Seluruh keberanian yang diberikan Taeyong nyatanya menguap begitu Jeonghan melangkah memasuki mansion The Alpha. Ia hanya bisa tersenyum, mengangguk dan mengikuti Yoona Luna untuk menyiapkan makan malam saat jam menunjukkan pukul 6.
Pulang jam 5 dan langsung berbenah membersihkan diri. Kemudian berkecimpung di dapur mansion. Rutinitas yang ia lakukan setiap hari. Dan Jeonghan masih membiasakan hal itu. Padahal sudah berminggu-minggu ia tinggal di sini. Nyatanya masih ada momen-momen yang membuatnya terasa asing.
Seperti malam ini.
Menu utama malam ini adalah tumis ayam dan bawang, resep turun temurun yang baru saja diajarkan oleh Yoona padanya. Yang kata sang Luna merupakan salah satu makanan kesukaan Seungcheol.
Dan Jeonghan sudah mengharapkan sebuah pujian dari mulut sang alpha. Terlebih sore tadi hanya dirinya yang membantu Luna Yoona. Jisoo belum pulang dari kegiatannya di luar. Satu hal yang entah kenapa membuat mood nya dalam keadaan baik.
"Ayo kita mulai makan malamnya. Semua sudah hadir kan?" ucap Siwon membuka acara makan malam ini. Sudah menjadi salah satu kebiasaan untuk memulai sarapan dan makan malam dengan formasi lengkap, kecuali jika ada urusan penting. Beruntung Siwon dan Seungcheol termasuk jarang mengambil lembur lebih dari jam 6.
"Ne, Alpha." Jawab Yoona dengan senyum lembut di sana. Dan Jeonghan tanpa sadar ikut mengulas senyum, melihat betapa bahagianya kehidupan pernikahan Siwon dan Yoona. Ia ingin mengikuti jejak tersebut bersama Seungcheol di masa depan.
"Seungcheol, pimpin doa." Perintah Siwon langsung dituruti oleh pemilik nama. Seluruh peserta makan malam segera menunduk, menangkupkan tangan didepan dada masing-masing dan mengamini doa yang dipanjatkan oleh Seungcheol.
"Ameen."
"Ameen."
Jeonghan dengan semangat berencana mengambilkan makan untuk Seungcheol. Sudah sangat ntidak sabar untuk meminta sang alpha memilai masakannya. Terlebih ia baru kali ini mencoba memasak menu kesukaan matenya.
"Wah, your favourite dish, Seungcheol ah."
Jisoo tanpa diduga Jeonghan sudah memberikan satu sendok penuh ayam bawang ke atas piring Seungcheol. Posisi duduk Jisoo yang berhadapan dengan Seungcheol memudahkan kagiatannya barusan, berbanding dengan Jeonghan yang duduk di sebelah sang alpha. Ia lengah dan membiarkan Jisoo mengambil satu langkah lebih cepat.
"hahaha, yes Jisoo. Kau masih mengingatnya ternyata." Jawab Seungcheol dengan kekehan ringan. Tidak memperhatikan kerutan tak senang di kening Jeonghan. Ia – ia merasa sangat direndahkan dengan perilaku Jisoo yang melayani alphaNYA di meja makan.
Right in front of his eyes!
"Aku akan memberikan banyak bawang untukmu. Kuharap kau menyukainya."
"Of course. You know it well, I love garlic." Seungcheol memekik senang, menerima begitu saja piring yang di sodorkan Jisoo, yang sudah terisi tumis ayam bawang. Jisoo balas terkekeh dan membuat matanya menyipit, membentuk eyesmile yang jujur, terlihat memuakkan di mata Jeonghan.
Jeonghan mencengkeram tangannya erat-erat di atas paha, menghalangi segala emosi yang mulai menumpuk di dalam dirinya. Ia menatap lekat-lekar kearah Jisoo, memicing tak suka dengan kerutan di kening yang tidak menghilang.
Ia bahkan tak sadar telah menyakiti telapak tangannya karena kuku yang menancap akibat cengkeraman tangannya yang terlalu kuat.
"Masakan eomma memang tidak pernah mengecewakan. Ini sangat enak, seperti biasa." Pujian Seungcheol membuat Yoona tertawa kecil, "Tentu saja. Jeonghan yang membantu eomma memasak. Sudah pasti rasanya enak. Benarkan Jeonghan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pack [JEONGCHEOL]
أدب الهواةJust a story about Alpha Seungcheol and Omega Jeonghan with their family