33. Kau Spesial, Ara

744 22 0
                                    

Deheman keras disebelahnya membuat Ara terkejut dan reflek menatap siapa pria yang sudah berdiri disebelahnya, dengan tangan yang melingkar dipinggangnya. Melihat wajah pria yang membuatnya harus menanggung malu didepan teman sekelas dan Andrew, membuat Ara menatap tajam ke arah Endy yang masih menatap Andrew.

"Aku ada perlu dengan kekasihku, bisakan kau mengizinkannya pulang lebih awal??"

Deg. Kekasih?

Ara menatap Endy yang sedang menatapnya dengan senyum manis, bahkan kedipan mata pria itu seolah menggodanya.

"baiklah, kali ini aku bisa membiarkan mahasiswi ku pulang. Dan... Ara persiapkan dirimu untuk mengerjakan kuis yang Miss. Emely berikan besok. Anggap saja itu hukuman karena meninggalkan pelajaran Miss. Emely.." ujar Andrew sebelum meninggalkan keduanya

Ara menatap tajam kearah Endy yang masih terlihat tenang disebelahnya, semua ulah pria itu dan saat ini ia harus menganggung hukuman dari Andrew.

"bisakah aku menenggelamkanmu" ucap Ara dengan sinis

Endy tersenyum simpul dan mengacak puncak kepala Ara dengan gemas, dan berlari meninggalkan lorong kampus sebelum Ara mengumpatinya. Ara semakin berang saat ia ditinggal Endy yang sudah ingin rasakan ia pukul.

"dasar pria brengsek" makinya

Endy tertawa lepas mendengar umpatan wanitanya, ia pun menyandarkan punggungnya disebelah mobil dan menunggu Ara yang sedang menghampirinya. Wajah kesal Ara membuatnya ingin sekali lagi mengerjainya, ia suka jika Ara terlihat marah-marah dan kesal. Jujur saja Endy merindukan sikap itu dari Ara, meskipun baru kemarin wanitanya bersikap dingin padanya.

"cepat masuk, aku ingin mengajakmu ke sesuatu tempat.."

Ara pun mengikuti ucapan Endy, ia akan memikirkan rencana untuk membalas perbuatannya hari ini. Mobil itu melaju dengan pelan meninggalkan pelataran kampus, menuju ke suatu tempat yang Endy rencanakan. Endy kembali fokus pada ponselnya, memeriksa sebagian pekerjaannya yang sempat ia tinggal. Sesekali melirik Ara yang masih acuh dengannya, sepertinya wanita itu masih kesal dengan ulahnya yang membuatnya harus dihukum.

"harusnya kau senang, bisa keluar dari ruang kelas yang membosankan"

Ara yang sedari tadi diam memandangi jalanan mengalihkan pandangannya.

"mungkin itu kau, bukan aku" hardiknya

Terdengar dengusan kecil dari Endy, membuat Ara kembali mengalihkan tatapannya.

"meskipun kau tidak memgikuti pelajaran, aku yakin kemampuanmu.."

Entah pujian atau hinaan, namun hati Ara sedikit menghangat dengan ucapan Endy. Melihat tidak ada respon dari Ara, membuat Endy menghentikan kegiatannya diponsel miliknya.

"kau spesial Ara.."

Ara memalingkan wajahnya kembali dan menatap Endy yang juga sedang menatapnya. Tatapan lembut dan hangat milik Endy membuatnya seolah tersihir, dan entah disadarinya atau tidak bibir keduanya saling menempel. Melumat dengan penuh kelembutan dan tidak terlihat menggebu seperti biasanya, Ara memejamkan matanya dan ikut membalas permainan Endy dengan penuh nikmat. Tidak pernah ia merasakan ciuman lembut ini, bahkan Endy yang biasanya berbuat kasar kini seolah bersikap hangat padanya.

Saat dirasa pasokan udaranya mulai menipis, Ara menjauhkan dirinya dan menghirup udara sebanyak mungkin. Endy mengatur nafasnya kembali dan menatap Ara yang begitu memerah didepannya, bahkan bibir manis itu masih basah akibat ulahnya. Seolah menjadi candu dan tidak ingin membiarkan bibir manis itu, ia kembali meraup bibir Ara dengan penuh gairah. Kali ini ciuman itu tidak selembut sebelumnya, bahkan Endy sudah mengangat tubuh Ara duduk diatas pangkuannya tanpa melepaskan tautannya.

Mendapat serangan mendadak dari Endy membuat Ara sedikit kuwalahan, ia pun pasrah dibawah kuasa Endy. Diletakannya kedua tangannya dileher Endy, meremas pelan setiap helai rambut pria itu. Menekannya kembali seolah memperdalam ciuman mereka.
Kegiatan keduanya pun seolah tidak terganggu dengan adanya Arven serta sopir pribadi Endy. Keduanya larut dalam kenikmatan yang mereka ciptakan, bahkan sampai keduanya kehabisan nafas barulah mereka melepaskan diri dari kenikmatan itu.

Ara merebahkan kepalanya di dada Endy, meraup semua udara agar oksigen didalam dirinya kembali. Sementara Endy mengceup sekilas puncak kepala Ara dan mengusap pelan rambut wanitanya.

"janhan pernah membiarkan pria lain menyentuh bibirmu. Aku tidak suka berbagi dengan yang lain. Karena kau spesial untuk diriku.."


Uwwwuuuuu....
Spesial pakai telor bebek apa ayam nih🤭🤣🤣

You're Mine (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang