BAB 17 - BALAS DENDAM

312 47 2
                                    

flashback on

Melihat penampilan Keenan di panggung pada malam hari ini membuat Satzy makin kagum pada sosok sahabatnya itu. Ia tak habis pikir pada Keenan, mengapa bisa ia bersikap manis pada Satzy?

Setelah Revaldo izin pada Satzy untuk kembali ke depan panggung, Satzy pun masih duduk di pinggir panggung tersebut karena ia lebih nyaman berada di situ ketimbang harus berdesak-desakkan dengan anak-anak lainnya.

"Eh Satzy" Panggilan dari Sekar pun mengalihkan pandangan Satzy yang sedang menatap ke arah Keenan dari panggung atas.

"Sekar!!"

"Satzy kok lo sendirian disini? Lo gak ikut gabung sama Feby, Liam, Revaldo?"

"Enggak, gue lagi pengen disini Kar, soalnya ramai banget gue jadi sesek" Ucap Satzy, padahal ia juga memang lagi gak enak hati sama Keenan tentang kejadian sejam lalu bersama dengan Gladis.

Sekar teman baik Satzy selama di ekstrakulikuler silat, mereka sering latihan bersama, bahkan Sekar ini bisa di bilang satu-satunya teman Satzy di ekstrakulikuler tersebut. Ya, karena Satzy tidak begitu dekat dengan yang lain meskipun ia merupakan ketua eskul tersebut.

"Keren juga ya Keenan" Perkataan Sekar barusan membuat Satzy sedikit kaget.

"Kk-keren? Ah iya dia emang keren banget anaknya!" Balas Satzy yang gelagapan

Sekar membenarkan posisi duduknya jadi menghadap ke arah Satzy sembari memegang kedua tangan Satzy, "Zy lo beruntung banget bisa jadi temen Keenan. Siapa coba yang gak mau temenan sama orang se-hebat dia?"

Satzy mengangguk, "Ya, gue salah satu orang yang beruntung"

"Lo tau gak tipe cewek Keenan kaya gimana?"

Kalimat pertanyaan yang barusan Sekar lontarkan membuat Satzy diam mematung seketika. Jelas ia juga tidak tahu Keenan menyukai tipikal cewek yang seperti apa? Karena sejauh ini Keenan tak pernah bercerita soal cewek, apalagi bercerita tentang ia yang sedang menyukai seseorang, belum pernah sama sekali.

"Gue kurang tau, Kar. Keenan gak pernah cerita ke gue soal itu"

"Ah yang bener, Zy?"

"Serius?!"

"Serius deh."

"Kalau orang yang lagi dia suka akhir-akhir ini, lo tau ga?"

"Gue gak tau juga. Keenan itu tertutup kalau soal pribadinya, Kar"

"Eh tapi Zy, menurut gue Keenan cocok deh sama Gladis. Sama-sama pinter, ganteng cantik juga, bener-bener best couple banget deh!"

Satzy bingung harus menanggapinya seperti apa. Tapi yang dikatakan Sekar benar kok, kalau mereka cocok kelihatannya. Namun mengapa perasaan Satzy merasakan sesuatu yang tidak enak ya?

"Zy gue pengen ke toilet, lo bisa anterin gue ke toilet gak?"

"Ah ayo, gue juga mau cuci muka sebentar"

Tanpa rasa curiga sedikit pun Satzy berjalan bersama dengan Sekar.

Tapi lama kelamaan, dalam keheningan malam ini-Satzy merasa ada yang janggal akan gerak-gerik Sekar akhir-akhir ini.

Biasanya ia tak merasa canggung, namun mengapa kali ini pikiran Satzy sulit untuk diajak berpikir positif, alias ia berpikir negatif mengenai Sekar.

Tapi, perasaan itu tak berlangung lama. Ia segera tepis pikiran negatif itu, bagaimana pun Sekar teman baik Satzy selama ini.

Sembari menunggu Sekar yang sedang berada di toilet, Satzy pun mencuci mukanya di wastafel karena ia habis menangis sehingga make up yang ia pakai pun luntur, akhirnya ia memilih untuk mencuci mukanya dan memakai make up ulang.

KEENAN & MONOKROMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang