45. Kau sudah Kalah Sebelum Bertanding

1.2K 21 0
                                    

Disisi lain, Bryan beberapa kali menghubungi nomor Ara. Tapi tetap saja tidak aktif dan semakin membuatnya khawatir, ia tahu sifat Endy yang kasar dan kejam saat amarah menguasainya. Dirinya saja sempat terluka parah, saat kekalahannya dalam sebuah tender perusahaan. Apalagi Ara yang hanya seorang wanita lemah, membuat Bryan tidak tenang semalaman.

Ucapan Jeremy yang mengatakan jika Ara adalah tunangan Endy, ditambah lagi Kim yang mengatakan jika Ara tinggal di mansion Endy, membuatnya ingin segera menolong Ara. Ia pun bergegas menuju kediaman Endy, dan membawa Ara pergi dari sana.

"kau mau kemana?? Mencari jalang itu-"

"sudah ku bilang, jangan menghinanya. Dia bukan jalang, Kim" ucap Bryan tajam

Tanpa mengindahkan kekesalan dan gerutuan kim, ia kembali menuju ke mobil dan melajukannya kencang ke mansion Endy. Hari libur membuat jalanan sedikit lenggang, dengan cepat ia sudah berada di depan gerbang mansion Endy.

"selamat pagi, pak. Bisa saya bantu??"

Seorang satpam menghampiri Bryan yang masih berada di dalam mobilnya.

"saya ingin bertemu dengan Endy, ada hal penting"

"tunggu sebentar ya pak, saya harus meminta izin tuan lebih dulu"

Satpam tersebut pun kembali ke pos dan tengah menghubungi seseorang, setelah mendapatkan perintah ia pun kembali menghampiri Bryan.

"tunggu sebentar pak, tuan sedang menuju kemari"

Bryan memilih keluar dan menyandarkan tubuhnya di kap mobil. Menunggu kedatangan Endy yang sedang menuju ke gerbang. Tatapan Bryan berubah tajam saat ia melihat Endy yang menghampirinya.

"ada apa-"

Buuukk

Endy yang tidak siap pun tersungkur di depan gerbang rumahnya, mengerang pelan saat sudut bibirnya luka akibat pukilan Bryan. Beberapa orangnya pun segera mendekat, namun gerakan endy membuat semua bawahannya menghentikan langkah mereka.

"dimana Ara?? Berikan Ara padaku, En" ucap Bryan marah

Endy tersenyum tipis dan berusaha bangkit, namun Bryan sudah mencengkramnya dengan kuat.

"dimana Ara??" nada Bryan pun semakin meninggi melihat Endy yang tidak merespon pertanyaannya

"apa hakmu?? Dia boneka ku, aku sudah membelinya. Jadi, hanya aku yang bisa mengatur hidupnya.." ujar Endy ringan

Bryan mendorong tubuh Endy dengan kuat, menyisakan jarak beberapa langkah di depannya.

"oh..satu lagi. Bahkan tubuh Ara pun, hanya aku yang memilikinya. Jadi kau tidak ada hak mengambilnya dari ku"

"brengsek kau, En"

Buukk bukkk

Bryan kembali melancarkan pukulannya sebelum tubuhnya ditahan bawahan Endy yang melerai perkelahian mereka. Endy mengusap sudut bibirnya yang luka, dan menatap tajam ke arah Bryan yang masih dikuasai amarahnya.

"kau kalah, Bryan. Bahkan sebelum kau bertanding.." sinisnya

Bryan memberontak dalam kukungan bawahan Endy, rasanya ia ingin menghajar Endy sampai tidak bisa melihat esok hari.

"jadi jangan berharap untuk mendapatkan Ara, karena sampai kapanpun Ara akan menjadi mainanku"

"aku akan mengganti uangmu, sepuluh kali lipat pun aku sanggupi. Asal kau lepaskan dia" tantang Bryan

Endy tertawa hambar dan berjalan meninggalkan Bryan yang masih berusaha melepaskan diri.

