Pagi ini sekolah stela tengah free karena semua guru sedang rapat, gadis cantik itu memilih duduk di gazebo menatap semua aktifitas teman-temannya yang sedang bermain air karena hujan lebat barusan. Semua guru juga tidak ada yang melarang, ada sekumpulan anak lelaki yang main sepak bola, sebagian lagi main basket, anak perempuan juga tak mau kalah mereka ikut bermain sepak bola di lapangan sebelah basket yang sebenarnya lapangan futsal, meskipun rusuh namun seru juga.
Kalau anak lelaki bisa diam dalam memasukkan bola, berbeda dengan anak perempuan yang berteriak-teriak saat bola mereka jatuh ke lawan ataupun saat berhasil memasukkan bola. Seru juga sih, heboh namun malah terlihat asik, stela hanya tersenyum memperhatikan alin dan rena yang ikut bermain sepak bola memang kedua temannya dan stela sangat pandai olahraga apalagi stela, perempuan itu paling jago bermain basket.
Bian yang melihat stela sendirian memilih menghampiri gadis itu, ia terlihat asik menatap semua siswa sampai tak menyadari kehadiran dirinya, jujur stela terlihat sangat berbeda sekarang gadis itu jauh lebih pendiam dari sebelumnya. Bian duduk di samping stela ia menyodorkan sebotol teh pucuk kesukaan gadis itu yang membuat stela menoleh ia baru menyadari kehadiran gadis itu.
"Buat lo" kata bian membuat stela mengernyitkan kepalanya.
"Makasih" akhirnya stela mengambil minuman yang diberikan bian.
"Nggak ikut main?" tanya bian membuka percakapan.
"Lebih seneng ngeliatin aja, lo sendiri nggak ikut main?" tanyanya balik, sejujurnya ada sedikit rasa pedih di hati bian saat stela mengubah kosa kata mereka dari aku-kamu menjadi lo-gue jujur sejak dulu bian suka stela memanggil dirinya dengan kamu bahkan saat mereka putus pun gadis itu masih memanggilnya dengan kamu namun ia mencoba memaklumi, stela sekarang beda karena hilang ingatan jadi bian harus berusaha dan memulainya dari awal.
"Lebih seneng liatin juga"
Hening, mereka sibuk melihat aktivitas semua temannya yang asik di lapangan sesekali bian juga melirik gadis di sampingnya yang masih anteng tanpa merasa terganggu dengan aktivitas semua orang.
"Apalagi liatin kamu" kata bian pelan namun bisa di dengar stela gadis itu menoleh ke arah bian ingin mengucapkan sesuatu namun tak jadi dan kembali lagi mengarahkan pandangannya ke depan.
Baru saja bian menghadap ke depan sebentar namun ia dikejutkan dengan sebuah bola yang mengarah kepada mereka, refleks bian bergerak melindungi stela ia memeluk stela dengan posisi tubuhnya berada di depan memeluk gadis itu yang juga sama-sama terkejut.
Bughhh
Pukulan dari bola yang terkena bian lumayan keras membuat lelaki itu meringis pelan, stela bahkan bisa mendengar pukulan yang terkena di punggung bian.
"Lo nggakpapa?" tanya stela mendengar ringisan dari bian
"Punggung lo sakit? perlu dibawa ke uks nggak?" stela yang terlihat panik malah membuat bian lupa akan rasa sakitnya."Lumayan pegel aja" jawab bian
"Sorry sorry tadi nggak sengaja ngelempar bola ke arah kalian" ujar salah satu cowok yang mungkin melempar bola tadi.
"Lain kali hati-hati kalau yang kena cewek bisa bahaya" ujar bian dengan nada dinginnya membuat orang itu mengangguk patuh.
"Iya sorry ya, perlu ke rumah sakit atau kalai kenapa-napa ntar gue tanggung jawab" mungkin karena bian orang yang terkena bola membuat orang itu tidak enak apalagi status bian yang menjadi keponakan pemilik sekolah.
"Nggak usah gak separah itu kok" Bian akhirnya memilih pergi, sebenarnya punggungnya sedikit sakit namun agar stela tidak melihat ia berpura-pura akan pergi ke kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Bertransmigrasi
Teen FictionDeolina Auristela adalah gadis cantik yang berambisi dekat dengan Adelia, adelia adalah primadona SMA Binar Berlian yang merupakan sekolah swasta Internasional yang berisi anak-anak sultan. Karena ambisinya stela mengubah penampilannya, memakai rok...