02

205 27 0
                                    

Hyunsuk, Yoshi dan Asahi menuju desa dengan di dampingi oleh panglima Jihoon dan beberapa prajurit. Perjalanan di penuhi dengan keheningan, tidak ada yang mengobrol. Mungkin karena mereka semua sedang dalam keadaan waspada karena saat ini, mereka tengah melewati hutan belantara yang katanya banyak bandit yang berkeliaran. Bandit yang tidak kenal bulu,  semua akan menjadi sasaran empuknya termasuk seorang Pangeran.

Salah satu hutan berbahaya di negeri Dregan ini sudah menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Sudah banyak korban yang tewas akibat serangan para bandit. Tentu saja Raja tidak membiarkan itu begitu saja, ia sudah berupaya mengerahkan penjagaan dan patroli ketat di sekitar maupun di dalam hutan. Tapi serangan masih saja terjadi, bandit masih dengan mudah melancarkan aksinya tanpa di ketahui oleh para prajurit.

Hyunsuk mengedarkan pandangan kesegala penjuru hutan. Mata elangnya seolah tidak mau melewatkan apapun yang dilewatinya. Ia berusaha mengamati hutan, berharap menemukan jejak bandit karena Hyunsuk bingung, bagaimana para bandit bisa lolos dari pengawasan prajurit. Di samping keperluannya membagikan beras ke desa, ia juga memanfaatkan waktu perjalanannya untuk mengamati hutan ini. Hal inilah yang menjadi salah satu alasannya melarang Junghwan untuk ikut. Bahaya bisa datang kapan saja.

Jleb

Suara itu membuat semua orang refleks menoleh ke belakang. Salah satu prajurit jatuh dari kudanya dengan anak panah yang menancap di dadanya. Hyunsuk memutar pandangannya, ia tidak tahu anak panah itu muncul dari arah mana.

" POSISI SIAGA! " teriak Jihoon.

Para prajurit yang awalnya di belakang, kini sudah membentuk setengah lingkaran, menjadi tameng untuk ketiga pangeran.

Jihoon berada di paling depan, ia sudah siap dengan anak panahnya begitupun dengan para prajurit.

Ketiga pangeran mengeluarkan pedangnya dan bersiap untuk menyerang musuh.

Anak panah kembali datang dan hampir mengenai lengan kiri Yoshi. Jihoon langsung meluncurkan anak panahnya ke arah datangnya anak panah musuh. Sedetik kemudian, orang-orang berpakaian serba hitam dalam jumlah banyak turun secara bersamaan. Adu pedang dan serangan anak panah pun tidak bisa terelakkan. Ketiga pengeran menyerang tanpa turun dari kuda mereka. Itu akan lebih memudahkan mereka untuk mengalahkan lawan.

Jihoon dan para prajurit pun berusaha semaksimal mungkin agar tidak banyak bandit yang menyerang ketiga Pangeran.

Tidak membutuhkan waktu lama, para bandit pun kalah. Mereka sangat nekat untuk melawan ketiga Pangeran tangguh apalagi tamengnya adalah panglima Jihoon, panglima utama negeri Dregan yang sangat amat kuat.

Beberapa bandit mati sedangkan yang masih hidup telah melarikan diri.

" Apa yang membuat mereka menyerang kita? " Tanya Asahi setelah memasukkan pedangnya ke dalam sarung pedang.

" Mungkin mereka ingin mengambil beras kita " ucap Yoshi seraya melihat tumpukan karung beras yang akan di bagikan kepada rakyat.

" Salah satu dari kalian, bawa kembali prajurit yang tewas ke istana untuk segera di makamkan. Aku akan melanjutkan perjalanan " ucap Hyunsuk.

" Baik, Pangeran Putra Mahkota " ucap salah satu prajurit. Ia menggotong prajurit yang tewas dengan dibantu yang lainnya.

" Sebentar lagi kita akan keluar dari hutan ini. Tetap waspadalah " ucap Hyunsuk yang mendapatkan anggukan dari yang lain.

Perjalanan pun dilanjutkan sampai akhirnya mereka keluar dari dalam hutan. Hamparan tanah kosong langsung terlihat. Tidak ada satupun pohon maupun bunga yang tumbuh. Maka dari itu, daerah ini di sebut sebagai tanah mati oleh warga sekitar.

THE KINGDOM || So Junghwan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang