TBH 23 - It's Not Fine

272 53 16
                                    

I T ' S   N O T   F I N E

Original Writer—Zumaseyo
PublisherKeyralaws

Original Writer—ZumaseyoPublisher—Keyralaws

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Jiyong-ssi.”

Karena panggilan itu Jiyong menoleh sesaat padanya sembari tetap fokus menyetir melihat jalanan.

“Kau mau pulang atau ke kantor, mau aku antar sampai sana?” tanya Taeyeon dengan suara bergetar menahan tangis.

Floristmu. Berhenti di sana saja, aku akan menelepon sopirku nanti.”

“Tidak apa-apa jika aku harus mengantarmu.”

“Tidak perlu.”

Tidak perlu maka tidak perlu. Tidak perlu menanyakan lagi.

Taeyeon mengangguk dan melihat jalanan depan. Memang sudah mengantuk dari sebelum naik mobil, tidak butuh waktu lama Taeyeon mulai memejamkan kedua matanya dan berangkat tidur.

Baru setelah beberapa saat lamanya Jiyong menyadari jika gadis di sampingnya ini terlelap.

Dalam wajah tidurnya, Jiyong bisa melihat jelas gadis ini begitu lelah baik tenaga dan pikiran. Rasa takut juga terlihat di raut tidurnya.

Akhirnya, setelah tiga jam perjalanan, Jiyong menghentikan mobil di depan florist. Tanpa dibangunkan Taeyeon perlahan membuka matanya dan menyadari jika mereka sudah sampai tujuan.

“Sudah sampai rupanya,” gumamnya lirih.

Pandangannya tertuju pada kopi kalengan yang ia beri tadi, sudah habis. Senyum tipisnya menandakan rasa berterima kasih karena Jiyong mau minum pemberian darinya.

“Kau pasti lelah menyetir. Tapi, terima kasih sudah mau menggantikanku menyetir.”

“Aku hanya membayar tumpangan,” ujar Jiyong melepas sabuk pengaman.

“Iya.”

Mau berkata apa lagi? Ia tidak bisa membantah ucapan Jiyong.

“Tapi,” Jiyong kembali bersuara membuat Taeyeon semakin menatapnya sebab penasaran akan apa yang mau diucapkan Jiyong. “Haruskah… aku mengakhiri dendam ini?”

Kedua mata Taeyeon tidak lepas menatap mata Jiyong.

Telinganya kembali mendengar kalimat yang ingin ia dengar.

Haruskah… aku mengakhiri dendam ini?

“Bagaimana kau akan mengakhiri balas dendammu? Berhenti begitu saja? Atau dengan meledakkan kantorku? Atau… membunuh semua anggota keluargaku?”

Diam lama Jiyong mendengar itu. Ia tertawa kecil.

“Kau sudah tidak takut denganku? Mudah sekali kau mengatakan itu.”

The Black HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang