PROLOG

5.2K 802 56
                                    

Ini adalah sebuah catatan kecil yang aku tulis untuk bisa kalian baca dengan nikmat. Janji ya, kalau sudah membaca cerita ini tolong jangan nangis ya? Aku gak mau buat kalian sedih, kalian cukup baca di dalam hati dengan tulus. Tenang saja, aku tak akan pergi kemana-kemana.  Aku selalu di hati kalian.

Ada banyak sekali hal yang terjadi dalam hidupku.. Aku dikelilingi orang yang mencintai dan menyayangi aku.

Bunda, Ayah, Kak Zell, Ibra dan teman-temanku. Untuk Satzy, Liam, Feby, dan Revaldo. Terimakasih ya sudah mau menjadi temanku, menerima segala kekurangan aku. Menjadikan aku bagian dari hidup kalian.

Tapi maaf, aku tak bisa lama ada di dunia. Aku hanyalah seorang lelaki yang mengidap penyakit Kanker Otak, stadium akhir. Bahkan hidupku hanya bisa dihitung oleh beberapa bulan, atau bahkan hari.

Tapi disini aku mau bercerita bahwa, kehidupan itu luas. Sehat itu mahal, dan takdir benar-benar tak bisa kita duga.

Tapi aku sangat bersyukur dipertemukan dengan kalian Satzy, Liam, Feby, Revaldo.

Tanpa kalian aku mungkin menyerah sedari dulu. Tapi aku sadar, karena waktuku tak banyak lagi. Jadi aku mau menggunakan waktu itu sebaik mungkin.

Maaf karena telah berbohong bahwa aku ini baik-baik saja. Maaf juga telah berbohong bahwa aku ini tak punya penyakit apa-apa. Maaf juga telah berbohong kalau aku pasti sembuh, nyatanya kanker ini setiap hari menggerogoti tubuhku dengan amat keras.

Aku tidak tahu kenapa Tuhan memberiku sakit ini. Tapi aku bersyukur karena aku telah berusaha dengan gigih untuk menyembuhkan penyakit ini, walaupun hanya kemungkinan 0,1%. Terlebih aku tambah rasa syukurku karena dikelilingi oleh orang baik.

Setiap hari harus selalu meminum obat yang jumlahnya lebih dari 4, bahkan makin hari tubuhku seperti disambar petir jika kanker itu sedang menggerogoti otakku. Bahkan kemoterapi yang aku jalani pun sekarang sudah tak terasa lagi. Karena penyakit ini makin menjadi-menjadi.

Sebenarnya aku kuat. Aku yakin aku akan bertahan sampai akhir. Aku akan sembuh dengan kemungkinan kecil itu. Tapi aku selalu tidak tega ketika bunda menangisi penyakit yang membuat aku begini. Aku tak mau bunda menangis, Tuhan.

Jika memang aku bisa sembuh, tolong kuatkan aku. Tapi jika memang aku harus kembali padamu, tolong kuatkan bunda, ayah, kak Zell, Ibra dan teman-temanku. Aku tak mau mereka bersedih, sumpah demi apapun aku sangat mencintai mereka.

Tapi jika catatan ini kalian baca sampai akhir, aku harap tak ada lagi duka di hati kalian. Aku harap tangis itu segera kalian tepis. Karena sejatinya aku tak akan pergi kemana-mana. Aku hanya kembali pada yang menciptakanku.

-Keenan Trivaro Abraham

Buku ini ditulis tanggal 21 Juli, 2021.

Dan ditemukan oleh teman-temannya, setelah kepergian Keenan untuk selamanya.

KEENAN & MONOKROMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang