Malam harinya setelah mengantar Ten dan orang tuanya di bandara Johnny pun segera pergi ke kos Yunji untuk memastikan apa yang dilihatnya tadi pagi.
Sesampainya Johnny di tempat kos Yunji Ia pun langsung membuka pintu kamar kos Yunji perlahan dan terkejut melihat Yunji dan bayi kecil yang sedang tertidur dikasur lipat bawah. Ternyata benar apa yang dilihatnya tadi, bayi mereka sudah lahir dan Johnny dengan bodohnya tidak tau bahwa Yunji melahirkan dan membiarkannya melewati semua itu sendiri sedangkan dirinya malah menemani perempuan lain.
Karena sedang memasuki musim dingin, Yunji pun melipat kasur tipis itu menjadi lebih tinggi untuk Haerin tidur karena tidak ada pemanas di kamar kos ini dan supaya Haerin bisa tetap hangat, sedangkan Yunji tidur meringkuk dibawah kaki Haerin.
Johnny melepas jaketnya lalu mendekati Yunji dan bayi mereka. Diselimutinya tubuh kurus Yunji menggunakan jaket miliknya.
Yunji membuka matanya pelan dan sedikit terkejut melihat Johnny didepannya.
Johnny tersenyum melihat Yunji sedangkan Yunji bangun perlahan-lahan dan duduk, dilihatnya Haerin yang masih tertidur nyenyak dan merapikan selimut Haerin.
Yunji hanya diam dan menunduk tidak tau harus mengatakan apa.
"Maaf" ucap Johnny pelan.
"Iyaa"
" Kenapa ga ngabarin kalau kamu udah lahiran? Besok kita tinggal di rumah aku yaa, kasihan Haerin" Johnny tersenyum melihat Haerin yang sedang terlelap.
Yunji hanya diam dan melipat jaket yang tadi di berikan Johnny.
"Kenapa?" tanya Johnny bingung karena Yunji hanya diam.
Yunji melihat Johnny "Kamu mau tidur disini?"
"Kalau boleh"
"Tapi tempatnya sempit, nanti kamu ga nyaman" tolak Yunji secara halus.
"Kalau gitu kita ke rumah aku aja. Kamu siap-siap dulu aku tungguin"
Yunji menggeleng pelan "Ga perlu. Aku sama Haerin disini aja, takut nanti pacar atau temen kamu dateng nanti kamu usir kita"
Johnny terdiam mendengar ucapan Yunji.
"Kamu selalu boleh kok dateng kesini dan nengokin Haerin kalau kamu mau. Kamu ga perlu ngerasa kasihan sama kita" ucap Yunji sambil terus menunduk.
"Njjiii" panggil Johnny pelan.
"Aku minta maaf kalau selama ini jadi beban kamu sama keluarga kamu. Aku sama Haerin bener-bener minta maaf, Kamu jadi ga bisa bebas jalan-jalan sama pacar kamu"
Johnny mengatur nafasnya dan membiarkan Yunji mengeluarkan isi hatinya.
"Kita udahan aja ya Jo. Kamu udah ga perlu lagi sering dateng kesini nengokin kita, maaf selama ini jadi penghalang kamu buat lanjutin hidup kamu. Aku minta maaf Jo maaf"
Johnny mendekati Yunji lalu menggenggam tangannya dengan erat.
Yunji terus menunduk dan mencoba menahan air mata nya.
Johnny lebih mendekat kepada Yunji lalu memeluk tubuh kurus itu "Maaf Nji aku minta maaf"
Yunji tak membalas pelukan Johnny "emang kapan aku ga maafin kamu Jo. Sekasar apapun kamu sama aku, aku selalu maafin kamu. Aku cuma ga mau sifat kamu yang tempramen nanti berimbas sama perkembangan Haerin nantinya, aku masih bisa kok rawat dan urus Haerin sendiri meskipun ga sebaik ibu-ibu diluar sana. Kasihan dia belum tau apa-apa dan belum ngerti keadaan ini. Waktu diperut aku aja kamu tega tendang bahkan injek dia. Trus gimana sekarang kalau dia udah ada disini dan kamu bakal lebih gampang buat sakitin dia Jo. Cukup aku aja yang lelah batin sama fisik anak aku jangan"
Johnny semakin mempererat pelukannya dan menangis mendengar Yunji.
"Mungkin aku sama Haerin cuma jadi pelajaran di kehidupan kamu supaya kamu bisa lebih baik lagi jalanin hidup" Yunji mengusap bahu lebar Johnny yang bergetar.
