TBH 04 - Young CEO Who is Hard to Understand

245 46 6
                                    

YOUNG CEO WHO IS HARD TO UNDERSTAND

Original Writer- Zumaseyo
Publisher-Keyralaws

Mendekati pintu kamar Jiyong, Yuri membuka hati-hati pintunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendekati pintu kamar Jiyong, Yuri membuka hati-hati pintunya.

Pemandangan yang ia dapat setelah memasuki kamar adalah kakaknya terbaring pulas di ranjang. Raut wajah lelah tergambar di sana.

Mengingat kejadian beberapa saat lalu, sama sekali tidak terpikirkan oleh Yuri jika kakaknya mempertaruhkan nyawa untuk ibu-anak itu.

Selama ini, Jiyong tidak pernah membantu orang lain, sangat acuh. Tapi, apa yang terjadi tadi? Sungguh di luar dugaan.

Langkahnya mendekat pada Jiyong, memperhatikan lebih dekat keadaan kakaknya.

Apa?

Wajah kakaknya berkeringat, tampak gusar. Sepertinya Jiyong tengah bermimpi. Keningnya berkerut. Apa itu mimpi buruk?

Jiyong terlihat semakin tidak nyaman dalam tidurnya.

"Oppa..." panggil Yuri pelan. Ada rasa cemas.

Bahkan, Jiyong mengeluarkan air mata dalam tidurnya.

"Oppa," Yuri semakin khawatir sembari menepuk-nepuk lengan Jiyong, berusaha membangunkannya. "Bangun, oppa. Tidak apa-apa, itu cuma mimpi. Oppa, oppa...."

Kedua kelopak mata Jiyong terbuka dan menangkap keberadaan Yuri di sampingnya. Nafasnya tersengal.

"Apa sangat buruk mimpinya? Hm?"

Yuri semakin khawatir, matanya bahkan tampak berkaca-kaca.

Perlahan Jiyong mendudukan tubuhnya dan menatap lekat Yuri yang khawatir akan keadaannya.

"Aku tidak tahu kapan bisa tidur tenang," Jiyong hanya menjawab lirih.

"Selama ini kau sering mimpi buruk? Mimpi apa sampai kau sangat tidak nyaman seperti tadi? Kau juga berkeringat dingin."

"Hanya mimpi biasa. Aku kelelahan setiap hari. Tidurlah sana, jangan ganggu aku," usir Jiyong. "Temanmu sudah pulang?"

"Belum, masih dibawah. Dia sangat mengkhawatirkanmu. Dia tadi berlari menyusulmu ke tengah jalan dan menarik anak kecil itu."

Tapi, apa yang Yuri dapat?

Jiyong justru memalingkan wajahnya.

"Jiyong oppa, apa kau... membenci Taeyeon eonni?"

Pertanyaan itu melayang setelah beberapa saat Yuri diam dan mencoba mencari tahu, sebab sikap kakaknya seperti tidak suka pada Taeyeon.

Turun dari ranjang, Jiyong menarik lengan Yuri untuk berdiri.

The Black HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang