44

5.4K 749 34
                                    

HAPPY READING!!!

44. Kendali.

Di lain tempat, tepatnya di tempat sekitar kawasan vila, Gerhana serta para pasukannya tengah berkelahi dengan para penjaga yang pastinya sudah di utus Gavin untuk berjaga jaga.

Dugaan Gerhana benar, namun ia tak menyangka jika Gavin memiliki anak buah yang cukup banyak. Ia kira hanya 10 sampai 15 orang, namun ternyata salah besar. Anak buah Gavin lebih dari 50 orang, sedangkan anak buah ayahnya hanya 20 orang yang ia bawa.

"BANGSAT, PEMIMPIN LO MANA NJING?!" umpat Gerhana saat tak menemukan sosok Gavin yang berada di tubuh Raja.

Tubuhnya sudah di penuhi bercak darah banya orang, namun luka yang di dapati hanya bagian sudut bibir dan pipi kirinya yang memar saja.

BUGH

Gerhana memberi bogeman pada salah satu anak buah Gavin saat ingin memukulnya menggunakan balok kayu. Orang itu langsung tersungkur tak sadarkan diri.

Mata Gerhana menatap datar orang itu, kemudian mengalihkan pandangannya ke sekelilingnya. Ini yang dia suka, kekacauan. Namun, saat ini dia tak menyukainya. Hatinya bergemuruh tengah memikirkan keadaan gadisnya.

Ia takut, takut tak akan bisa tepat waktu menyelamatkan Ara-nya jika ia masih di sini.

Berdecak kasar, netra mata Gerhana memandangi Bintang yang tengah melawan 2 orang berbadan kekar dan besar.

Tak menunggu lama, dua lawan Bintang tersungkur akibat sudah tak kuat untuk meladeni serangan Bintang yang memanipulatif.

Nafas Bintang memburu, wajahnya nampak serius. Tak ada raut jail sedikitpun tertinggal, yang ada hanya raut dinginnya menatap bengis lawannya saat ini.

"Bin" panggil Gerhana sedikit berteriak.

Bintang menolehkan kepalanya dan mendapati Gerhana yang tengah menghampirinya.

Saat sudah sampai, Gerhana dengan cepat menarik Bintang ke tempat aman.

"heh, kita kan belum selesai ogeb" protes Bintang saat lengannya di tarik begitu saja.

Gerhana menghembuskan nafas pelan, "gue mau nyusup ke sana, di lihat dari lokasi dasi Indara, kemungkinan mereka nyulik Indara di sana" tunjuk Gerhana pada salah satu ruangan yang terletak di lantai 3 villa.

Bintang mengikuti arah tunjuk Gerhana, "terus?" tanyanya penasaran.

Gerhana memutar bola matanya malas, ini Bintang bego apa tolol sih?! Dengan kesal, Gerhana menempelang kepalanya sembari berucap, "tolol, ya kita ke sana lah!" ucap Gerhana dengan emosi.

Bintang memegang kepalanya sembari menggerucutkan bibirnya, Gerhana yang melihatnya bergeridik ngeri. Tangannya dengan reflek menggeplak mulut Bintang keras.

PLAK

"ADOII, BIBIR SEKSOY GUE!!"

••• ••• •••


"BAJINGAN, SINGKIRIN TANGAN KOTOR LO ANJING"

Gavin tak mendengarkan, dia memilih untuk membuka kancing teratas Indara dengan pelan.

"gak akan bisa sayang, mendingan kamu diem dan nikmati setiap sentuhan yang aku berikan" ucap Gavin rendah sembari memandang Indara dengan kilatan obsesi yang terpancar jelas di matanya.

Indara semakin meronta ronta, mana sudi dia. Mungkin pergelangan tangannya sudah terluka akibat dirinya terus saja memberontak.

Back To Baby[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang