Taeyong-ah

6.5K 674 23
                                    

Jeonghan membuka matanya, menyipit saat mendapati sinar lampu yang terlalu terang. Ia merasa gerah, dengan pelipis yang sudah berkeringat.

Gambaran saat Seungcheol keluar kamar dan menutup pintu tanpa menoleh ke arahnya seakan menjadi mimpi buruk yang baru saja terputar ulang di otaknya. Dan hal itu pula yang membuatnya terbangun.

Ia melihat sekeliling, menyadari dengan betul bahwa saat ini ia tengah berada di rumah sakit. Mungkin masih di ranjang UGD karena ramai orang berlalu lalang. Ditambah tidak ada pembatas kecuali tirai di sebelah kiri.

"Jeonghan? astaga akhirnya kau sadar juga."

Jeonghan menoleh, mendapati Taeyong yang sudah berdiri di sisi ranjang, memeluk tubuhnya longgar.

"Ada apa?" tanya Jeonghan. ingatan terakhirnya adalah menelpon Taeyong, lalu hilang. Ia sudah tidak tahu apa yang terjadi setelahnya.

Taeyong melepas pelukannya, berganti menggenggam tangannya erat-erat. Ia tidak melihat infus ditangannya, berarti keadaannya tidak parah, atau setidaknya begitu pikir Jeonghan.

"Aku, seharusnya aku yang bertanya begitu, Jeonghan. kau tiba-tiba menelponku sembari menangis, memintaku menjemputmu. Beruntung aku tengah bersama Jaehyun, dia dengan cepat melacak posisi ponselmu. Aku menemukan dirimu sudah pingsan dengan keadaan yang – aku tidak ingin mengingatnya lagi." Jelas Taeyong dengan mata berkaca-kaca.

Taeyong mengambil selembar tisu dan mengusap kening Jeonghan yang berkeringat, "Bagaimana perasaanmu saat ini?"

Jeonghan menghela nafas panjang.

"Tunggu, dimana Jaehyun? Kau tidak memberitahu Seungcheol hyung atau yang lain kan?"

Taeyong menggeleng, "Belum, aku terlalu panik dan belum sempat menghubungi siapapun."

Jeonghan kembali menghela nafas, "untung saja. Aku tidak ingin membuat yang lain khawatir."

"Tapi kau tidak baik-baik saja Jeonghan. jujur padaku, apa yang sbeneranya terjadi?" tanya Taeyong setengah memaksa.

"Sayang, aku sudah mengurus administrasinya. Jeonghan hyung bisa pindah ke kamar sekarang." Tiba-tiba Jaehyun datang dan langsung membuat Jeonghan mengurungkan niatnya untuk bercerita.

Jeonghan mengerutkan keningnya menatap Jaehyun, "Aku baik-baik saja, Jae. Kenapa, kenapa harus sampai menginap?"

Taeyong yang menggeleng cepat, "Kau tidak baik-baik saja. Kau ditemukan pingsan dalam keadaan heat Jeonghan! apa kau tahu bagaimana paniknya aku dan Jaehyun yang membawamu ke rumah sakit dengan feromonmu yang menguar kemana-mana?"

"Tapi – tapi aku mated omega."

"Ya! Memang! Tapi tetap saja feromonmu bisa memancing alpha lain. Astaga! Jadi sekarang diam dan menurut saja. Dokter belum bisa mengambil tindakan selain menyuntikkan suppressant tadi."

Jeonghan akhirnya menurut dan diam, melirik ke arah Jaehyun yang juga ikut diam.

"Aku ingin berbicara berdua saja dengan Taeyong, Jaehyun ah. apakah bisa?" pinta Jeonghan pelan. Ia melirik tak enak ke arah Jaehyun, tapi ia juga tak mau jika cerita pribadinya diketahui oleh orang lain.

Jaehyun tanpa berpikir langsung mengangguk, "Ya. Setelah hyung pindah ke kamar aku akan keluar. Mungkin ke mansion The Alpha Choi untuk – "

"Jangan!" Jeonghan setengah berteriak, panik begitu mengetahui maksud Jaehyun.

"Kumohon jangan beritahu siapapun mengenai keberadaanku." Pinta Jeonghan, memohon dengan sangat sembari menatap Jaehyun panik.

Jaehyun melirik ke arah Taeyong, yang dibalas dengan anggukan oleh omeganya, "Oke. Tapi bagaimanapun harus ada yang bertanggung jawab dengan hyung disini. Aku bisa, tapi aku tidak mau. Hyung adalah mated omega, alpha hyung yang paling berhak terhadap keadaan hyung. Apa jadinya jika aku, seorang mated alpha lain bertanggung jawab kepada omega yang bukan mateku? Aku tidak mau ada kabar buruk mengenai keluarga The Alpha Choi, dan keluargaku tentu saja." Jelas Jaehyun serius, ia menatap Jeonghan lekat-lekat.

My Pack [JEONGCHEOL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang