"JAWAB BIAN"
Bian masih diam membuat Stela menggeram frustasi, ia bersumpah akan membuat orang-orang menyesal karena membodohinya.
"Aku ngelakuin ini demi kamu stel"
"Aku bahkan mengorbankan perasaan aku demi menjaga kamu dari wanita licik itu"
"Kenapa kamu nggak langsung hancurkan dia? bukanya kamu punya kekuasaan atas itu semua?"
"Gak bisa, Davinka punya kekuatan di belakang"
"Maksud kamu?"
"Om Rendra di belakangnya"
"Om Rendra?"
"Iya, om Rendra suami dari adik papa aku"
"Jangan bilang" Stela membekap mulutnya tidak sanggup jika apa yang ia pikirkan adalah kenyataan yang sebenarnya.
"Bukan Davinka, tapi mamanya yang ada hubungan sama om Rendra. Selama ini itu juga yang menjadi alasan aku selalu berusaha dekat dengannya"
"Tante Bela tau ini semua?"
"Saat ini belum, tapi sebentar lagi aku dan papa akan membuka semua kebusukan mereka entah itu sampai kapan" Bian menoleh ke segala arah takut ada yang mendengar semua pembicaraan mereka.
"Tante Nimas cinta sama papa kamu, tapi om Rendra juga cinta sama tante Nimas. Om Rendra udah di bodohi sama wanita itu sampai mau memberikan segalanya, saat ini banyak aset tante Bela yang dibalik namakan atas nama wanita licik itu, Davinka juga tau semuanya, aku pengen kamu percaya sama aku demi Tuhan aku mencintai kamu Stela gak ada wanita lain selain kamu disini" Lelaki itu menarik tangan Stela dan meletakkan di atas detak jantungnya yang berdebar dua kali lebih cepat dari biasanya.
Entah mendapat dorongan dari mana Stela langsung memeluk lelaki itu, memeluk Bian seolah-olah ia sangat merindukan lelaki itu. Ia tidak akan tinggal diam, papa Darwin adalah papanya, miliknya yang nggak akan pernah bisa direbut oleh siapa pun.
"Aku paham sekarang" Stela menatap Bian membuat lelaki itu juga menatapnya. Namun keadaan tetap mengharuskan Stela melepas Bian.
Stela menatap Bain dengan air mata yang masih menggenang di pelupuk matanya, tuhan ia ingin egois namun itu tidak bisa. Mamanya akan jauh lebih menderita jika ia egois mempertahankan keinginan hatinya.
.
.
Stela langsung kembali ke tendanya, teman-temannya banyak yang bertanya bagaimana keadaannya. Syukur saja tidak ada yang perlu di khawatirkan ia hanya kelelahan ditambah daya tahan tubuhnya yang tidak sekuat itu untuk berjalan jauh.
"Lo kenapa?" Tanya Adelia melihat Stela yang belum memejamkan matanya.
Stela masih diam, ia memandang langit atas tenda. Ia menarik selimut sampai ke lehernya sebelum menjawab pertanyaan Adelia.
"Gakpapa cuma siapin mental aja"
"Siapin mental? maksud lo apaan?"
"Udah tidur, besok terakhir kita ada disini pasti banyak kegiatan" Stela langsung memejamkan matanya membuat Adelia ikut memejamkan mata meskipun masih ada yang mengganjal di hatinya.
Pagi hari~
Hari ini adalah hari terakhir mereka berada di bumi perkemahan, sejujurnya mereka sudah bisa beradaptasi. Banyak yang masih betah meskipun hanya tidur di tenda meninggalkan kasur yang empuk dirumah.
"Kok gue ngerasa sedih mau pulang ya" ujar Rena tiba-tiba.
"Iya gue juga udah suka hidup di alam" sahut Alin
![](https://img.wattpad.com/cover/288026395-288-k502103.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Bertransmigrasi
Teen FictionDeolina Auristela adalah gadis cantik yang berambisi dekat dengan Adelia, adelia adalah primadona SMA Binar Berlian yang merupakan sekolah swasta Internasional yang berisi anak-anak sultan. Karena ambisinya stela mengubah penampilannya, memakai rok...