bab 8

28.6K 3.4K 95
                                    


Happy reading!!
.
.
.
.

8.bobo bareng.
_________

Author.pov.

Kejadian saat di penitipan bayi sudah 2 jam yang lalu, kini mereka sedang berada di perjalanan pulang.

Indara dan Gerhana sudah tertidur pulas karena kecapean mungkin, dan tentu saja posisi Gerhana yang memeluk Indara erat. Awalnya Indara risih dan ingin menolak, tapi apa daya, jika ia menolak maka sudah di pastikan Gerhana akan menangis.

Sedangkan Jihan dan Aira saat ini sedang saling bertatap tatapan sambil tersenyum senyum sendiri karena melihat tingkah anaknya masing masing yang sudah bucin sejak dini.

"jadi gak sabar gue buat ningkahin mereka han" ujar Aira.

"iya ra, gue juga. Rasanya pengen ningkahin mereka pas pulang ini haha" ujar Jihan tertawa sambil menyetir mobilnya.

"eh ra, kata nathan rumah gue udah mau selesai di renov nya, jadi kemungkinan 3 hari lagi gue sama keluarga gue udah gak tinggal lagi di rumah lo" ujar Jihan.

"eh, cepet banget sih? Bukannya masih 5 hari lagi?" Aira bertanya.

"biasalah, Nathan kan emang gitu. Ga betahan orangnya kalo di rumah orang. Alhasil ya dia percepat aja renov nya" ujar Jihan.

Aira pun mengangguk mengerti.

Merekapun kembali mengobrol sepanjang perjalanan pulang.

__________      __________     __________

Di malam hari yang tenang, aman dan damai. Ada seorang bayi yang tengah di kamarnya dengan memeluk bonekanya, bersiap untuk memejamkan matanya. Tapi, tiba tiba ia mendengar suara yang saat ini ia hindari. Ingin rasanya ia menempleng wajahnya dengan wajan gosong emak...

Siapa?

Yap tentu saja si-_

"HUAAA!!ACU AU EYUK NANA!!"

Indara depresot.

Sungguh.

"acu au bobo ngikk, isa daa sah angis?!"(aku mau bobo tengik, bisa gak usah nangis?!) ujar Indara dengan kesabaran kian menipis.

pasalnya saat ini Indara sudah akan tidur, tapi tiba tiba Gerhana masuk ke kamarnya meminta Indara untuk memeluknya. Padahal ia sudah sangat sangat mengantuk, tetapi malah di kagetkan dengan suara lengkingan tangis.

Fyi: indara sudah pisah kamar dengan orang tuanya, katanya buat latihan. Satu hari pisah, satu hari gabung. tapi kamar mereka itu berdempetan dan pembatas kamar mereka berdinding kaca dan ada pintunya langsung, jadi kedua orang tua Indara masih tetap bisa mengawasi indara saat tidur.

Oke back to topick

Di lihat lihat Gerhana sudah siap untuk menumpahkan tangisannya kembali.

Indara pun cepat cepat menutup kedua kupingnya dengan kedua tangan.

1 detikk

2 detikk

3 deti-_

"HUAAA!!!NANA AlAH AMA ACU?HUAAA!!"(huaa nana marah sama aku? Huaa!)

Sudah!! tidak ada gunanya untuk menutup telinga. Pasalnya suara lengkingan Gerhana sangat sangat merdu sampai sampai tangan pun nembus.

Belum sampai disitu saja, ada lagi teriakan yang tak kalah cempreng...

Back To Baby[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang