Johnny tersenyum melihat Yunji yang sedang menggendong Haerin dan menyusui nya sambil menimang bayi kecil itu. Johnny mendekati mereka, lalu memeluk Yunji dari belakang dan mencium pipi Yunji gemas.
Yunji tersenyum melihat Johnny lalu balas mencium pipi Johnny "kamu ga pergi kuliah?"
Johnny menggeleng dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Yunji "Males ahh. Mau sama kalian aja"
"Ga boleh gitu donk Pa. Sana kuliah yang bener biar cepet lulus" Ucap Yunji sambil mengacak rambut Johnny gemas.
Johnny melihat ke arah Yunji lalu mencium pipinya gemas. "Iya Mama"
Setelah mengatakan itu. Mereka saling menatap dan tertawa karena geli dengan panggilan masing-masing.
.
Pulang dari kuliah dan kerja paruh waktu nya. Johnny segera mandi dan berganti pakaian, lalu tengkurap diatas kasur dan menenggelamkan wajah nya di antara paha Yunji.
Yunji yang sedang memompa Asi nya hanya diam dan memainkan rambut lebat Johnny. Ini sudah hampir jam 11 malam, pasti Johnny lelah sekali.
"Kamu udah makan?. Mau aku masakin ga?" tanya Yunji.
Johnny menggeleng lalu mengecup kewanitaan Yunji dibalik daster tidurnya.
Yunji sedikit terkejut dan hampir saja berteriak. "Jooooo".
Johnny beralih menjadi duduk dan tertawa melihat Yunji "udah donk mompa nya. Aku ngantuk pengen dikelonin kamu"
"Sabar Jo. Dada aku sakit kalau ga dikeluarin"
Johnny menghela nafasnya lalu beranjak dari ranjang dan berjalan ke arah box baby Haerin. Johnny tersenyum melihat Haerin yang sedang tidur nyenyak. Diciumnya pelan pipi kemerahan itu, lalu menyelimuti Haerin.
Yunji pun menyelesaikan kegiatannya memompa ASI lalu meletakannya di lemari es mini yang ada di kamar Johnny. Dan kembali ke ranjang merebahkan dirinya. "Bayi besaaaar. Ayo sini tidur, jangan gangguin kelinci gembul ku"
Johnny yang mendengar itu langsung berbalik badan dan tersenyum melihat Yunji.
"Ngapain sih senyum-senyum kaya gitu. Bikin takut" ucap Yunji sambil memperhatikan Johnny yang sedang berjalan ke arahnya.
Saat Johnny akan memeluk Yunji. Haerin tiba-tiba merengek dan menangis dengan kencang.
Yunji yang mendengar Haerin menangis langsung berdiri dan segera menghampiri Haerin lalu menggendongnya perlahan. "Cup cup sayang. Mama disini"
Meskipun sudah digendong sang Mama. Haerin masih terus menangis dan bergerak tidak nyaman.
Yunji pun segera berjalan keluar kamar.
"Mau kemana?" tanya Johnny.
"Aku bawa Haerin ya. Kamu udah cukup kan beberapa bulan ini sama Haerin, kasihan Haerin kalau makin lama disini Jo. Anak kita sakit dia ga bisa hidup normal kayak anak-anak yang lain" setelah mengatakan itu Yunji keluar dari kamar Johnny dan Johnny sama sekali tidak mendengar tangisan Haerin lagi.
~~~~~
Johnny tiba-tiba terbangun dan terdiam mengingat mimpinya tadi. Dilihatnya Haerin yang tengah terlelap disampingnya lalu membetulkan selimut Haerin.
Johnny keluar dari kamar menuju dapur dan membuka lemari es untuk minum dan mendinginkan pikirannya. Apa ia terlalu merasa bersalah pada Yunii, atau mungkin saja ia begitu merindukan Yunji.
Johnny duduk di kursi meja makan lalu mengusap wajahnya kasar.
Oweeekkk oweeekkk
Sedang asyik melamun. Johnny tersadar dari lamunannya dan segera berlari ke arah kamar.
Digendongnya Haerin dan menimang bayi cantik itu. "Ssttt cup cup sayang, Papa disini kok papa disini"
Tangisan Haerin berangsur mereda dan kembali terlelap.
Johnny tersenyum melihat Haerin. Lalu menidurkan Haerin kembali di baby boxnya "Bobok sini ya"
Johnny pun kembali merebahkan dirinya diatas ranjang dan melanjutkan tidurnya.
.
Keesokan harinya. Johnny sudah rapi dan akan segera berangkat ke kampus nya. Hari ini Johnny harus pergi ke luar kota untuk mengikuti pelatihan dari kampusnya.
"Ma. Apa aku ga usah ikut aja ya. Perasaan aku ga enak kalau harus ninggalin Haerin ma" ucap Johnny sambil berdiri melihat Haerin yang diletakan Mama Suh di kasur lipat yang ada dibawah. Ia masih sedikit trauma kalau harus meinggalkan Haerin.
"Udah gapapa. Mama bakal jagain Haerin. Kamu fokus aja sama pelatihan kamu.
Johnny menghela nafas nya berat lalu mengangguk. Digendongnya Haerin lalu menciumi pipi nya berkali-kali "Papa pergi sebentar ya, kamu jangan nakal jangan susahin nenek sama kakek ya. Jadi anak pinter yaa"
Haerin mengedipkan matanya dan melihat Johnny. Lalu bergumam seolah menjawab sang Papa.
"Aku ga nakal Papa. Papa tuh yang jangan nakal disana" Mama Suh mendekati anak dan cucunya lalu mengambil alih Haerin yang tengah digendong Johnny.
"sana berangkat. Jangan ngebut kamu" ucap Mama Suh.
"Iya iya. Ya ampun anak sendiri diusir" Johnny mencium lagi pipi Haerin sampai anak itu menangis karena Johnny menciumnya terlalu keras. Kemudian segera berlari dan kabur.
Mama Suh hanya menggeleng melihat kelakuan anaknya itu. Lalu membawa Haerin untuk masuk ke dalam kamar
Malam hari nya entah kenapa Haerin rewel sekali dan terus bergerak tidak nyaman. Mama Suh mencoba memberikan susu kepada Haerin tapi bayi itu menolak, mencoba menggendong Haerin anak itu malah terus bergerak tidak nyaman. Diperiksanya suhu tubuh Haerin yang ternyata panas sekali.
Mama Suh mencoba tenang dan mengatakan pada Papa Suh untuk mengantar mereka ke rumah sakit.
Mama Suh membawa perlengkapan Haerin. Lalu memakaikannya jaket "Haerin. Kangen Papa ya? Jangan buat Nenek takut sayang"
Akhirnya Mama dan Papa Suh membawa Haerin ke Rumah sakit. Mama Suh terus memeluk Haerin dan berdoa supaya tidak terjadi apa-apa dengan cucunya ini.
Papa Suh sesekali melirik kearah Mama Suh yang menahan tangis dan memeluk Haerin.
"Sabar ya. Sebentar lagi kita sampai Ok" Mama Suh terus mengusap punggung Haerin dan mencoba menenangkannya.
Sesampainya di rumah sakit. Mama Suh langsung menuju bagian Anak dan mendaftarkan nama Haerin disana.
T. B. C
KAMU SEDANG MEMBACA
BOYRIEND || BEFORE HUSBAND
FanfictionCerita Johnny sebelum memulai kisah bahagianya bersama Ten dan keluarga kecil mereka. Ini cerita GS!