BAB 12 - BELIEVE IN GOD

410 65 1
                                    

Benar saja media cepat menyebarkan berita tentang kejuaraan tersebut. Dari mulai Televisi, koran, bahkan majalah di isi penuh oleh foto-foto para pemenang Olimpiade minggu kemarin.

Keenan menjadi sorotan banyak orang terutama kaum pelajar. Selain karena prestasinya ia juga mendadak di gandrungi kaum hawa karena ketampanannya.

Banyak sekali yang meminta foto padanya saat ia mengambil medali emas di atas panggung tersebut.

Tentu saja Keenan menolak ketika ada orang yang mengajaknya berfoto kecuali karena kepentingan untuk di publikasikan di beberapa media juga surat kabar.

Satzy, Feby, Liam, Revaldo memeluk Keenan dengan bangga. Mereka sangat bangga karena sahabatnya sudah mendapatkan apa yang selama ini di perjuangkan. Keenan sangat ingin pergi ke German untuk melanjutkan Event ini sampai tingkat Internasional.

"Congratulations, Bro!!! Good Job!!" Kata Revaldo dan Liam sembari tos ala-ala The Five star.

"Hahaha thanks ya bro!!"

"Nan selamat ya, lo keren banget gilaa!!" Ucapan itu datang dari Feby sembari memeluk Keenan.

"Makasih banyak ya Feb!" Keenan membalas pelukan Feby

Yang terakhir tentu saja dari Satzy. "Selamat ya Nan. Kata gue juga apa! Lo pasti menang. Kurang-kurangin deh ya Overthinking nya"

"Iya bawel banget lu!" Keenan mengacak-ngacak Rambut Satzy dengan gemas.

"Lo bisa gak sih sehari tanpa ngacak-ngacak rambut gue!" Katanya sembari merapikan rambut yang sudah ia rapikan selama satu jam, dengan gampang nya Keenan mengacak-ngacak rambut miliknya.

"Sensi amat lu! Lagi PMS ya?"

"TAU AH SERAH LO!!"

"Udah-udah ribut mulu lo bedua kaya kucing sama anjing sebelah aja." Ucap Revaldo yang berusaha melerai kedua sahabatnya itu.

"Oh ya lu mau balik bareng kita gak Nan?" Tanya Revaldo

"Duluan aja Bro. Gue masih ada urusan buat wawancara lagi"

"Okey deh Take care ya! "

Mereka melambaikan tangan pada Keenan.

Setelah berjam-jam di wawancarai oleh beberapa media. Keenan merasakan badannya yang begitu lelah dan pegal. Ia memutuskan untuk segera pulang ke rumahnya.

Pukul 21.00 WIB

Angin malam di Kota Jakarta itu mulai menyentuh kulit Keenan hingga ia merasakan hawa dingin. Pikirannya begitu tidak fokus, tidak tahu kenapa hatinya mendadak gelisah malam ini tidak seperti biasanya.

Mobil hitam bermerk Pajero Sport sudah ada di parkiran, mobil tersebut milik Keenan pribadi yang ia beli dengan mengumpulkan uang dari hasil Lomba-lomba nya, ia juga menjadi guru les Private, dan lainnya. Tentu saja Keenan selalu membeli kebutuhannya sendiri dengan tidak melibatkan uang dari orang tuanya.

Baru saja Keenan memasangkan Seat Belt ponselnya memunculkan bubble notifikasi dari seseorang dengan nomor yang tak ia kenal.

From : +083156790XXX

Gue tunggu lo berbaring di ranjang rumah sakit.

Setelah membaca pesan dari nomor yang tak ia kenal, apalagi dengan isi chatnya yang mengatakan bahwa ia akan menunggu Keenan berbaring di ranjang rumah sakit membuat kepala Keenan mendadak riuh dengan segala pertanyaannya. Dadanya sesak, jantungnya menadadak berpacu lebih cepat dari biasanya. Badannya bergetar hebat seketika, antara takut akan terjadi sesuatu mengenai dirinya juga khawatir ini ada kaitannya dengan orang-orang terdekatnya.

KEENAN & MONOKROMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang