28. Bingung

776 23 1
                                    

"aku mencintaimu, Ara.."

Deg.

Ara mendongakan kepalanya menatap Bryan, melebarkan matanya seolah tidak percaya dengan pengakuan pria didepannya.
Bryan meraih kedua tangan Ara dan menggenggamnya dengan lembut, seolah tidak ingin menyakiti gadis di depannya ini.

"rasa itu aku rasakan sejak pertama melihatmu, senyumanmu, dan perhatianmu saat menolongku. Bahkan aku tersiksa saat tahu kau diusir oleh ibumu.." ucap Bryan lembut

Ara masih menormalkan detak jantungnya yang bertalu-talu.

"selama kau menghilang aku tidak bisa berhenti memikirkanmu, Ara. Kau orang pertama yang membuat aku gila menahan rindu denganmu" tambahnya dengan kekehan pelan

Ara tidak bisa menyuarakan suaranya saat ini, lidahnya seakan mati untuk menanggapi semua pernyataan Bryan.

"aku mohon, jangan meminta hal yang tidak akan pernah aku bisa turuti. Aku tidak bisa jauh darimu, Ara"

.....

Ara melangkahkan kakinya memasuki teras depan kediaman Endy, dengan wajah yang ditekuk dan lesu. Materi yang disampaikan Andrew pun tidak bisa dicernanya dengan mudah. Ia terlalu banyak melamun setelah pernyataan Bryan yang ternyata mencintainya. Ara tidak ingin membuat Bryan berharap banyak dengannya, apalagi dirinya bukan orang yang baik dan pantas untuk pria sebaik Bryan.
Bayangan dirinya yang menjadi mainan dan pemuas nafsu Endy membuatnya tertohok, ia begitu kotor dan tidak pantas membalas perasaan Bryan. Ingin rasanya ia berteriak marah pada Endy yang sudah menariknya ke dalam kehidupan pria brengsek itu, dan mencoba membuka hatinya untuk Bryan. Namun semua sudah takdirnya harus menerima penderitaan itu, sampai menunggu Endy bisa melepaskannya suatu saat nanti.

Endy yang berada diruang tengah menatap kedatangan Ara dengan senang, ia ingin menikmati masakan Ara lagi yang rupanya memiliki rasa yang begitu nikmat. Dan harus Endy akui jika ia menyukai masakan Ara, dan siang itu ia ingin makan siang dari masakan Ara.

"Ara.."

Ara masih berjalan menjauhi dirinya dan menaiki tangga, dan mengabaikan panggilan Endy yang sekian kalinya. Dengan geram Endy menghampiri Ara yang sudah dilantai dua.

Sreeet

Ara mengaduh saat dahinya membentur sesuatu yang keras, dan betapa terkejutnya saat melihat dirinya sedang didekap oleh Endy.

"lepas.."

Ara menjauhkan dirinya dari Endy yang menatapnya dengan tajam. Bukankah seharusnya Ara yang menatap Endy dengan tatapan marah, dengan kejadian beberapa menit lalu, tetapi malah sebaliknya Endy yang terlihat kesal dengannya.

"kena-"

"aku memnggilmu beberapa kali dan kau mengacuhkan panggilanku. Kau mulai berani, Ara" ujar Endy dengan geram

"aku tidak mendengarmu, maaf"

Ara membalikan badannya dan melanjutkan langkahnya menuju ke kamar.

"terus saja berjalan kalau kau mau aku memaksamu untuk memuaskan aku"

Mendengar ancaman Endy membuat Ara menghentikan langkahnya dan menatap Endy dengan kesal.

"selalu saja mengancam.." ketusnya

"kalau bukan dengan itu, kau akan semakin berani dengaku. Jadi sekarang siapkan makan siang, aku mau kau yang memasaknya"

Endy meninggalkan Ara yang masih menatapnya dengan melongo, tidak percaya dengan ucapan Endy barusan yang memintanya untuk memasakan makan siang. Bukannya pria itu melarangnya memasak. Senyum Ara pun terbit, ia kembali ke dalam kamar dan mengganti pakaiannya dan mulai memasak.

Seperti biasa Ara akan meminta izin terlebih dahulu dengan Nial, karena ia tidak ingin Nial marah melihat dapurnya dipakai oleh orang lain. Setelah berkutat hampir setengah jam akhirnya Ara selesai dengan masakannya. Menu sederhana dan cukup simple, ayam goreng saus madu. Aromanya pun memenuhi dapur dengan rasa yang begitu nikmat, bahkan Nial memberikan pujiannya untuk masakannya saat ini.

"Sela, bisakah kau memanggil Endy. Aku mau ke kamar, masih ada tugas kuliah yang belum aku selesaikan" ucapnya memanggil Sela

"baik nona"

Ara kembali ke dalam kamarnya, ia tidak selera makan siang itu. Ia hanya ingin mengistirahatkan tubuh dan pikirannya yang cukup menguras tenaga, berharap dengan tidur sejenak bisa membuat pikirannya jernih dan bisa memberi jawaban tentang pernyataan Bryan. Obrolan mereka pun masih terngiang ditelinganya, dimana Bryan yang keukeh untuk tetap mendekatinya, meskipun Ara sudah melarangnya.


Flashback on
Ara menatap memohon ke arah Bryan, ia tidak ingin pria di depannya ini semakin berharap dengannya.

"aku tidak akan pernah menuruti permintaanmu, Ara. Aku tidak akan menjauhimu, sampai kapanpun?" ucap Bryan keukeh

"Bry, aku mohon ini demi kebaikanmu"

"beri tahu aku, siapa yang mengancammu?? Aku tahu kau menyembunyikan sesuatu, kan??" tuntutnya

Ara menghela nafas beratnya, ia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya. Jika Bryan tahu maka Endy bisa mengancamnya dan Bryan akan menganggap dirinya seperti wanita murahan. Ara tidak mau Bryan menatapnya buruk seperti yang lainnya. Ia ingin Bryan pergi dan melupakan dirinya, seolah mereka tidak pernah bertemu.

"aku mohon, Bry. Aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu dan perasaanmu tadi. Dan aku mohon jangan pernah temui aku lagi"

Ara meninggalkan Bryan yang masih memanggil namanya, mengabaikan Bryan dan kembali menemui Arven yang masih ada di depan kampus. Ia tidak mau membuat Arven kena hukuman dari Endy karena lalai melakukan tugasnya mengawasi dirinya.

Flashback off



Lagi-lagi Ara menghela nafas beratnya, ia tidak ingin Endy mengetahui sosok Bryan. Karena Bryan begitu berharga, layaknya seorang kakak bagi Ara dan hal itu membuatnya ingin melindungi Bryan dari Endy. Ia pun memilih memejamkan matanya, mengarungi alam mimpi dan menjernihkan pikirannya.

Sementara Endy memakan makan siangnya dengan diam, setelah mendengar perkataan Sela tentang Ara membuat nafsu makannya menurun. Setengah porsi sudah dihabiskan oleh Endy, ia pun memilih kembali ke kamarnya. Endy menghentikan langkahnya dan menatap ke arah pintu kamar Ara, dengan langkah pelannya ia mendekati pintu itu dan membukanya dengan pelan. Mendapati sosok Ara yang sedang terbaring di ranjangnya, membuat Endy tidak ingin menganggunya. Ia pun kembali ke dalam kamarnya dan kembali beristirahat meskipun demamnya sudah turun namun tubuhnya masih lemah.

Menggalau ya guyss🤭🤭🤭Hayooo pilih siapa nih...


Ara - Bryan

Ara - Endy

Endy - Kim
😁😁😁😁😁

You're Mine (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang