1. Penyelamat

11K 172 1
                                    

Mata itu mengerjap perlahan, menyesuaikan cahaya yang ada didalam ruangan temaram itu. Erangan kecil lolos dari bibirnya, ketika rasa ngilu dan sakit diseluruh tubuhnya. Dikeningnya pun terlilit perban, dan pelipis kirinya terdapat perban kecil.

"kau sudah bangun??"

Suara merdu itu mengalun pelan, membangunkannya dengan paksa untuk sadar.

Disana seorang wanita bertubuh kecil, tengah menatapnya penuh kebingungan.

"syukurlah, kau sudah sadar. Sebentar aku ambilkan makanan untukmu.." ucapnya lagi dan pergi meninggalkan kamar itu

Bryan berusaha bangkit dari tidurnya, menatap sekeliling ruangan yang tidak luas itu. Ukurannya lebih kecil berkali-kali lipat dari kamarnya. Ruangan yang hanya terdapat tempat tidur, meja rias, lemari baju, serta lampu sudut. Tidak ada yang lebih menarik atau benda lainnya untuk memenuhibsudut kosong lainnya.

Dimeja rias itu juga nampak beberapa buku tersusun rapi di dekat cermin. Disana sebuah frame foto kecil, menampilkan gambar tiga wanita yang sedang berpelukan menampilkan tawa mereka. Bryan mengalihkan pandangannya dari frame itu ke arah pintu, dimana wanita yang dilihatnya tadi sedang membawa nampan berisikan makanan dan segelas air minum.

"jangan banyak gerak dulu. Kau belum pulih, lebih baik kau tiduran saja disana"

Bryan meringis pelan mendengar ocehan wanita itu, dengan pelan ia pun kembali membaringkan tubuh lemahnya diranjang kecil itu.

"ini, makanlah. Dari kemarin kau tidak sadarkan diri.."

Bryan menerima nampan itu, ia memang sudah kelaparan. Apalagi aroma makanan yang ada didepannya ini sangat menggugah selera.

"maaf ya, dirumah tidak ada bahan makanan. Ibu ku belum sempat beli bahan makanan.." ujarnya merasa tidak enak

Nasi putih dengan lauk omlate berisikan sosis dan potongan sayuran yang tersaji, tidak ada menu lainnya yang bisa di olahnya untuk membuat makanan pria di depannya ini.

"tidak apa, ini sudah cukup.."

Bryan menyendokan satu suapan penuh ke dalam mulutnya, meskipun masakan sederhana dengan tampilan yang biasa saja ternyata memiliki rasa yang cukup mengejutkan. Rasanya begitu lezat, walau hanya olahan omlete, Bryan bisa menjamin jika koki dirumahnya tidak akan bisa membuat omlete seenak ini.

Bryan menikmati makanannya sembari memandangi wanita yang sudah menolongnya, dimana ia sedang berkutat dengan buku dan alat tulisnya.
Sepertinya dia sedang mengerjakan tugas. Batinnya

"em.. Apa kau yang menolongku semalam??"

Wanita itu mengalihkan wajahnya dari tugasnya yang menumpuk, ditatapnya dengan lembut pria yang masih duduk dipinggir ranjangnya.

"aku Ara, Arabelle chalondra.." ucapnya

"semalam sepulang aku bekerja, aku melihat mu tidak sadarkan diri dijalanan. Awalnya aku pikir kau korban perampokan, tapi dompet dan ponselmu masih ada. Oh..iya...sebentar"

Ara membuka lemari pakaiannya, ia seolah ingat dengan barang pribadi pria itu.

"ini dompet dan ponselmu. Ponselmu semalam mati, tapi sudah aku charge.."

Baryan menerima ponsel dan dompetnya.

"aku Bryan. Terimakasih sudah menolongku, Ara.."

Ara tersenyum lembut kearah Bryan, entah sudah berapa kali Ara tersenyum ke arah Bryan dan hal itu membuat jantung Bryan berdebar tidak menentu.

"kau istirahat saja disini, dan jangan keluar dari kamar ya. Aku takut, ibu melihatmu dan semuanya kacau.." larang Ara

"baiklah, aku akan tetap disini. Lalu kau-"

"aku harus ke kampus. Pukul dua siang aku sudah pulang. Istirahtalah, kau pasti masih lemah.."

Tanpa menunggu respon Bryan, Ara meninggalkan kamarnya setelah memasukan beberapa buku dan tugasnya ke dalam tas. Ara meninggalkan rumahnya dan menuju ke kampus yang tidak terlalu jauh dari kediamannya. Hanya menggunakan bus, ia akan sampai di kampus favorit yang ada di kotanya.

Bus yang ditumpangi Ara berhenti tepat dihalte sebrang kampusnya, disana dua sahabatnya Safira dan Bianca sudah menunggu.

"tumben, jam segini baru datang. Aku pikir kau tidak masuk" ucap Safira

"mana mungkin aku melewatkan mata pelajaran kesukaanku. Tadi ada urusan sedikit di rumah, ayo kita masuk.."

Mereka bertiga pun menuju ke kelas, seperti biasa mereka akan mengikuti pelajaran sesuai mata pelajaran yang mereka pilih. Walau terkadang rasa malas dan mengantuk menghantui ketiganya.

Bryan yang masih bermalas-malasan di dalam kamar Ara, hanya bisa menatap bosan ke arah ponselnya. Begitu banyak pesan bahkan panggilan tidak terjawab dari saudari kembarannya, ayahnya serta sekertarisnya. Setelah mengirimkan pesan pada mereka, Bryan kembali memejamkan matanya. Mengistirahatkan tubuhnya sembari menunggu kedatangan Ara, sang penyelamatnya.

......

"pak Andrew semakin hari semakin tampan, ya.." ucap Bianca dengan senyum malu-malunya

"sepertinya ada yang suka sama dosen kota, Ra.." timpal Safira

Ara hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, melihat Bianca yang begitu menyukai dosen tampan mereka.

Andrew yang baru saja menggantikan salah satu dosen dimata pelajaran a
Akuntansi, membuat hampir seluruh mahasiswi dikampusnya berteriak histeris. Bagaimana tidak, jika wajah bak dewa Yunani dengan tubuh atletisnya berdiri di depan mereka setiap hari. Mahasiswi yang biasanya bosan dengan pelajaran Akuntansi pun semakin menyukai, meskipun selebihnya mengaggumi wajah tampan dosen itu tanpa memikirkan teori yang diajarkan.

"aku pulang dulu ya, kalian masih mau disini??" tanya Ara sembari membereskan buku pelajarannya

"sebentar lagi, hati-hati dijalan ya Ra.."

Ara pun melenggang pergi dari kampus, menuju rumahnya karena sudah pukul dua siang. Ia harus memasak makanan untuk Bryan yang masih kurang sehat, setidaknya ia cukup tenang melihat pria itu sudah sadar.

Sementara itu di dalam kamar bernuansa feminim, Bryan terlihat masih sibuk dengan ponsel canggih miliknya.

"aku yakin ini ulah dia, kau harus pastikan semuanya, Ren.."

"mungkin dua hari ini aku tidak pulang, kau urus juga supaya ayah dan Kim tidak mengkhawatirkanku.."




Haiiii
Maaf ya, part pertama cuma 800an kata.
Yang penasaran langsung masukin ke list bacaan kalian.

Eiits jangan lupa vote dan comenntnya ya
Biar makin semangat lagi buat ceritanya😁😘😘

You're Mine (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang