Selamat Membaca.
"PINPIN WOYY!! JANGAN LARI LO!"
Nafas Melan memburu. Gadis kecil yang sudah beranjak remaja itu sungguh teramat kesal akibat dia ditinggal oleh Vino. Sudah menjadi kebiasaan mereka berdua akan pulang bersama. Hanya saja hari ini Vino malas untuk pulang bareng dengan Melan.
Vino ingin merasakan pulang bersama dengan teman lelakinya. Lagi Pula Vino mau main ke Warnet. Mencoba hal baru.
Melan tak menyerah. Gadis itu masih berusaha mengejar Vino. Namun baru saja sampai gerbang, Melan melihat teman barunya yang baru saja pindahan. "NINI!!!"
Gadis berkuncir satu dengan pita mawar putih bertuliskan Chanel itu menoleh. "Mei-mei!" Nini melambaikan tangan.
Melan menghampiri dan protes. "Jangan panggil aku mei-mei. Aku bukan temannya upin ipin!"
Nini tersenyum. "I'm So Sorry ya Melan..."
"Iya ndak apa. Kamu ngapain disini?" Tanya Melan.
"Lagi tunggu Mami jemput."
"Aku tungguin kamu deh." Melan duduk di sebelah Nini. Menggoyangkan kakinya riang. Dia sudah melupakan kekesalannya akibat ditinggal Vino. Dia punya teman baru!
"Kamu kok udah SMP tapi masih dijemput mami kamu sih?!" Tanya Melan.
Nini yang punya nama lengkap Jennieta itu tersenyum. "Soalnya mami sekalian jemput adek aku."
"Eh, kita Lo-Gue aja yak. Kan udah gede!"
"Oke oke."
"Pinpin kemana?"
Melan langsung ingat dengan teman lelakinya yang langsung meninggalkannya itu. "Eh Ni, Lo mau nggak temenin gue?"
"Kemana?"
"Kita ikutin Pinpin. Gue tadi denger katanya dia mau ke Warnet."
"Warnet? Apa itu warnet?" Nini sepertinya mulai tertarik. Tubuhnya kini menghadap penuh ke arah Melan.
"Entah. Ayo buruan! Sebelum mami kamu sampe."
Melan menarik Nini yang mau ikut bersamanya. Mengikuti gerombolan Vino yang berjalan masuk ke dalam gang.
Nini merasa takut dengan kondisi gang yang sepi dan belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Dengan memegang erat tangan Melan, dia mencoba yakin dan tenang.
Gang bernama gang sompel ini terletak di sebelah utara SMP Puri Cendekia Group. Di depan gang memang banyak orang berjualan makanan serta resto dan cafe. Hanya saja ketika sudah memasuki are gang tersebut, suasana menjadi sepi.
Karena gang sompel ini adalah penghubung antara area kota dengan area perkampungan warga sekitar.
"Vino mau ngapain sih main kesini!" Dumel Melan.
"Mel, ini kok sepi banget sih?! Pulang aja yuk, ini kan tempat yang nggak dibolehin Miss Anggun."
"Nah justru itu Ni. Gue tahu kita nggak boleh main ke tempat ini, dan gue mau narik Vino biar balik!"
"Ya udah kita tunggu mamiku aja. Biar mami temenin kita!"
"Udah diem aja Ni. Ada aku disini."
Jennie menghembuskan nafas. Melan dengan watak kerasnya memang susah dibilangin.
Langkah Melan tiba-tiba terhenti kala melihat segerombol remaja perempuan yang menghadang mereka.
Baru saja Jennie merasa tenang. Kini jantungnya kembali bergebup kencang. Genggamannya semakin erat menggenggam tangan Melan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please LoVe Me, CITO! [COMPLETED]
Literatura FemininaKisah seorang Windyta Evelyn yang harus menikah dengan seorang duda beranak satu yang merupakan Dokter Obgyn, tempat dirinya kerja. ♡♡♡ Hidup Windi menjadi tidak tenang, setelah salah satu dokter ditempat kerjanya meminta untuk menjaga anaknya selam...