"Oh, jadi gitu ceritanya ..." tukas Satzy.
Feby, Revaldo, dan Liam menceritakan semuanya pada Satzy tentang Keenan yang difitnah oleh Galih juga Gladis. Keenan tentu saja dijebak oleh keduanya. Karena yang sahabatnya kenal, Keenan anak baik-baik yang sangat menjaga wibawanya, tak mungkin ia berbuat se-ceroboh itu.
Kini Satzy mengerti, ternyata banyak sekali kejadian yang tak terduga selama ia ada di rumah sakit. Ia juga sebenarnya masih enggan untuk melihat wajah Gladis yang telah membuat dirinya masuk rumah sakit, apalagi Sekar yang menusuknya dari belakang.
Berdasarkan pengalaman yang Satzy rasakan, juga Keenan alami. Alangkah baiknya kita perlu waspada pada seseorang yang belum kita kenal dengan dekat. Kita harus lebih selektif juga dalam memilah dan memilih seorang teman. Dan kita juga tak boleh terlalu percaya pada seseorang, karena boleh jadi seseorang itu justru mengkhianati kita.
Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.
Berani menolak ajakkan seseorang jika dirasa kita tidak sangggup melakukan itu.
Jangan sampai kita mengatakan "iya" dan akhirnya diri kita sendiri yang rugi.
Satzy meneguk kembali minuman teh manis yang ada di genggamannya.
"Akhir-akhir ini kesehatan Keenan mulai terganggu ya?" tanya Satzy hingga mereka bertiga terdiam membatu.
Sial, kenapa Satzy harus bahas Keenan lagi? Gue gak tau harus bohong apalagi.
Revaldo terus bergumam dalam hatinya. Gadis itu kalau sudah ingin tahu, harus di kasih tau! Gadis keras kepala seperti Satzy ini tak mudah untuk dibohongi. Revaldo melirik ke arah Feby, ia memberi kode seolah menanyakan, "Gue harus jawab apa?"
Feby menyadari hal itu ia pun langsung mengambil alih obrolannya. "Keenan kemarin-kemarin tenaganya di push terus buat persiapan olimpiade, makanya dia dikit-dikit sakit." jelasnya.
"Tapi, apa lo semua gak curiga kalau keseringan sakit pasti ada sesuatu?" tanya Satzy. Ia menghela nafas melanjutkan obrolannya. "Maksud gue, kalau kita sering ngeluh sakit, pasti dokter juga bakal ngasih tau kan sebenernya kita tuh sakit apa?"
Aduh, mati gue! Harus jawab apa lagi? Batin Feby, ia bingung harus menjawab apa. Akhirnya ia memilih untuk melemparkan obrolan itu pada Liam. Feby memberi kode pada Liam dengan mengetuk-ngetuk jari ke meja sambil menatap wajah Liam.
Liam menyadari hal itu. Mau tak mau ia harus menjawabnya, "Keenan cuma kelelahan kok. Lo kan tau Keenan demen banget belajar. Tiada hari tanpa belajar, apa otaknya kagak ngebul?" jelas Liam basa-basi.
"Tapi, kan ..." Satzy mendengus, ia membenarkan posisi duduknya.
Jantung Revaldo, Feby, dan Liam sedang terancam. Mereka bertiga betul-betul seperti sedang di ujung tanduk agar tak jatuh ke jurang. Mereka dalam hati bergeming, "Please jangan ngomong apa-apa lagi soal Keenan."
Seketika bulu kuduk mereka bertiga berdiri. Tangan dan kakinya bergetar, jantungnya sangat berdegup tak karuan, keringat pun bercucuran tiada henti, berharap Satzy tak membahasnya lagi.
Satzy menyadari gerak-gerik sahabatnya yang aneh menurutnya. "Lo bertiga kenapa sih? Kok aneh banget deh,"
Revaldo menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal. "Ah, itu aa-anuu." jawabnya dengan gagap.
"Anu apaan?" tanya Satzy.
"Gg-gue kebelet pipis," ucapnya spontan. Ia pun langsung bangkit dari tempat dudukny, lalu buru-buru meninggalkan kursi yang ia duduki barusan.
Sialan si Revaldo malah kabur. Batin Feby dan Liam. Sialnya, tinggal mereka berdua saja duduk di hadapan Satzy dengan tatapan tajamnya. Mereka berdua saling menatap satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEENAN & MONOKROM
FanfictionCatatan tentang perjalanan Keenan bersama dengan ke-empat sahabatnya. The five star, forever life! Keenan, Satzy, Liam, Feby, Revaldo. colaboration podcast suaraibra & syzygyhan as a writer. cp Oktober 2021 RANK ☑ #1ceritabagus in 14 oct 2021 #1ceri...