"Kenapa ... Kenapa harus tugas mencari serangga?!!" Yami meninju pohon dengan keras hingga beberapa daun dan serangga jatuh. Beruntung yang mereka cari juga ikut jatuh dan Magissa menaruhnya didalam toples yang berlubang.
"Entahlah, ada-ada saja guru disini ngasih tugas," timpal Magissa.
"Yah sudahlah kita lakukan saja, dan ini sudah semuanya." Victoria mengecek daftar serangga mereka butuhkan.
"Kalau begitu ayo kita kembali. Galaxia dan Valgus pasti sudah selesai dengan medianya." Tera berjalan lebih dulu dan di ikuti yang lain keluar dari hutan.
Sementara itu Valgus dan Galaxia hampir selesai menyiapkan media untuk serangga hidup. Karena kali ini mereka diberi tugas berupa ekosistem jadinya setiap Party menyiapkan tempat lengkap seperti di ekosistem.
"Mereka lama," ucap Galaxia dengan bosan. Valgus sendiri tidak menanggapi dan sibuk sendiri menyiapkan penutup agar serangganya tidak keluar atau tidak bisa bernafas.
"Hei Valgus, apa kau mendengarkanku?"
"Oh maaf ... Lalu kenapa tadi kau tidak ikut mereka saja?"
"Malas," ucap Galaxia dengan cengiran. Valgus menanggapi dengan datar, rasanya tangannya ingin menampol kepala ultra satu ini. "Lalu kau sendiri? Kenapa saat pembagian kau memaksa agar kau yang membuat media?"
"Aku tidak bersahabat dengan serangga."
"Kau takut?"
"Ma-mana ada! Aku tidak takut!"
"Mencurigakan."
Valgus tidak menanggapi pernyataan Galaxia dan mencoba penutup dengan media, apakah sesuai dengan keinginannya. Tidak lama tiba-tiba sesuatu jatuh dari atas tepat di meja antara Galaxia dan Valgus. Itu adalah belalang besar berwarna coklat. Valgus yang melihat belalang itu pun menjadi panik sampai jatuh dari kursi.
Galaxia yang melihat reaksi Valgus ingin tertawa tapi karena kasihan dia memilih menahan tawa. "Ini hanya mainan Val, Kau baik-baik saja kan?"
"Menurutmu." Valgus bangun dan mendirikan kursi walau punggungnya sedikit sakit karena jatuh. "Siapa yang membuatnya ya, terlihat seperti belalang asli lo."
"Tidak tahu dan tidak mau tahu, buang saja itu." Galaxia ingin menanyakan alasannya namun melihat aura permusuhan disekitar Valgus membuatnya kicep.
"Hei itu mainanku!"
Seorang ultra tiba-tiba muncul dan menyambar mainan belalang tersebut. Saat berlalu dia dengan sengaja menyenggol Valgus terlihat dari wajahnya membentuk senyuman jahil. Valgus hanya bisa diam membiarkan ultra itu berlalu pergi namun tanpa sadar tangan kirinya sudah menggenggam cutter dengan gemetar, membuat Galaxia yang melihat hal itu terdiam.
"Hei kalian berdua!" Galaxia dan Valgus melihat keasal suara rupanya itu adalah keempat teman mereka. Valgus sadar masih membawa Cutter meletakkannya dimeja.
"Serangganya sudah kami kumpulkan."
Malam hari.
"Hahahahaha!! Kau jatuh hanya karena itu?!" Zero tertawa keras hingga menggema keseluruh kamar.
"Mau bagaimana lagi, kau sendiri tahu aku phobia dengan serangga dan itu kelihatan sangat asli," ucap Valgus namun Zero tidak mendengarkannya dan masih saja tertawa.
"Ketawa terus! Nanti 'ketemu mbak kunti' teriak tidak jelas." Zero kicep seketika mendengar bagian yang sengaja ditekan Valgus. Yang aslinya itu adalah ancaman untuk Zero.
"Katanya kuat tapi hantu saja takut," ucap Taiga dengan ejekan dikasur lain. Satu kamar memiliki dua kasur agar tidak berdesakan saat tidur.
"Aku tidak ingin mendengar itu dari ultra yang sama takutnya," ucap Zero dan Valgus bersamaan dengan menatap Taiga tajam.
"Kalau soal ini kalian kompak sekali."
