Setelah pengerjaan Olimpiade selesai tubuhnya tiba-tiba merasakan getaran hebat dan kepalanya yang sangat terasa pusing. Kedua bola matanya pun tak bisa menatap sekitar dengan jelas. Keenan mencoba untuk bangkit dari tempat duduknya dan berdiri meninggalkan bangku tersebut sembari memegang kepalanya yang terasa sakit, dan di detik itu juga Keenan jatuh pingsan.
Satzy yang sedari tadi memperhatikan Keenan ia pun langsung menjerit,
"KEENAN....."
Dengan langkah cepat Satzy masuk ke ruangan olimpiade tersebut dan menghampiri Keenan.
"Keenan!!!" teriak Liam, Feby, dan Revaldo
Liam, Feby, dan Revaldo pun dengan sigap menghampiri dan membantu Keenan untuk membawanya ke rumah sakit.
Perasaan Satzy sudah tak karuan, bahkan jauh sebelum olimpiade dimulai. Ia benar-benar panik apalagi melihat Keenan jatuh pingsan. Ia benar-benar takut sesuatu yang tak ia inginkan terjadi pada sahabat dekatnya itu.
Satzy langsung membereskan barang-barang Keenan, lalu ia menyusul yang lainnya ke mobil milik Revaldo.
Satzy tak bisa lagi membendung air matanya, ia benar-benar sangat khawatir pada Keenan. Air matanya pun secara tak sadar jatuh ke pipi Keenan.
Ia memegangi tangan Keenan yang terasa dingin, sembari memberi kekuatan dalam jiawanya bahwa Keenan akan baik-baik saja.
Tak lama kemudian,
Satzy, Liam, Feby, dan Revaldo sekarang tengah berada di Rumah Sakit Internasional Jakarta. Mereka sedang menunggu Keenan untuk siuman kembali. Tentu saja mereka sangat khawatir pada kondisinya, pertama kali Keenan mengalami ini sehabis dia bergelut dengan soal-soal Olimpiade.
Apa sebenarnya yang membuat Keenan begini? Pertanyaan itulah yang ada di benak mereka.
"Keenan kok bisa gak se-Vit ini ya?" Revaldo terus mondar-mandir di depan ruang Instalansi Gawat Darurat (IGD) tempat Keenan berbaring sekarang.
Ia tak habis pikir dengan sahabatnya yang super ambis itu, hingga ia tak memperdulikan kesehatannya.
"Dia gabisa jaga diri apa? ko bisa dia ambisi banget tapi gak mentingin kesehatannya!"
Satzy, Liam, dan Feby yang sama-sama khawatirnya dengan Keenan mereka pun memilih diam tak menjawab Revaldo. Ya karena begitulah Keenan kalau sedang mengejar sesuatu, jiwa ambisnya tak pernah padam.
Se-ambisi apapun, tapi bukan berarti kesehatan di nomor duakan, kan?
Satzy menghela nafas gusar, ia menghampiri Revaldo yang berada di depan pintu Instalansi Gawar Darurat (IGD)
"Val, gimana ya buat ngomong ke Bunda kalo Keenan sekarang di Rumah Sakit?"
"Gue gak mau bikin dia sedih" Lanjutnya.
Mata Satzy seketika membulat ketika melihat kehadiran seseorang yang tengah berjalan di koridor rumah sakit. Ia sangat mengenali tampang seseorang itu, Ibra. Bagaimana dia bisa tau kalau Keenan di rumah sakit?"
"IBRA!!!" Teriak Liam, Feby yang sama-sama terkejut.
Revaldo menghampiri Ibra dan mencegahnya, "Lo ngapain disini?"
"Harusnya gue yang tanya lo semua ngapain disini?" Tanya Ibra dengan suara yang keras.
"Wehh santai dulu aja bro!" Liam mencoba menenangkan suasana.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEENAN & MONOKROM
Fiksi PenggemarCatatan tentang perjalanan Keenan bersama dengan ke-empat sahabatnya. The five star, forever life! Keenan, Satzy, Liam, Feby, Revaldo. colaboration podcast suaraibra & syzygyhan as a writer. cp Oktober 2021 RANK ☑ #1ceritabagus in 14 oct 2021 #1ceri...