Oweekk oweekk
Perhatian keduanya teralihkan ke suara tangisan Haerin. Haerin merengek dengan wajah yang memerah dan bergerak dengan gelisah.
Yunji melepaskan pelukan Johnny lalu segera menggendong Haerin dan memberinya ASI.
Yunji tersenyum melihat Haerin yang meminum ASInya dengan kuat "Haus yaa. Pelan-pelan aja sayang minumnya"
Johnny tersenyum haru melihat pemandangan didepannya. Mereka seharusnya sudah menjadi tanggung jawab Johnny secara penuh. Tapi dengan brengseknya ia malah asyik bermain dan bersenang-senang diluar sana tanpa mengetahui bagaimana perjuangan Yunji. Didekatinya Yunji dan Haerin lalu duduk di hadapan Yunji. "Njii. Tolong kasih aku kesempatan satu kali lagi kalau boleh"
Yunji melihat Johnny bingung "maksudnya?"
"Kasih aku satu kesempatan lagi buat perbaiki semuanya. Semua sikap aku" ucap Johnny memohon.
Yunji mengehela nafasnya lalu menatap Haerin dan bergantian menatap Johnny.
Johnny melihat ke arah Haerin dan tersenyum sambil mengusap lembut pipi bayi itu. Lalu beralih menatap Yunji yang jiga sedang tersenyum lembut melihat Haerin.
Johnny beralih duduk disamping Yunji lalu memeluknya dari belakang "Maafin aku"
Yunji sedikit terkejut dengan sikap Johnny yang tiba-tiba. Tapi hanya tersenyum hambar setelahnya.
"Ayo kita tinggal di rumah orang tua aku ya" bujuk Johnny.
"Enggak. Kita ga ada hubungan apa-apa, ga enak kalau aku tiba-tiba tinggal disana"
Johnny mengeratkan pelukannya dan mengusap pipi Haerin."kamu satu-satunya wanita dihidup aku selain mama aku, kamu ibu dari anak aku"
Yunji terdiam lalu melirik ke arah Johnny.
"Mama pasti seneng banget kamu sama Haerin kerumah"
"Yaudah kalau gitu weekend ini aja. Senin pagi aku balik ke kos" ucap Yunji pada akhirnya.
Johnny tersenyum senang melihat Yunji "yaudah kalau gitu kita pergi sekarang yuk"
.
Sesampainya di rumah keluarga Suh. Johnny membantu Yunji untuk turun dari mobil dan membawa keperluan Yunji dan juga Haerin "Pelan-pelan aja"
"Makasih" Yunji pun turun perlahan lahan.
Mama Suh yang melihat kedatangan Yunji dan Johnny langsung menghampiri mereka "astaga ini siapa? Ini Cucu Mama?"
Yunji tersenyum dan mengangguk melihat Mama Suh.
"Mama mau gendong boleh ya?" ucap Mama Suh memohon dengan mata yang berbinar melihat Haerin.
"Iya Ma boleh" Yunji memberikan Haerin ke gendongan Mama Suh perlahan.
Mama Suh pun menerima Haerin dan menggendongnya "astaga cantiknya Cucu Nenek. Udah ayo kita masuk diluar dingin" Mama Suh segera berjalan masuk ke dalam rumah.
Yunji berjalan di belakang Mama Suh disusul Johnny sambil membawa tas Haerin dan Yunji.
Setelah memasuk rumah Mama Suh langsung duduk di sofa yang berada di ruang tengah "Paa. Lihat nih sapa yang dateng" teriak Mama Suh memanggil suaminya.
Tak lama Papa Auh keluar dari kamar dan tersenyum melihat bayi di gendongan istrinya itu. Didekatinya sang istri lalu ikut duduk disamping nya "aduuh aduuuh cantiknya. Ini Cucu Papa. Nji?" tanya Papa Suh sambil melihat Yunji yang duduk di sebrang mereka.
Yunji mengangguk dan tersenyum "Iya Pa"
"wajahnya 70% Johnny 30% Yunji" ucap Papa Suh sambil mengusap pipi kemerahan itu.
"Ohh iya. Kalian kasih nama siapa? Ga mungkin dipanggil bayi terus kan" tanya Mama Suh.
"nama nya Haerin Ma" kali ini Johnny yang bersuara "Suh Haerin".
"Nama nya cantik. Kayak anaknya cantik" Mama Suh mencium bayi itu gemas.
T. B. C
KAMU SEDANG MEMBACA
BOYRIEND || BEFORE HUSBAND
Fiksi PenggemarCerita Johnny sebelum memulai kisah bahagianya bersama Ten dan keluarga kecil mereka. Ini cerita GS!