"Halo. Ada apa?"
"..."
"Apa perlu aku pulang?"
"..."
"Terserah. Aku males pulang."
Tut...tut...tut...******
Niel seperti biasa mengunjungi tempat nongkrongnya, Axia Club&Cafe. Tempat itu milik salah satu temannya, lantai bawah sebagai club dan lantai atas sebagai cafe. Malam ini dia memutuskan naik ke lantai atas, sedang malas meladeni fans-fans gilanya.
Suasana di lantai dua cukup terang dan tenang jika dibandingkan lantai bawah yang penuh sesak dan bisingnya bukan main. Alunan musik jazz yang santai sangat kontras dengan musik menghentak-hentak yang diputar di lantai bawah. Niel tersenyum melihat salah satu temannya melambaikan tangan, memanggilnya untuk bergabung.
Hanya ada sekitar sepuluh meja di cafe lantai dua ini, maklum saja karena yang mampir sebagian besar kalangan elit. Niel dan teman-teman nongkrongnya jangan ditanya lagi, golongan anak muda tukang ngabisin duit orang tua. Kalau mereka bilang kasihan uangnya kalo dicuekin. Kacau.
Niel mendudukkan dirinya menghadap tangga masuk. Memesan segelas lemon squash, dia hanya senyam senyum mendengarkan teman-temannya sedang curhat tentang gebetan masing-masing.
"Niel! Lo ada target ga?" Salah satu cowok yang berpotongan cepak, Revan menyenggol bahu Niel.
"Nggak. Males gue." Acuh tak acuh Niel menjawab dan mengangguk kecil saat minumannya diantar.
"Lo udah tobat apa gimana? Belakangan anteng banget." Sekarang Gio si cowok dandanan korea yang komentar kalem.
"Lo semua kenal gue kan? Gue kalo lagi nggak minat ya diem." Niel menyedot dan mengaduk-aduk lemon squash-nya asal.
"Gue punya rekomen kalo lo mau. Ceweknya cantik bro. Tinggi, putih, bohay, bla bla bla....."
Niel nggak denger lagi ocehan Revan, dia fokus mengikuti arah langkah cewek yang baru naik dari lantai satu dan duduk di pojok dekat dinding kaca yang bisa langsung melihat jalanan.Melihat Niel diam saja, Revan melanjutkan ocehannya seperti sales kosmetik menawarkan dagangannya.
"Rev, diem. Lo berisik, liat tuh costumernya udah ngelirik barang lain." Gio ngelirik cewek yang dipelototin Niel daritadi.
"Hah?" Revan cuma melongo dikacangin dari tadi.
Niel yang dari tadi cuma asik ngamatin cewek yang baru duduk sambil menopang dagu sambil lihat jalanan di bawah sana, tiba-tiba berdiri dan jalan ke arah meja cewek itu. Dia duduk tanpa ngomong apapun dan tetap diam. Cewek di depannya cuma noleh bentar ke Niel dan kembali asik mandang kendaraan yang lalu-lalang. Mereka berdua masih betah saling diam. Niel terlihat begitu santai dan menikmati acara mari memandangi cewek yang duduk di depan anda. Sedari tadi dia tidak berhenti senyam senyum tidak jelas, mungkin otaknya sedikit bergeser.
Merasa risih lama-lama dipandangi orang gila di depannya, cewek itu akhirnya bicara.
"Aku lagi nggak mau ribut."
"Aku nggak lagi ngajakin kamu ribut." Niel masih memasang senyum.
"Aku juga nggak janjian sama Stev. Balik ke temenmu sana." Cewek itu balik liat jalanan lagi.
"Ge, please. Aku nggak tertarik sama temen kamu itu." Niel muter matanya bosan.
"Kalo gitu nggak usah deketin dia." Cewek yang ternyata Gea itu nglirik Niel sinis.
"Oke. Ngomong-ngomong kamu ngapain ke sini?"
"Jadi stalkermu." Jawab Gea sekenanya.
"Ge, aku serius." Niel ngerutin dahinya.
"Niel sayang....." Gea menatap geli perubahan ekspresi Niel saat mendengar perkataannya.
"Sejak kapan hidupku jadi urusanmu?" Gea mendengus kecil dan segera beranjak dari kursinya. Satu sama untuk yang tadi siang di perpustakaan. Right, ternyata Gea pendendam.
"Hahahaha....." Niel tertawa keras saat Gea sudah menuruni tangga ke lantai bawah.
"I love you so much Ge!" Niel berteriak seperti orang gila.
Di meja pojok lainnya Gio dan Revan hanya bisa geleng-geleng kepala. Jarang-jarang teman mereka yang katanya playboy kelas paus dikacangin sama cewek. Masih bagus kalo ceweknya cakep, ini cewek biasa, kucel kalo buat kelas mereka.
"Kayaknya sohib kita beneran insyaf bro." Revan menenggak sisa pepsi bluenya santai sambil melirik Niel yang masih senyam senyum nggak waras dan berjalan ke meja mereka.
"Biarin aja. Lucu kok buat tontonan." Gio membalas cuek sambil memainkan iphone 6 miliknya.
*********
Part 3 update
Maaf lama ga update. Beberapa minggu lalu ada musibah yang buat aku sedih dan jadi jarang bisa pegang hp lama".
Lagi" part ini awut"an bahasanya. Alurnya jg kacau. Blank, dlu alur yg udah dibuat ilang di kepala.
Senin depan saya mulai kerja, jd mungkin makin lama updatenyaMakasih buat yg udah baca.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Separuh Matahari Senja
RomanceGea, seorang mahasiswi tingkat 3 yang cueknya nggak ketulungan. Anak-anak cowok satu jurusan yang kenal dia lebih sering nyebut dia cewek jutek yang galak. Tapi jangan salah, dia itu termasuk cewek cantik di jurusannya. Yah, cuma sayang dia agak tom...