Ruangan yang didominasi warna putih itu begitu sunyi, hanya terdengar suara samar pendingin ruangan dan beberapa alat medis. Seungcheol duduk di kursi tunggu yang memang disediakan di samping ranjang. Matanya tidak beralih dari sosok Jeonghan yang berbaring menutup mata di atas ranjang.
“Sayang.” Seungcheol bergumam diantara kegiatannya menciumi tangan Jeonghan yang ia genggam. Sebelah tangannya yang lain mengusap rambut dan sisi wajah Jeonghan lembut, tersenyum kecil saat menyadari omega nya itu terlihat akan bangun.
“Ngh.” Jeonghan melenguh lirih dan mengerjapkan matanya cepat, mencoba menyesuaikan diri dengan cahaya terang yang langsung mengenai matanya. Ia langsung menoleh, begitu lega mendapati Seungcheol yang duduk menemaninya.
Seungcheol kembali mencium tangan Jeonghan yang masih setia ia genggam. “Selamat datang, sayang.”
Jeonghan membalas senyuman Seungcheol dan mencoba menggerakkan tubuhnya.
“Hei hei, kau belum boleh banyak bergerak dulu, Jeonghan.” dengan panik Seungcheol berdiri, mencoba menahan Jeonghan yang ingin bangun.
“Aku hanya ingin duduk, alpha. Bantu aku?” Ucap Jeonghan setengah merengek. Ia menatap Seungcheol dengan mata memelasnya. Dan tentu saja, siapa Seungcheol hingga mampu menolak keinginan sang omega.
“Aku akan panggil dokter terlebih dahulu. Jika dokter mengatakan kamu bisa duduk, silahkan.” Jawab Seungcheol. Meski ia begitu ingin menuruti Jeonghan, kesehatan omeganya itu lebih penting.
Jeonghan cemberut, meski tetap patuh dan membiarkan Seungcheol memencet tombol di sisi atas ranjangnya.
Tak lama, seorang dokter ditemani satu perawat memasuki ruang rawat Jeonghan. Keduanya memeriksa kondisi sang omega juga memberikan beberapa himbauan dan tindakan untuknya.
“Dokter, kapan adik bayi bisa dibawa kemari?” Jeonghan bertanya pelan saat pemeriksaannya sudah selesai.
Sang dokter yang seorang beta perempuan itu tersenyum lebar. “Kami akan membawa bayi anda kemari. Setelah itu bisa dimulai inisiasi minum asi untuk pertama kalinya. Sebelumnya, apakah asi anda sudah keluar?”
Jeonghan mengangguk. “Sudah dokter. Beberapa hari sebelum kelahiran sudah sedikit merembes. Tapi tidak banyak.” Jawab sang omega. Ia merasa sedikit malu membahas hal ini dengan orang asing. Bahkan ia masih malu meminta bantuan Seungcheol saat dadanya terasa sedikit nyeri.
“Baiklah. Anda bisa sedikit memijat bagian dada dan areola sebelum nanti bayi anda kami bawa kemari. Mungkin produksi asi untuk satu sampai tiga hari ke depan sedikit, namun anda tetap harus selalu memberi asi pada bayi anda. Setiap dua jam sekali dapat diberi asi.” Sang dokter memberikan beberapa nasihat.
Seungcheol dan Jeonghan yang sebelumnya sudah mempelajari mengenai ini hanya mengangguk paham. Keduanya sudah mencari banyak ilmu dan nasihat mengenai newborn.
“Kalau begitu nanti perawat akan membawa bayi anda kemari. Saya pamit terlebih dahulu.”
Dokter dan perawat segera berlalu pergi, meninggalkan Seungcheol dan Jeonghan di ruangan.
“Eomonim dan abeonim kemana?” Tanya Jeonghan saat menyadari bahwa kedua orang tua Seungcheol tidak ada.
“Mereka kembali ke mansion untuk malam ini. besok pagi keduanya akan kemari bersama orang tuamu.” Jawab Seungcheol. Ia membantu Jeonghan yang sudah akan duduk. Kata dokter sudah boleh untuk duduk dan berjalan ringan di sekitar kamar.
Jeonghan mengangguk paham. Memang kelahiran anak pertamanya ini begitu mendadak, lebih awal dari perkiraan. Jadi kedua orang tuanya belum datang dari Alioth.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pack [JEONGCHEOL]
Fiksi PenggemarJust a story about Alpha Seungcheol and Omega Jeonghan with their family