Seperti Bertransmigrasi

Bagian 1

Seorang gadis masih setia memejamkan matanya, wajah cantiknya yang pucat dengan bantuan berbagai selang yang menopang ditubuhnya membuat Adelia seperti kehilangan sebagian dirinya. Meskipun hubungannya dan Stela baru beberapa bulan dikatakan sebagai sahabat namun kepribadian Stela yang terbuka membuat Adelia seperti mengenal gadis itu sudah lama.

Ingatannya jatuh pada bulan lalu saat ia menemukan Stela menangis di kamarnya, waktu itu Adelia hanya berniat main kerumah Stela namun ia dikejutkan dengn fakta bahwa kedua orang tua Stela selama ini hanya hidup dalam kepalsuan belaka. Mama dan papa Stela hanya akan bersikap sebagai pasangan normal pada umumnya saat mereka di hadapan semua orang dan keluarga besarnya.

Om Darwin yang tak lain papa Stela kabarnya telah menikah dengan tante Nimas yang merupakan ibu angkat Davinka, sejak saat itu Adelia memutuskan untuk membuat Davinka menderita selama sekolah. Perempuan itu bahkan merebut semua perhatian om darwin ia selalu menahan papa stela saat akan pulang kerumah, selain licik perempuan itu juga berlagak sok polos membuat adelia muak dengan kelakuannya.

Bahkan setelah menerima kenyataan pahit itu sahabatnya kembali di hantam bom yang benar-benar menghancurkan hidup stela. Lelaki yang selama ini stela cintai malah dengan mudahnya menyatakan bahwa ia telah berpacaran dengan davinka, perempuan yang sudah merebut papa stela sekaligus perebut pujaan hati stela.

Adelia berjanji akan menghukum mereka dengan tangannya sendiri, ia masih duduk di lantai rumah sakit dengan novel di tangannya yang tak sengaja ia temukan di pelukan stela setelah kecelakaan tadi. Bian dan yang lainnya juga ikut menunggu karena kedua orang tua stela yang tak bisa datang, miris sekali hidup sahabatnya hampir mirip dengan nasibnya, adelia tertawa dalam hatinya.

Hari ini adalah keputusan terakhir apakan alat yang menopang tubuh stela akan di lepas atau tidak, dokter baru saja keluar dari ruang rawat stela bersamaan dengan datangnya kedua orang tua stela yang baru tiba, mereka terlihat habis lari.

"Bagaimana keadaan anak saya dok?" tanya darwin.

"Saya mohon jangan lepas alat yang ada ditubuh anak saya dok" mohon tante mira yang merupakan mama stela.

"Bapak, ibu dan adik semuanya ini mukjizat dari sang pencipta karena stela berhasil melewati masa kritisnya, bahkan keadaannya jauh lebih baik dari sebelumnya. Namun saya perlu bicara secara pribadi kepada kedua orang tua pasien mengenai keadaan stela" jelas dokter itu membuat semua orang yang berada disana bernapas lega.

Bahkan bian juga bersyukur mendengar keadaan stela, ia ditemani rasya dan yesa sedangkan adelia sendiri kesini meskipun beberapa kali di ajak bicara oleh alin dan rena yang merupakan teman stela namun adelia enggan menanggapi.

Adelia dan semua orang mengikuti suster yang membawa brankar stela ke ruang rawat dari yang sebelumnya berada di ICU bahkan sekarang mereka juga diperbolehkan untuk menjenguk stela. Gadis itu masih setia memejamkan matanya.

"Bangun stela, gue bakalan jagain lo. Jadi sahabat yang selalu ada lo, bangun ya jangan tinggalin gue sendiri lagi" lirih adelia pilu membuat bian dan yang lainnya ikut merasakan bagaimana perasaan adelia. Gadis yang terkenal tak mau peduli dengan orang lain, kejam, tak berperasaan seketika berubah menjadi gadis penyanyang yang rapuh. Sekarang bian tau kenapa stela begitu terobsesi berteman dengan adelia, andai aja stela bangun bian berjanji tidak akan melarang stela berteman dengan adelia, ia berjanji akan menerima stela lagi membangun hubungan mereka yang sempat hancur.

Begitu mata stela terbuka semua orang yang berada diruangan itu langsung mendekat, papa dan mama stela yang baru saja masuk ikut mengucap syukur saking bahagianya.

"Anak mama udah bangun, gimana sayang apa yang dirasain? stela pusing? ada yang sakit bagian mana sayang?"

"Stela mau apa, mau liburan sama papa? kita liburan bareng nanti kalau stela udah pulih ya sayang. Papa janji akan menghabiskan banyak waktu buat stela"