TBH 19 - It Hurts

254 48 4
                                    

Original WriterZumaseyo
PublisherKeyralaws

Original Writer—ZumaseyoPublisher—Keyralaws

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Argh!

Satu tonjokan cukup keras melayang mulus di pipi Jiyong tanpa perlawanan hingga membuatnya terjatuh.

Sial!

Ia tidak bisa menggunakan tangan kanannya karena baru lepas gips.

Seharusnya tadi ia jangan menemui Mino di pinggir jalan tempat dirinya menyelamatkan gadis itu dari orang-orang ini beberapa waktu lalu. Akibatnya, baru saja Mino meninggalkan dirinya tiba-tiba ia diserang dan berakhir dengan membawa dirinya ke halaman sekolah TK terdekat dalam keadaan remang-remang sebab minim cahaya.

Ia juga tidak bisa mencegah saat mereka menelepon gadis itu untuk memberitahu situasi ini.

“Aneh, kenapa tidak melawan? Apa ada waktunya kau begitu lemah? Atau ini akhirnya aku menang darimu. Ya, benar tidak seharusnya bos kantor sepertimu melakukan perkelahian. Tanganmu harus dimanjakan dengan barang-barang halus,” cemooh si kepala geng yang menonjoknya.

Jiyong akhirnya berdiri dan hanya mendapat senyuman remeh dari si kepala dan dua rekannya itu. Belum sempat Jiyong berbicara, kepala geng itu bersuara lagi.

“Kalau kau tidak ikut campur aku tidak akan menyentuhmu. Aku jadi memperhatikan adikmu, itu juga karenamu. Berhenti membantu pacarmu atau aku akan membuat adikmu dalam bahaya juga,” gertak si kepala geng penuh senyum kemenangan.

Terprovokasi dengan ucapan itu, pada kepala geng Jiyong menepuk keras wajahnya dalam artian menampar dengan tangan kirinya. Ia menarik kerahnya dan menendang perutnya hingga jatuh terjerembab.

Melihat itu dua rekan kepala geng murka dan menendang perut Jiyong, sedangkan satunya lagi memukul Jiyong menggunakan tongkat kayu hingga Jiyong ambruk. Dengan bengis mereka menginjak perut Jiyong tanpa ampun dan berkali-kali menonjok wajahnya hingga pelipis serta ujung bibirnya mengeluarkan cairan darah merah pekat.

Jiyong tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Kepala geng yang berhasil memulihkan tenaganya ini tidak mau melewatkan kesempatan untuk lebih mempermainkan CEO muda ini. Ia segera menarik kerah Jiyong dan menyeretnya berdiri.

“Aku juga bisa membunuhmu!” hardik kepala geng meludahi wajah Jiyong untuk membalas perbuatannya yang serupa di pinggir jalan waktu itu dan kembali menonjok muka yang sudah babak belur itu.

Belum puas juga ia menendang Jiyong cukup keras membuatnya terjatuh dengan kepala membentur batu besar di sana. Kepalanya berhasil mengucurkan darah segar.

Akh! Sakit sekali.

Kepala geng itu akhirnya bisa tertawa puas melihat keadaan Jiyong.

“Terima akibatnya saat kau berani mencampuri urusanku dengan wanita itu. Dasar tidak tahu diri,” maki si kepala geng. Ia beralih pada dua rekannya. “Hei, ambil fotonya, kirimkan pada pacarnya.”

The Black HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang