi menjadi tidak tenang, setelah salah satu dokter ditempat kerjanya meminta untuk menjaga anaknya selam...