17. Rencana

1.2K 28 0
                                    

Ara menghela nafas beratnya, mengumpat dalam hati untuk Endy yang membuat peraturan seenaknya. Dengan berat hati ia pun memilih keluar dari mobil, mengabaikan tatapan ingin tahu dan tatapan tidak percaya dari teman atau pun juniornya.

Ara mempercepat langkahnya menuju ke kelasnya, mencari keberadaan Safira dan Bianca. Arven pun berjalan mengikuti langkahnya, tampilannya yang terlihat mencolok membuat beberapa pasang mata menatapnya dengan aneh dan penasaran.

"Ara..."

Ara menghentikan langkahnya di depan ruang perpustakaan, disana kedua sahabatnya tengah berlari menuju tempatnya berdiri. Safira dan Bianca menatap aneh ke arah Arven yang berdiri tidak jauh dari Ara, bahkan ucapan anak-anak lainnya yang mengatakan Ara datang dengan mobil mewah dan bodyguard memang benar.

Bianca menarik tangan Ara sedikit menjauh dari Arven yang masih menatap tindakannya.

"ada apa ini, Ara. Kenapa kau membuat heboh semua orang??" tanya Bianca penasaran

"dan selama dua minggu kau kemana, kita mencarimu di rumah. Tapi bibi Vanessa bilang kau tidak tinggal disana lagi, ada apa ini, Ara??"

Ara menatap kedua sahabatnya dengan jengah, ia baru saja datang di kampus dan sudah diajukan beberapa pertanyaan. Dengan kesal ia menarik kedua sahabatnya masuk ke dalam perpustakaan, meninggalkan Arven yang masih berdiri tidak jauh dari pintu masuk.

"jadi..." tuntut Bianca tidak sabaran

"aku dijual ibuku sendiri-"

"APA??"

Beberapa orang yang ada di dalam perpustakaan menatap ke arah mereka dengan tatapan terganggu, mereka pun meminta maaf dan kembali berbisik.

"jangan berteriak, kalau tidak aku tidak akan bercerita" ancam Ara yang diangguki keduanya

Binaca dan Safira semakin mendekatkan tubuh mereka ke tubuh Ara, seolah Ara sedang memceritakan rahasia yang tidak boleh diketahui orang lain.

"aku tidak tahu alasan ibu menjualku. Pria yang baru dua kali aku temui tiba-tiba membawaku dan menemui ibu. Dia bilang, dia ingin membeliku dan ibu menyetujuinya" ucap Ara sedih mengingat kejadian bebedapa minggu lalu

Hati seorang anak mana yang bisa menerima perlakuan ibunya sendiri, bahkan sampai tega menjual anaknya demi uang. Padahal Vanessa bukan orang yang kekurangan materi, penghasilan tiap malamnya dari club sudah lebih dari cukup. Bahkan biaya kuliah dan makan sehari-hari Ara dapatkan dari ia bekerja diclub sebagai pelayan, dan entah alasan apa yang membuat Vanessa menjualnya.
Safira dan Bianca juga tidak habis pikir dengan tindakan Vanessa, seharusnya ia bangga memiliki anak yang mandiri bahkan tidak pernah sekalipun Ara mengeluh dengan apa yang Vanessa lakukan selama ini. Dan sekarang nasib sahabat mereka menjadi hancur hanya karena uang dan kekuasaan.

"lalu siapa pria itu?? Apa kami mengenalnya??" Tanya bianca penasaran

.....

Seorang pemuda meletakan kacamatanya di dekat laptop dan beberapa berkas di mejanya. Ia kembali menatap sahabat lamanya yang baru saja bertamu, sudah cukup lama tidak bertemu dengan sahabat dekatnya ini.

"jadi dia mahasiswa disini?? Siapa namanya" tanyanya penasaran

"Ara, Arabelle Chalondra. Penerima beasiswa dari ayahmu.." ujarnya

Andrew mengangguk mantap saat mendengar salah satu nama mahasiswinya yng berbakat dan terkenal pintar. Bahkan ia takjub dengan prestasi yang diukirnya setiap perlombaan, dan ayahnya langsung memberikan beasiswa itu kepada Ara.

"Endy, kau tahu. Ara menjadi bintang di universitas ini, dengan kejeniusan yang ia miliki. Dan sekarang kau datang lalu mengatakan jika dia mainanmu? Mainan barumu? Oh..ya tuhan. Dosa apa yang sudah diperbuat Ara sampai berurusan dengan pria brengsek sepertimu" Ucap Andrew dengan muka sedihnya

You're Mine (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang