Stay, don't go

8.8K 742 30
                                    


Angin sore itu berhembus begitu sejuk. Menenangkan bagi siapapun yang menikmatinya. Dengan langit yang masih terang, hanya semburat jingga samar di beberapa ujungnya. Suara burung yang kembali ke sarangnya dan serangga malam yang mulai keluar membuat suasana sangat nyaman.

"Hai."

Jeonghan menoleh, tersenyum mendapati Seungcheol yang sudah berdiri di sampingnya. Ia tengah duduk sembari menikmati teh di gazebo halaman belakang. Menunggu kekasihnya pulang. Kekasihnya sejak 3 minggu yang lalu.

"Selamat datang, alpha." Ucap Jeonghan. Seungcheol balas tersenyum, ia mencium pelipis dan ujung bibir Jeonghan singkat sebelum ikut duduk di sebelahnya.

Jeonghan reflek membenarkan duduknya, membuatnya menghadap Seungcheol penuh, "Bagaimana hari ini, hyung?"

Helaan nafas panjang terdengar dari mulut Seungcheol, "Melelahkan seperti biasa. Nanti jika aku menjadi The Alpha aku akan mengangkat banyak orang untuk membantu pekerjaanku."

"Hyung kan juga membantu pekerjaan Siwon abeonim." Ucap Jeonghan. Ia menggeser duduknya mendekat, membuat bahu keduanya bersinggungan. Seungcheol mengangguk, "Ya. Karena itu jadi terasa melelahkan. Besok aku tak ingin anakku terjun ke kantor saat masih muda."

"Hm? Memang hyung mulai membantu abeonim sejak kapan?"

Jeonghan jadi penasaran dengan hidup sang alpha. Mereka jarang hanya duduk bercengkerama seperti ini. Paling hanya beberapa saat sebelum terlelap setelah Lelah seharian beraktivitas.

"sejak SMA sepertinya. Awalnya hanya ikut ke pertemuan atau pesta resmi, lalu diminta untuk ikut ke kantor. Kadang ikut ke beberapa pack lain untuk bernegosiasi atau hanya mengecek keadaan di sana. Sampai lulus kuliah hingga kini focus bekerja di sana."

"pasti melelahkan." Gumam Jeonghan. Ia saja yang hanya sesekali ikut membantu di dapur pack atau hanya keperluan pack saja sudah Lelah. Apalagi Seungcheol yang sudah ikut bekerja sejak SMA.

"aku boleh meminjam pahamu sebentar, Jeonghan ah?"

Jeonghan mengerutkan keningnya tak paham, "Hah?"

Seungcheol terkekeh, menyempatkan untuk mengecup pipi kanan Jeonghan sebelum akhirnya berbaring berbantalkan paha Jeonghan, "Seperti ini."

"a – ah." Jeonghan langsung memalingkan wajahnya malu. Ia masih belum terbiasa dengan skinship yang diinisiasi oleh sang alpha.

"Rasanya sangat menenangkan menikmati sore bersamamu, Jeonghan."

Jeonghan mengerjapkan matanya cepat, menunduk untuk melihat Seungcheol yang tengah terpejam. Terlihat sangat nyaman dengan rambutnya yang bergerak ringan akibat sapuan angin sepoi sore itu.

"Iya, sangat menenangkan."

Tanpa sadar tangan Jeonghan terulur, menyingkirkan anak rambut yang menutupi mata Seungcheol. Ia mengusap rambut Seungcheol sekali, berniat merapikannya.

"Lakukan lagi."

Seungcheol tiba-tiba membuka matanya, langsung bertatapan dengan Jeonghan yang juga tengah menunduk. Omega itu mengulum bibirnya gugup, masih belum terbiasa dengan tatapan intens sang alpha.

"H – huh?" gumam Jeonghan bingung.

Seungcheol terkekeh, tangannya terangkat untuk mencengkeram lembut pergelangan Jeonghan dan menariknya ke atas rambutnya lagi.

"Usap rambutku lagi. Rasanya menyenangkan." Ucap Seungcheol kembali memejamkan matanya. Jeonghan bersemu, pipinya kembali memerah karena perlakuan Seungcheol.

My Pack [JEONGCHEOL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang