She is clueless

866 35 0
                                    

Gea buru-buru balik badan begitu masuk ke ruang kuliahnya. Dia melihat Niel sudah duduk manis di kursi yang biasa ditempatinya sambil memainkan ponsel. Sialnya lagi sebelum Gea keluar Niel sudah memergokinya.

"Sial. Sial. Sial." Gea bergumam sambil berjalan cepat ke arah Dean yang memunggunginya.

"Eh, Ge kok keluar lagi?" Dean mencekal tangan Gea.

"Le-pas-in." Gea mendelik ke arah Dean, lebih tepatnya seseorang yang berjalan ke arahnya di balik punggung Dean.

"Lo ke-" Belum sempat Dean menyelesaikan kalimatnya, terdengar suara dari belakangnya.

"Ge, mau kemana?" Niel melirik pegangan Dean di tangan Gea tajam.

"Sial. Dean sialan." Gea mengumpati Dean dengan keras.

"Siapa Ge?" Dean balas melirik Niel tak suka.

"De, gue males kuliah hari ini. Ayo jalan-jalan aja." Gea melengos setelah melepas tangannya dari Dean.

Setelah Gea berjalan menjauh, Dean dan Niel saling menatap tak suka. Mereka jelas merasakan aura persaingan. Orang-orang yang berlalu lalang di koridor bahkan bisa melihat aura gelap berkobar-kobar dari keduanya.

"She is mine. Don't you dare to touch her." Dean berbisik dingin saat berjalan melewati Niel.

Niel hanya mendecih kesal. Dikepalanya mulai muncul banyak pertanyaan tentang Gea dan laki-laki bernama Dean tadi. Dia tidak pernah melihat Gea dekat dengan laki-laki manapun di kampus. Satu-satunya teman yang dekat dengan Gea hanya Stev. Sebenarnya bukan karena Gea jelek atau apa, jika mau tau sebenarnya banyak cowok di kampus yang diam-diam meliriknya. Tapi sikap Gea yang juteknya nggak kira-kira yang buat mereka mencari aman.

Mood Niel langsung anjlok ke level paling bawah. Dia malas kuliah kalo baru kesal seperti sekarang. Dia memutuskan untuk membolos saja, siapa tau Gea masih di parkiran dan dia bisa bertanya siapa cowok yang namanya Dean tadi.

Yang benar saja, saat Niel sedang berjalan menuju parkiran dia melihat Gea masih duduk di kursi taman dekat tempat parkir. Ekspresinya langsung berubah kecut ketika makhluk yang namanya Dean menghampiri Gea sambil membawa minuman ringan. Dia sudah jelas kalah telak, Gea tidak akan mau duduk bersebelahan dengannya. Mau meliriknya pun itu sudah untung.

Niel berjalan mendekati Gea, dan duduk begitu saja di sampingnya. Jadi sekarang Gea ada diantaranya dan Dean. Gea meliriknya dongkol.

"Gue ga tau kalo lo minat pacaran juga." Niel merutuki mulutnya dalam hati.

Gea mengernyitkan alisnya dan menoleh ke Niel. Menatapnya seolah Niel alien yang baru jatuh dari UFO yang masih melayang-layang di atas kepalanya.

"He is your friend Ge?" Dean memutar wajah Gea kearahnya dengan memegang dagunya.

"Huh?" Gea tiba-tiba jadi telmi.

"Please Ge." Dean memutar matanya malas.

"Apa? Seperti kau baru mengenalku saja." Gea mendengus dan membuka kaleng minumannya.

"Boleh aku bertanya?" Lagi-lagi Niel membuat Gea menoleh padanya dengan tatapan datar.

"What?" Gea hanya menyahut pendek.

"Who is he?" Kepala Niel mengisyaratkan ke arah Dean.

"Dean." Gea lagi-lagi menjawab cuek.

"Ck. Pacar?" Niel berdecak kesal, Gea seperti tak serius menanggapinya.

"Suami gue." Gea meneguk minuman di kalengnya pelan.

Niel melotot pada Gea yang masih datar-datar saja menikmati minuman bersodanya. Di sebelah kanan Gea, Dean sedang sibuk mengumpat dalam hati karena tersedak mendengar jawaban Gea tentang statusnya. Setelah bisa bernafas, Dean mendelik ke arah Gea.

"Ge." Dean memanggil Gea tajam.

"Heum." Gea melirik Dean dengan ekor matanya.

Dean hanya bisa berkedip saat tiba-tiba didepannya Gea diseret paksa oleh Niel. Sekali lagi, GEA DISERET OLEH NIEL. Satu lagi yang lebih membuatnya dongkol, Gea hanya diam sambil memasang tampang datar. Dia benci Gea yang tidak peka soal gender.

Gea yang bosen diseret-seret Niel akhirnya protes juga. Dia menarik tangannya keras dan membuat Niel berhenti jalan.

"Lo kenapa?" Gea natap Niel males.

"Gue nggak suka lo-"

"Gue tau lo ga suka gue, lo sukanya sama Stev." Gea memutus omongan Niel.

"Tapi-" lagi-lagi omongan Niel dipotong.

"Tapi gue ga akan pernah ngebiarin Stev sama lo." Gea melenggang begitu saja.

"Ya ampun. She is so clueless." Niel mengusap wajahnya frustasi.

Separuh Matahari SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang