20

826 91 43
                                    

Haerin diam melihat sekeliling yang tampak asing untuknya. Banyak bayi-bayi lain di sekitar Haerin.

Tadi pagi-pagi sekali Johnny dan Mama Suh menitipkan Haerin sesuai rencana mereka kemarin. Mereka membawa Haerin saat Haerin masih terlelap.

Pegawai panti yang melihat Haerin terbangun segera mendekatinya dan menyapa Haerin. "Ehh udah bangun ya Haerin. Mandi dulu yuk abis itu minum susu"

Haerin hanya diam melihat sosok asing didepannya.

Pegawai bernama Suji itu menggendong Haerin perlahan dan tersenyum melihat bayi cantik itu "kamu cantik banget sih. Pasti Mama kamu cantik yaaa"

Haerin diam tak merespon, biasnya bayi itu akan bawel dan bergumam tidak jelas setiap Johnny atau keluarga yang lain mengajaknya berinteraksi.

Setelah mandi dan juga rapi, Haerin diletakan di baby box yang ada disana lalu diberikan susu formula.

Haerin hanya diam sambil meminum susu dari botol yang dipegang Suji. Suji tersenyum melihat Haerin yang tampak tenang dan terus meminum susunya "anak secantik dan semanis Haerin kenapa harus dititip disini, semoga cuma sementara ya sayang"

Haerin melihat Suji dan mengedipkan matanya polos.

.

Malam harinya Haerin hanya diam melihat sekitarnya. Waktu sudah menunjukan pukul 12 malam tapi bayi cantik itu masih terjaga.

Lampu sudah dimatikan dan semua bayi diruangan itu sudah tertidur. Haerin memeluk guling kecil yang dibawakan dari rumah lalu mulai bergumam gumam mencari keberadaan sang Papa.

Tak lama Haerin pun menangis karena merasa sendirian dan sang Papa yang tak kunjung datang.

Penjaga panti yang sedang berjaga malam masuk kedalam ruangan dan langsung menggendong Haerin lalu membawanya keluar. "kamu ini kenapa kok malah nangis. Temen-temen kamu kebangun nanti"

Haerin masih terus menangis dan gelisah di gendongan penjaga malam yang sedang menggantikan Suji. Karena Suji harus pulang sore tadi.

Penjaga itu membawa Haerin ke lantai atas dan meletakan Haerin di gudang lalu menidurkan Haerin disana tanpa alas tidur atau hal lain dan mengunci pintu dari luar.

Haerin terus menangis karena suasana yang pengap dan juga gelap.

.

Taeyong sedang berbelanja di mall bersama ibu nya untuk mencari keperluan rumah dan juga keperluan Taeyong.

"Eomma. Nanti mampir ke baju anak-anak yaa" -Taeyong

"ngapain Yong?" tanya Eomma Lee

"mau beli baju buat si cantik" jawab Taeyong sambil tersenyum.

"buat Haerin?"

"Iya betul" Taeyong mengangguk antusias.

Eomma Lee tersenyum melihat Taeyong "Yaudah ayo kalo gitu"

Taeyong memasuki toko yang menjual kebutuhan bayi dan anak-anak.

Eomma Lee duduk di salah satu bangku yang ada disana dan menunggu Taeyong memilih baju untuk Haerin. Eomma Lee kembali mengingat teman anaknya itu, dulu Yunji sering sekali meminta tambahan jam kerja karena jam kerjanya sering berkurang gara-gara Taeyong yang tiba-tiba mengajaknnya untuk menemani belanja. Yunji tidak enak karena ia menerima gaji tetap padahal jam kerjanya tidak full. Padahal Eomma Lee sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu, tapi Yunji merasa sungkan karena itu.

Dan setelah mendapat kabar bahwa Yunji ditemukan tidak bernyawa di kamarnya membuat Eomma Lee benar-benar terkejut. Anak itu hidup sendiri dan mencoba kuat untuk melewati semuanya.

.

Keesokan paginya Penjaga wanita itu kembali ke gudang untuk memindahkan Haerin ke tempat semula. "Looh kok udah bangun. Ini masih jam 5 pagi loh"

Haerin hanya diam melihat penjaga itu.

Sambil menggendong Haerin dan membawanya kembali ke kamar. Penjaga itu melihat Haerin yang hanya diam melihatnya "kamu begadang?"

Haerin bergerak tak nyaman dan sudah siap untuk menangis kembali.

"Eehh kalau nangis nanti masuk gudang lagi yaa" ucap penjaga itu menakut-nakuti.

Seakan mengerti. Haerin hanya diam dan mengerjapkan matanya polos.

"Sujiiiii. Nih anak nya, cepet mandiin sana" teriak penjaga wanita itu kepada Suji.

Suji segera berlari mendekati seniornya itu dan mengambil alih Haerin dari gendongan wanita itu dan segera membawa Haerin pergi menjauh. "Haerin kemarin rewel yaa. Maaf ya Kakak ga bisa jagain Haerin kemarin"

.

1 bulan kemudian.

"Nih anak nggak di jemput-jemput. Katanya cuma beberapa hari malah sebulan disini, atau udah dibuang keluarganya?" tanya salah satu teman Suji yang sedang memberikan susu ke salah satu bayi yang ada disana.

"Kata si Bos. Keluarganya masih sibuk jadi sekalian dititipin disini beberapa hari lagi" Suji mengusap lembut punggung Haerin yang baru saja terlelap.

"Aaahh gitu. Takutnya sama kayak yang lainnya, awalnya dititipin ehh malah keterusan disini"

Suji tersenyum dan mengangguk "Kata Bos. Anak ini cucu dari temennya, Mama nya meninggal waktu ngelahirin dia terus Papa nya lagi sibuk banget sama kuliah nya"

Teman Suji itu mengangguk paham.

"kata Bos juga. Bayi ini kesehatannya lagi ga stabil. Makanya gua disuruh ekstra jagain nih bayi"

Teman Suji melihat kearah Haerin yang sedang tertidur pulas dengan nafas yang berat "pantesan sering rewel, mungkin dia ngerasa ga enak sama badannya"

Suji mengangguk setuju "makanya gue ngerasa berasalah banget waktu Haerin di taro di gudang sama si nenek-nenek itu"

Teman Suji itu mengusap lembut pipi Haerin sambil tersenyum "semoga cepet sembuh ya anak cantik"

Sore harinya Haerin sudah dimandikan dan sedang berada di gendongan Suji. Suji mengajak Haerin berjalan-jalan di sekitar taman belakang sambil menghirup udara segar.

Haerin tampak lemas di gendongan Suji. Nafas nya masih terasa berat dan tatapan matanya kosong.

"Haerin kangen Papa ya?" Suji terus mengusap punggung kecil Haerin sambil menimangnya.

Haerin meletakan kepala kecilnya di bahu Suji dan hanya diam melihat ke satu arah.

"Haerin berdoa ya. Semoga Papa atau Kakek Nenek cepet jemput dan ga lupa kalau Haerin masih disini nunggu mereka" Diciumnya lengan kecil itu lalu kembali masuk kedalam panti dan membuatkan Haerin susu.

T. B. C

BOYRIEND || BEFORE HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang