31. Curiga

675 21 0
                                    

"kau sakit?? Wajahmu pucat"

Ara mendudukan dirinya disebelah Endy, menatap datar ke arah Arven yang sudah duduk dikursi depan bersama sopir pribadi Endy.

"tidak, aku baik-baik saja. Hanya tidak bisa tidur" jelasnya

"tidak bisa tidur?? Kau masih memikirkan ucapan Kim??"

Ara menggeleng pelan, bahkan ia sudah lupa dengan ucapan wanita yang mengejar Endy. Ia tidak bisa tidur karena memikirkan ucapan Endy yang ingin mengantarnya ke kampus, dan sejak semalam ia selalu berdoa agar Bryan tidak menemuinya seperti biasanya.

Tuhan, selamat aku dan lindungi Bryan dari Endy. Mungkin aku egois, tetapi aku hanya ingin Bryan tetap selamat. Karena aku tidak mau kehilangan sosok seorang kakak sepertinya.

Endy melirik Ara yang sedari tadi diam dan melamun, entah apa yang membuat wanita itu menjadi pendiam seperti saat ini. Sejak kemarin wanita itu berubah menjadi pendiam, dan hal itu membuatnya semakin curiga dengan sesuatu yang disembunyikan Ara darinya.

Pagar kampusnya pun sudah terlihat di depan, Ara semakin gelisah saat ini. Ia menatap sekeliling depan pagar dan pandangannya semakin terkejut ketika melihat mobil Bryan sudah terparkir disana, meskipun ia tidak melihat si pemilik bersandar dikap mobil seperti biasanya, Ara yakin jika Bryan ada disana.

Melihat kegelisahan Ara membuat Endy menautkan alisnya, ia seakan menangkap sesuatu yang mencurigakan saat ini.

"kau kenapa?? Kau terlihat gelisah, Ara"

Ara meneguk salivanya dengan susah payah, ia tidak berani menatap Endy yang pastinya menatap tajam ke arahnya. Meminta pertolongan dari Arven pun tidak mungkkn, pria itu bahkan acuh sejak ia masuk ke dalam mobil.

Matilah aku. Batinnya

"apa yang kau sembunyikan, hmm" Bisik Endy tepat ditelinga Ara

Ara menatap horor ke arah Endy, ia tidak tahu harus mengatakan apa saat ini. Otaknya tidak bisa diajak berkompromi menemukan alasan yang tepat saat ini, apalagi Endy semakin mengetatkan rahangnya. Pria itu marah dan Ara tahu itu, tapi ia tidak tahu harus mengatakan apa pada Endy.

"ti-tidak ada-"

"kau yakin, baby?"

Senyum tipis yang Endy tampilkan semakin membuat pria itu mirip iblis tampan yang siap menelannya hidup-hidup.

Tuk tuk tuk

Ketukan dikaca mobil membuat Ara dan Endy mengalihkan pandangannya, diluar mobil tampak Safira dan Bianca melambailan tangannya. Menghela nafas lega Ara segera membuka pintu mobilnya, mengabaikan Endy yang menggeram kesal.

"kenapa lama sekali?? Sebentar lagi pak Andrew masuk" ucap Safira

"kau mau dihukum-"

"siapa yang mau menghukumnya? "

Safira dan Bianca terdiam melihat Endy yang keluar dan mendekati mereka, dan menatap tajam ke arah Safira dan Bianca seperti pertama kali mereka bertemu.

"pagi tuan Endy.." sapa keduanya dengan rasa waswas

Melihat atmosfir tidak enak disekitarnya, Ara memutuskan untuk menyudahinya. Ia tahu jika kedua sahabatnya ini menolongnya dari amarah Endy, dan tentunya keduanya juga tidak ingin melihat dirinya yang akan dilecehkan kembali oleh Endy.

"ayo, lebih baik kita masuk sekarang. Dan kau, pergilah-"

"kau mengusirku??"

Ck. Ara berdecak kesal melihat Endy yang seakan marah, ia hanya meminta Endy kembali masuk dan pergi ke kantornya.

"bukan itu maksudku, bukannya ini hari pertama setelah dua hari kau cuti. Aku cuma takut pekerjaanmu menumpuk jika kau masih ada disini" ucap Ara

Endy tersenyum tipis melihat perhatian kecil yang Ara berikan, ia pun mengecup puncak kepala Ara dan mengusapnya pelan.

"aku pergi, ingat Arven akan selalu mengawasimu. Jadi jangan melakukan sesuatu yang nantinya membuatmu dihukum olehku. Meskipun aku sangat mengharapkan kau melakukan kesalahan itu" ucapnya dengan senyum menggoda

Ara mengangguk dan menghampiri kedua sahabatnya yang masih menatap dengan senyum jahil saat melihat adegan mesranya dengan Endy. Ara melambailan tangannya saat melihat mobil Endy sudah melaju pelan meninggalkan area kampusnya.

"aku suka perhatian kecilmu, Ara.. Oh..Bianca rasanya hatiku berbunga-bunga" ucap Safira dengan senyum lebarnya

"andai pak Andrew mengatakannya padaku, Fir. Aku rela tidak lulus tahun ini asal bisa melihat pak Andrew setiap waktu" tambah Bianca dengan kekehannya

"Bisakah kalian menghentikan itu, sungguh itu menggelikan" ucap Ara dan berjalan meninggalkan kedua sahabatnya tentunya dengan wajah menahan malu

Ia tidak pernah memperlihatkan adegan romantisnya dengan Endy di depan khalayak umum. Dengan pelan ia mengusap puncak kepalanya dimana kecupan Endy masih terasa disana, mengingat hal itu semakin membuatnya senyum-senyum sendiri.

"sepertinya kau sedang bahagia?"




Tenang, belum ketahuan kok😁 tunggu part berikutnya bakalan ada waktu dimana mereka akan bertemu dan tentunya membuat amarah Endy bhuuummm..meledak😁

You're Mine (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang