–Happy Reading–
Satu Minggu kemudian, kelima anak yang menumpang di desa terpencil itu telah kembali ke markas mereka. Disana suasana sangat sepi, bahkan tidak ada orang selain mereka. Hanya ada hewan liar yang berkeliaran disekitar markas. Bukan hewan buas, hanya kelinci dan rusa liar.
Kini mereka tengah duduk termenung di dalam markas. Semua diam, larut dalam fikiran masing-masing.
Semua kejadian ini benar-benar diluar dugaan mereka. Mungkin karena musuh lebih cepat bergerak?
Satu hal yang perlu digaris bawahi bahwa semua ini hanya karena kesalahpahaman. Kesalahpahaman yang bercampur dengan emosi menjadikan semuanya menjadi rumit.
banyak yang memihak mereka tapi banyak juga yang membenci mereka. Kedua kubu tersebut selalu berdebat, saling membela orang yang mereka anggap benar. Apalagi Raja yang masih diliputi emosi membuatnya merasa resah karena berfikir bahwa yang membela Junghwan berpotensi berkhianat kepadanya. Padahal itu juga belum tentu terjadi. Tapi entah kerasukan apa, otaknya benar-benar selalu berfikir seperti itu bahkan sekarang secara perlahan dan tanpa sadar Raja mulai menjadikan Jihoon sebagai musuhnya.
Keheningan diantara mereka reda saat Jay batuk seraya memegang dadanya. Akhir-akhir ini Jay selalu seperti itu.
" Kau tak apa? " Tanya Junghwan seraya menatap Jay khawatir.
Jay mengangguk lalu tersenyum, " tidak apa-apa, hanya batuk biasa. Kupikir aku perlu meminum air hangat " ia beranjak dari duduknya lalu melangkahkan kaki ke dapur.
" Sudah hampir siang, aku akan mencari makanan dihutan untuk makan siang " ucap Jungseob.
Sunoo mengangkat tangan, " aku ikut "
" Ayo " ucap Jungseob.
Sunoo langsung terpekik girang. Jarang-jarang Jungseob memperbolehkannya untuk ikut mencari makan dihutan. Ini kesempatan emasnya untuk mencari pisang kesukaannya. Sunoo mengambil pedang yang masih tertutup oleh sarung pedang, lalu memasangnya di pinggang. Tidak lupa ia juga mengikat kepalanya dengan kain yang senada dengan warna bajunya.
" Aku siap " ucap Sunoo semangat seolah telah melupakan hal buruk yang sedari tadi ia fikirkan.
Jungseob mengangguk, " kau jaga mereka " pinta Jungseob kepada Jungwon. Jungwon mengangkat jempolnya ke atas lalu menurunkannya dengan segera.
Selepas perginya Jungseob dan Sunoo. Junghwan menyenderkan tubuhnya ke kursi kemudian memejamkan matanya saat merasakan nyeri pada luka diperutnya.
Jay meletakkan gelas berisi air hangat dimeja. Ia duduk di sebelah Jungwon yang sedang memainkan ikat kepalanya lalu meliriknya.
" Ada apa kau melirikku? "
Jay langsung membuang muka. Ia memilih untuk meminum air hangatnya dari pada menjawab pertanyaan Jungwon yang ia juga tidak tahu jawabannya.
Merasa tidak mendapat jawaban, Jungwon menoleh ke arah Jay, " kenapa kau tidak menjawab? "
Jay menoleh ke arah Jungwon. Jadilah mereka saling tatap, " memangnya melirikmu itu harus ada alasannya? "
Jungwon diam, berfikir sejenak, " tidak juga "
" Nah itu. Aku melirikmu tanpa alasan! "
Junghwan membuka mata, memperhatikan kedua sahabatnya tengah berbincang tentang hal yang tidak berguna. Tapi hal itu dapat membuatnya tersenyum walau sangat tipis.
" Apa liat-liat " Jungwon melotot ke arah Junghwan.
Sunoo mendorong bahu Jungwon, " kenapa kau sensi sekali, huh?! "
KAMU SEDANG MEMBACA
THE KINGDOM || So Junghwan [TAMAT]
FanfictionJunghwan adalah Pangeran kelima Negeri Dregan. Ia harus bermusuhan dengan Panglima kerajaannya sendiri karena suatu alasan. Ia juga harus menghadapi sang kakak saat kakeknya memerintahkannya untuk menjadi Raja Dregan selanjutnya. Karena itu semua, p...