"berhenti, brengsek. Lepaskan Ara sekarang-"

"kalaupun kau menukarnya dengan perusahaanmu sekalipun, aku tidak akan sudi melepas Ara" sela Endy

Menghiraukan Bryan yang masih menyupahinya, ia kembali masuk ke dalam rumah. Ia tidak ingin jika kejadian pagi itu membuat orang tuanya curiga, dan akan sulit memberikan jawaban kepada kedua orang tuanya.
Endy kembali ke dalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya yang terasa remuk. Rasa lelah akibat pergulatannya semalam dengan Ara membuatnya cukup lelah, ditambah pukulan yang Bryan lancarkan cukup meremukan tubuhnya. Bayangan Ara tidak sadarkan diri saat ia menghukumnya, kembali memenuhi benaknya. Tetapi rasa simpati itu menguap begitu saja saat rasa amarahnya kembali memuncak, dengan kasar ia membuang selimut dan bantal yang ada diranjangnya.

Membayangkan Ara yang setiap saat bertemu dengan Bryan kembali menenggelamkan Endy ke jurang kemarahannya. Bahkan tanpa ampun ia menghajar Arven setelah ia puas menghukum Ara, meskipun Arven menjelaskan jika keduanya tidak memiliki hubungan apapun tetap saja ia sangat membenci tingkah Ara yang membangkang.

"sialan kalian berdua, beraninya kalian bermain dibelakangku" umpatnya geram

Tanpa mempedulikan luka diwajahnya Endy bersiap untuk ke kantor, ia ingin menyibukan dirinya dengan pekerjaannya. Agar bayangan wajah kesakitan dan terluka Ara hilang dari benaknya, rasanya ia sudah sangat keterlaluan dengan sikapnya semalam. Sampai memperkosa dan memperlakukan Ara seperti jalang yang ia sewa.

"aaggrrhh.. Berhenti menyalahkan dirimu, En. Dia memang pantas, dia hanya mainanmu. Jadi sudah sewajarnya kau memperlakukannya seperti itu sedari awal" ucapnya mengingatkan status Ara

Setelah memastikan semua penampilannya, ia memerintahkan Nico untuk berangkat ke kantor.

"bagaimana kondisinya??"

Nico yang sedari tadi fokus ke depan, menoleh sejenak kearah spion.

"lukanya sudah ku obati tuan, dan dia sudah kembali ke apartemen untuk menjaga nona" ujar Nico

Endy mengangguk sekilas dan kembali sibuk dengan berkas yang diberikan Nico sebelumnya. Sementara Nico kembali fokus pada kemudinya, mengabaikan tuannya yang sepertinya sedang tidak baik. Semalam ia sangat khawatir dengan keadaan Arven, luka lebam bahkan jika Endy tidak segera menghentikan tindakannya bisa saja salah satu tangan atau kaki Arven akan patah. Nico akui ia cukup kecewa dengan tindakan Arven, meskipun ia tahu apa yang dilakukannya hanya untuk melindungi Ara. Tetapi takbiat tuannya yang tidak segan menghukum bawahannya, tidak bisa diabaikan begitu saja.

Nico sudah cukup lama bekerja dengan Endy, sedikit banyak ia tahu bagaimana watak tuannya itu. Tuannya sangat tidak menyukai penghianatan ataupun kebohongan yang dilakukan bawahannya, dan mereka tidak akan bisa membohongi Endy. Endy memiliki jiwa yang keras dan gelap, jika sudah melakukan kesalahan fatal maka nyawa adalah taruhannya. Dan Nico masih bersyukur melihat Arven diberi kesempatan kedua kali oleh Endy. Meskipun harus menanggung beberapa luka lebam ditubuhnya.



Haii haiii...
Update lagi nih🤭🤭🤭

Jangan lupa tinggalkan vote dan comment ya😁😁

You're Mine (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang