25. Jatuh Sakit

1K 28 0
                                    

"kau-"

"maaf, aku hanya ingin mengantar sarapan. Permisi.."

"tunggu"

Nada dingin yang Endy ucapkan membuat Ara merutuki dirinya yang tidak segera pergi dari ruangan itu. Masih membelakangi Endy dengan wajah yang menunduk, Ara tidak ingin menatap Endy yang pastinya akan memarahinya.

Endy berdiri di depan Ara yang masih menunduk ketakutan karena masuk ke dalam kamarnya. Dipegangnya pundak Ara dan membuat Ara mendongakan kepalanya.

"em..ak..aku minta maaf sudah lancang masuk ke dalam kamarmu. Aku janji tidak akan-"

"bisakah kau menemaniku sarapan?"

Eh?? Ara membulatkan matanya saat mendengar ucapan Endy, masih menatapnya dengan seksama karena ia tidak yakin jika di depannya ini adalah Endy. Pria brengsek yang suka mengatur hidupnya, dan jangan lupa pria kejam yang hanya bisa mengancam lawannya dengan kekuasaan yang ia miliki.

"kenapa? Apa ada yang salah??" tanya Endy mengeryit heran melihat tatapan tidak percaya Ara

"ah..ti..tidak. mak..maksudku aku harus ke kampus. Hari ini ada pelajaran mr. Andrew jadi-"

"temani aku sarapan dan kau bisa pergi"

"tapi-"

"atau kau tidak usah berangkat sekalian" ancam Endy

Ara memberengut sebal saat Endy kembali melontarkan ancamannya, dengan terpaksa ia mengambil nampan yang ia letakan di nakas. Membawanya ke sudut ruangan dimana disana ada sebuah meja dan sofa panjang. Endy melangkahkan kakinya menuju dimana Ara sudah duduk manis disofa, dengan tenang ia melahap semua sarapan yang ia yakini dibuat oleh Ara.

Ara diam saja tanpa ada niat mengatakan sesuatu, ia hanya ingin cepat waktu berlalu dengan cepat dan segera pergi dari kamar itu. Ia sangat tidak nyaman jika harus ditatap Endy seperti saat ini, bahkan pria itu seolah tidak melepaskan tatapannya pada dirinya.

"terimakasih, Ara. Kau sudah merawatku semalam"

Ara hanya memgangguk kaku saat Endy berterimakasih padanya, semoga saja Endy tidak mengingat kejadian dimana ia tertidur di dalam dekapannya. Dan kejadian semalam pun bukan kesalahan Ara sepenuhnya, tenaga Endy cukup besar meskipun pria itu dalam keadaan mabuk.

"aku tidak tahu apa yang terjadi padamu, tapi sebaiknya jangan pernah menyelasaikan masalah dengan alkohol ataupun berkelahi. Karena itu hanya sia-sia, kau hanya mempersulit masalah.." ucap Ara pelan

Endy masih menatap ke arah Ara, tidak ada niat untuk membalas ucapannya. Ia tidak ingin membuat wanita itu ketakutan ataupun melawannya, ia ingin Ara menurut dan menjadi mainan sebagaimana mestinya.

"aku harus bersiap-siap, Arven sudah menungguku"

Ara melangkahkan kakinya meninggalkan kamar Endy, dengan langkah panjangnya dan menghela nafas lega saat ia berhasil keluar dari dalam sana. Ia pun segera berberes dan bersiap pergi ke kampus.

.....

Ara meninggalkan kelasnya saat mendapat kabar dari Nico, yang mengatakan jika Endy sedang demam dan tidak ingin dibawa ke rumah sakit. Dengan langkah tergesa dan diiringi Arven dari belakang, Ara menuju ke mobil yang terparkir.

"Arven, cepat jalan" ujar Ara

Sebelumnya Endy masih dalam kondisi baik, bahkan beberapa jam sebelum ia pergi ke kampus ia masih melihat Endy sedang duduk santai diruang tengah. Namun kabar yang disampaikan Nico membuat Ara seakan kalang kabut, ia pun memutuskan meninggalkan pelajaran Andrew yang sedang berlangsung.

You're Mine (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang