TBH 10 - Girl in Love

220 41 7
                                    

Original WriterZumaseyo
PublisherKeyralaws

Sekitar pukul dua pagi, Taeyeon kembali terbangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekitar pukul dua pagi, Taeyeon kembali terbangun. Dilihatnya Jiyong yang sudah terlelap tanpa selimut di sofa. Hal itu membuat Taeyeon bergerak menarik selimut untuk menutupi badan Jiyong agar tidak kedinginan.

Sesaat memperhatikan tidurnya Jiyong, Taeyeon melangkahkan kakinya meninggalkan kamar hotel dan kini ia sudah berada di lantai teratas bangunan hotel mewah itu. Ia berada di rooftop hotel sekarang.

Hamparan kota Los Angeles di malam hari begitu indah, sorotan cahaya sepanjang malam dari segala penjuru kota ini menjadikan kota yang tidak pernah tidur.

Hamparan kota Los Angeles di malam hari begitu indah, sorotan cahaya sepanjang malam dari segala penjuru kota ini menjadikan kota yang tidak pernah tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harapan Taeyeon ke atas sini adalah agar ia bisa melupakan sejenak masalah yang terjadi beberapa saat lalu. Namun, justru hal itu semakin menggelantung di benaknya. Semakin berusaha melupakan semakin ia mengingatnya.

“Ayah...”

Sekata dari mulutnya itu berbarengan dengan kristal bening menetes di kedua pipinya.

Apa ia bisa hidup baik-baik saja sekarang setelah ia mengalami malam tadi? Ia takut akan menjadi trauma. Ia merindukan ayahnya sekarang.

Hanya tangis yang terdengar dari Taeyeon di rooftop hotel sekarang ini.

Lewat kurang lebih lima belas menit Taeyeon kembali ke kamar hotel dengan langkah lunglai, ia bisa melihat Jiyong terlelap di atas sofa. Langkah Taeyeon mendekat padanya. Memperhatikan wajah dingin yang semakin tampak saja saat diam tertidur.

“Ibu....”

Raut wajah Jiyong semakin Taeyeon perhatikan saat Jiyong menyebut ibunya. Wajah yang tampak tidak tenang, dahinya sampai mengerut.

“Jiyong, makan es krimmu. Ibu membawa es krim rasa favoritmu,” ujar wanita yang merupakan ibu Jiyong di taman dekat sekolah.

Jiyong kecil yang baru pulang sekolah dan masih memakai seragam dengan gembira menerima es krim cone rasa cokelat itu

The Black HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang