65. Nyonya Evander

629 16 0
                                    

Plaakk

Ara menutup mulutnya saat tangannya begitu reflek menampar mulut Endy.

"Ara.." panggil Endy pelan membuat bulu kuduk Ara berdiri

"aku..aku reflek saja. Karena kau mesum!!" ucap Ara sedikit keras

"kalau bukan karena aku sangat mencintaimu, sudah ku buat kau mendesah dibawahku, baby.." ucap Endy penuh tatapan menggoda

Ara hanya bisa menatap memohon pada Endy agar ia bisa melepaskan dekapannya, ia tidak ingin membuat orang yang melihat mereka berpikir yang tidak-tidak.

"sudahlah, aku mengantuk.."

Akhirnya Endy melepaskan dekapannya dan membuat Ara berbaring disalah sisi ranjang, namun bukannya terlepas dari Endy. Dimana ia menjadi guling bagi Endy, dengan dekapan dipinggangnya membuat Ara tidak bisa berkutik.

"Endy, bisa tidak jangan memelukku.."

"jadi, kau ingin aku berbuat apa, hemm?"

"lupakan.." kesal Ara

Endy tersenyum menang saat Ara kembali kesal mendengar godaannya, ia semakin mempererat dekapannya dan mengarungi alam mimpi. Dan ia yakin jika mimpinya saat ini akan menjadi mimpi yang paling indah dari beberapa minggu lalu.

......

"sepertinya kau sudah lebih baik dari sebelumnya.."

Rollan tersenyum tipis dan melirik ke seseorang yang masih didekap hangat oleh keponakannya.

"besok kau bisa pulang-"

"ayolah paman, bisakan kau memberikan waktu lebih lama buatku. Aku masih merasa kurang sehat.." lirih Endy

Rollan terkekeh pelan mendengar ucapan Endy, persis seperti dirinya dimasa muda.

"jangan membuatnya terlalu lelah hanya untuk mengurusmu. Lusa kau harus pulang dan itu perintah, jika kau masih ingin tetap dirawat olehnya. Maka nikahilah dia.."

"itu pasti aku lakukan, setelah tiga bulan nanti. Setelah dia mendapat gelar sarjananya, sekaligus mendapat gelar nyonya Evander.."

Senyum Rollan mengembang mendengar perkataan Endy, ia yakin jika Ara adalah pendamping yang pantas untuk Endy. Selesai dengan tugasnya, ia memilih kembali ke ruangannya karena tidak ingin mengusik kebahagiaan keponakannya.

Endy membelai wajah Ara dengan pelan, membuat wanitanya menggeliat dan memeluk tubuh Endy dengan erat. Senyum Endy semakin mengembang, dikecupnya dengan lembut pipi Ara.

"tunggulah, tiga bulan lagi kau akan menjadi nyonya Evander. Setelah itu, aku akan menjadikanmu wanita paling bahagia didunia ini.."

Endy pun memilih memejamkan matanya mengarungi alam mimpi bersama dengan Ara. Hari itu adalah hari bahagianya, hari yang tidak pernah terbayangkan selama hidupnya. Dimana ia mampu mengungkapkan perasaannya kepada seorang wanita, namun sejak kehadiran Ara didalam hidupnya semua berubah. Jalan hidup Endy seolah berwarna dan hidup, apalagi mengahadapi sifat pembangkang dan manis yang selalu Ara tampilkan padanya.

......

Entah berapa lama sepasang kekasih itu tertidur, mata mereka seolah enggan untuk bangun dari tidur siang yang cukup nyenyak, namun selang beberapa detik suara perut Ara membuat Endy mengerjap pelan.

"Ara, heii... Bangun. Kau harus mengisi perutmu.."

Ara mengerang pelan dan memeluk tubuh Endy dengan nyaman.

"kau harus makan.." bisiknya

Tidak ada sautan dari Ara membuat endy merenggangkan pelukannya, ia mengusap pipi Ara dengan lembut. Senyum mengembang diwajahnya, bahkan mungkin ini adalah senyum pertamanya yang begitu tulus.
Rasa syukur yang Endy ucapkan tidak dapat mengambarkan betapa kebahagiaannya melebihi apapun, yang ia pikir akan sulit mendapatkan kembali Ara di dalam hidupnya. Namun kesempatan terakhir yang ia punya harus bisa membuat Mario merestui hubungan mereka.

You're Mine (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang