6. Ibu Menjualku??

2.1K 55 1
                                    

"kau masih saja menolakku, sayang??" ucapnya dengan senyum yang mematikan


Ara terkejut bukan main saat mengingat wajah pria itu, pria yang beberapa hari memintanya untuk menemaninya minum. Ia kemnali mendorong tubuh pria yang tidak dikenalinya, ia harus keluar dari ruangan itu.

"kau menolakku, hem??"

Penuh seringaian yang menakutkan, Endy menarik paksa tangan wanita itu keluar dari ruangan. Ia ingin memiliki wanita yang membuatnya begitu tertarik, entah apa yang membuatnya ingin memiliki wanita yang sebenarnya bukan tipenya sama sekali. Tubuh itu terlalu kurus, bahkan tingginya saja hanya sebatas dadanya.

"dimana Vanessa?" tanyanya

Mendengar nama ibunya disebut, membuat Ara semakin takut. Ia tidak ingin melihat kemarahan ibunya, apalagi sampai membuatnya harus dipukuli atau dikurung semalaman.

Seseorang yang dicari Endy pun akhirnya tiba dan menemuinya, wanita yang tidak muda lagi itu tersenyum ramah dengannya. Vanessa tersenyum ramah pada pria didepannya ini, siapa yang tidak mengenal Endy Galen Evander. Pembisnis kaya raya dan si brengsek penghancur wanita. Bahkan sudah beberapa kali Endy memesan wanita penghibur dengannya.

"ada apa tuan Endy, apa yang bisa aku bantu?" tanyanya

Vannesa menatap bingung saat Endy menarik seseorang yang sedaei tadi berada dibelakang tubuh pria itu, dimana Ara tampak begitu ketakutan dibalik punggung pria itu.

"aku ingin membeli wanita ini"

Deg.

Ucapan Endy yang tenang seolah menghentikan saluran pernafasan Ara saat ini, ia seolah tidak bernafas saat kalimat pria itu terdengar olehnya. Ia menatap bingung sekaligus marah pada pria yang dengan seenaknya ingin membelinya.

"maksud tuan??" tanya Vanessa

Ia terkejut dengan ucapan pelanggan setianya itu, bahkan ia tidak menyangka jika Endy tertarik dengan Ara. Bahkan tubuh anak itu tidak begitu menggoda pria manapun, seharusnya Endy bisa menyewa wanita lainnya yang jauh lebih berpengalaman dan menarik perhatiannya.

"aku ingin membelinya, berapapun harganya itu tidak masalah. Dan ini.. Disana ada sejumlah uang. Kalau pun kurang aku akan melunasinya segera.."

Vanessa menerima selembar chek yang disodorkan oleh Endy, tertera nominal yang sangat besar. Bahkan harganya mampu membeli clubnya yang besar ini.

"baik..tuan Endy. Bisa membawanya. Uang ini sudah cukup tuan Endy.." ucap Vanessa yang sudah sadar dari keterkejutannya

Mendengar itu Ara terkejut bukan main, ibunya menjualnya dengan pria brengsek seperti pria disebelahnya. Dengan kasar ia menarik tangannya dari pria itu.

"ibu..maksud ibu apa?? Kenapa ibu menjualku?? Hiks.." isaknya

Vanessa menatap Ara dengan perasaan datar, ia pun menghela nafasnya dengan pelan.

"sudahlah. Mungkin dengan ini kau bisa membayar semua yang aku berikan padamu. Anggap saja selama kau hidup, kau berhutang padaku. Dan sekarang sudah lunas.." ujar Vanessa menunjukkan selembar chek itu

Ara semakin terisak dengan ucapan Vanessa, kenapa Vanessa merawatnya dengan terpaksa padahal ia adalah anaknya.

"ibu, aku ini anak ibu. Kenapa ibu seperti ini, kenapa bu?" ucapnya penuh isak pilu

"cukup Ara, seharusnya kau senang. Bisa hidup dengan tuan Endy. Semoga dia tidak membuangmu suatu saat nanti" ujarnya dan pergi meninggalkan Ara yang masih terisak

"ayo kita pulang. Kau sudah ku beli dan harus menuruti semua keinginanku"

Setelah mengatakannya, Endy menarik paksa Ara keluar dari club. Ara berteriak meminta tolong pada Al, bodyguard yang selalu berdiri menjaga pintu masuk. Namun Al dan yang lainnya tidak bisa berbuat apa-apa, karena Vanessa pasti akan memecat mereka jika ada yang membantu Ara.

Ara menatap sedih saat semua orang tidak bisa menolongnya, ia tidak marah pada mereka karena ia tahu jika ibunya mengancam mereka. Air mata itu masih mengalir bebas diwajahnya, bahkan ketika ia tiba didepan gerbang perumahan mewah.

"keluar.."