Tera yang sedari tadi diam mendengar obrolan tiga ultra yang sekamar dengannya. Entah itu topik apa dia hanya mendengarkan saja karena diluar hujan membuatnya tidak bisa keluar.
Dikamar lain tepatnya kamar TDGA and Magissa, Tiga memandang tempat agenda terakhir yaitu 'Perburuan'. Tempat pelaksanaannya memiliki banyak wilayah yang dan berbagai medan. Dyna yang melihat itu penasaran apa yang dipikirkan mantan ketua Dark Giant ini.
"Tiga, kau kenapa memandang kertas terus?"
"Aku berpikir bagusnya kita berada diwilayah mana agar menguntungkan," jawab Tiga.
"Ya, aku terserah. Lagian kita selama ini bertarung tidak kenal medan. Mau angkasa, darat, laut, padang rumput, gunung, hutan, bahkan komputer kita lawan tanpa pikir dua kali karena siap dengan resikonya."
"Betul juga ya, tapi itu kita ukurannya lebih besar dari wilayahnya tapi kali ini kita lebih kecil dari wilayahnya."
"Bagus dong itu," ucap Gaia yang ikut kedalam pembicaraan. "Kita tidak perlu khawatir kalau ada pohon yang kecabut."
"Omong-omong soal pohon kecabut, katanya Max pernah cabut pohon dan ditanam balik lo," ucap Dyna.
"Ah iya tuh! Katanya takut kerna karma," timpal Gaia.
"Itulah yang namanya ultra yang bertanggung jawab," ucap Tiga. Seketima ketiganya tertawa karena candaan itu.
Tidak lama sebuah suara keras menggema keseluruh lorong bahkan terdengar didalam kamar yang berada dilorong itu.
ORB!! BALIKIN CEMILANKU!!
MAAF MAGI!! AKU TIDAK TAHU ITU PUNYAMU!!
"Cih! Mereka berisik sekali," ucap Izaya.
Karena kamar kelas mereka dan kelas privat berdekatan dan hanya jauhkan oleh lorong tegak lurus membuat kamar kelas ini terusik karena keributan yang dibuat.
"Sudahlah Izaya ... Sebentar lagi bakal tenang tuh," ucap Haruka.
WOI! DIAM NAPA! MAU TIDUR SAJA SUSAH!!
DIA NGAMBIL CEMILANKU KANG AYAM!
WOI NAPA GUA BUKAN AYAM! SINGA ASIA!
NAMAKU JUGA BUKAN SINGA ASIA!
"Ya ... Tenang." Izaya menatap Haruka tajam sementara yang ditatap hanya membalas dengan cengiran.
Seketika sebuah getaran seperti gempa bumi datang dan itu hanya sebentar dengan dampak yang tidak terlalu besar. Namun suasana menjadi hening, tidak ada suara apapun bahkan langkah kaki.
Izaya dan Haruka penasaran dengan apa yang terjadi memutuskan untuk mengintip keluar namun di pintu Kazuto sudah melakukannya lebih dulu.
Ada apa dengan tatapanmu?! Mau bertarung bocah?!
Ayo saja, lapangan luas tuh!
Sudahlah kalian berdua! Mentang-mentang cahaya dan gelap jadi bertengkar mulu.
Kazuto menutup pintu dengan kepala sedikit digelengkan. Memikirkan bagaimana bisa ultra seperti itu dalam satu Party. Singkirkan pikiran untuk Party itu Party-nya sendiri saja bermasalah apalagi yang lain.
"Ultra seperti itu lebih kuat dari kita? Apakah Noa sudah tua ya?" ucap Izaya asal dan mendapatkan sebuah tampolan dari Haruka.
"Jaga bicaramu! Dan kenapa kau malah bawa-bawa dia juga?!"
Sementara itu ultra bercolour timer Y merah dengan warna hitam silver yang sedang menikmati hujan dibalkon penginapan menatap kebelakang dengan linglung.
"Seperti ada yang sedang memanggilku?"
.
.
.
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARTY OF THE ULTRAMAN
FantasyKejahatan semakin merajalela di alam semesta. Para ultra dikhususkan untuk melakukan sekolah perang dan mereka diharuskan membuat party/tim. Dan apa yang akan terjadi jika ultra yang sama-sama memiliki masa lalu yang buruk dan menjadi overpower, dit...