Ara menatap marah kearah pria yang membeli dirinya seolah ia barang. Tanpa menghiraukan ucapan pria itu, Ara tetap berdiam diri didalam mobil. Melihat itu Endy yang sedari tadi meredam amarahnya kembali terpancing. Dengan kasar ia menarik tangan Ara dan menggendong tubuh kecil wanita itu diatas bahunya. Mengabaikan rontaan dan makian yang diucapkan Ara.

Beberapa pelayan dan pengawal pun menyingkir, melihat wajah marah tuannya yang cukup membuat mereka bergidik ngeri. Semua orang tahu jika Endy sedang marah, dan melihat mereka salah melakukan sesuati tidak jarang mereka akan mendapat bogem mentah dari tuannya. Tidak pandang bulu, mau dia pelayan wanita atau pun pengawal lainnya.

Bruuukk

Dengan kasar Endy melempar tubuh Ara ke atas ranjang, dengan cepat ia menindih tubuh wanita yang ia beli, entah alasan apa yang membuatnya melakukan ini. Cukup berlebihan jika diingat, pasalnya ia tidak pernah melakukan hal gila dengan menghamburkan uang hanya untuk membeli wanita murahan. Namun endy seolah tertarik dengan apa yang dimiliki wanita ini, ada sesuatu yang membuatnya tertarik dan ingin menjadikan Ara sebagai wanita mainannya.

Ya Endy akan menjadikan Ara mainan barunya.

Ara semakin gemetar ketakutan saat endy menindih tubuhnya, ia tidak bisa bergerak karena kungkungan pria itu. Kedua tangannya dicengkram erat diatas kepalanya, kedua kakinya ditindih tubuh bagian bawah Endy. Satu tangan Endy yang bebas pun membelai wajah ara dengan gerakan sensual.

"kau harus ingat, aku sudah membelimu. Dan aku mau kau menuruti semua keinginanku, kau mengerti??" ucapnya penuh ancaman

"aku tidak akan pernah mau menuruti perintah pria brengsek sepertimu!!" bentak Ara dengan sedikit keberaniannya.

Endy terkejut dengan apa yang dilihatnya, dimana wanita dibawahnya seolah berani menantangnya. Dan hal itu semakin membuat Endy tidak sabar menikmati permainannya.

"aku suka penolakanmu, sayang. Tapi aku juga yang akan membungkamnya dengan kenikmatan yang akan aku berikan"

Setelah mengatakannya Endy melumat bibir mungil Ara, bukan lumatan halus dan lembut melainkan menuntut. Memaksa bibir itu terbuka untuknya, dan menyalurkan kenikmatan tiada tara untuk wanita angkuh dibawahnya ini.
Ara mengatupkan bibirnya dengan kuat, menolak setiap lumatan Endy yang terkesan menuntut. Sampai akhirnya ia mengerang, ketika Endy menggigit bibir bawahnya.

Endy pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dengan kasar ia mengabsen semua bagian bibir ara.

Shit, kenapa semanis ini. Batinnya

Endy menggeram rendah saat sesuatu dibawahnya ingin dipuaskan dengan bibir lembut Ara. Dengan terpaksa ia mengakhiri ciuman itu dan meninggalkan Ara sendirian didalam kamar itu. Entah apa yang membuat Endy menghentikan kenikmatan itu, hanya saja ada sesuatu yang membuatnya tidak bisa melakukan kebiasaan buruknya pada setiap wanita yang ia sewa tiap malamnya. Ia ingin Ara memohon kepadanya untuk dipuaskan olehnya, ia tidak akan memaksa ataupun berbuat kasar padanya.

"aku harus bisa membuatnya memohon untuk dipuaskan olehku, kita lihat saja sampai mana kau bisa menolakku, Ara.." senyum manis terukir diwajah tampannya

Tidak ada yang tahu rencana apa yang akan dilakukan Endy pada Ara, namun semua rencana itu sudah tersusun didalam otak Endy. Yang ia yakini mampu membuat Ara bertekuk lutut dihadapannya dan memohon untuk dipuaskannya.

Didalam kamar yang begitu luas, terdengar isakan pilu seorang gadis yang meringkuk diatas ranjang luas itu. Isakan yang terdengar begitu menyayat hati bagi setiap orang yang mendengarnya, Ara mengusap kembali air mata yang kembali mengalir dengan bebasnya. Ia kembali menangis ketika mengingat ucapan Vanessa ketika Endy membelinya. Ia juga membenci pria yang sudah membuatnya menderita seperti ini, ia tidak akan pernah membiarkan pria itu menyentuhnya.

Hari semakin larut,  Ara pun sudah terlelap karena kelelahan menangis. Pintu kamarnya pun terbuka, menampilkan Endy yang bertelanjang dada dan mendekati Ara. Diusapnya dengan pelan wajah sembab itu, menyelimutinya dan kembali meninggalkan kamar itu.


Penasaran dengan rencana Endy membuat Ara tahkluk dibawah perintahnya? Udah makin seru belum nih🤭🤭
Jangan lupa vote dan comennya ya guys🙏

You're Mine (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang