"Baru pulang neng" tanya satpam rumah bian.
"Iya pak, stela masuk dulu ya" pamitnya sopan lalu stela berjalan masuk ke dalam rumah.
"Bagus pulang sama cowok lain" ujar sebuah suara membuatnya menghentikan langkah.
Stela membalikkan badannya menghadap orang itu, terlihat ia sedang duduk disofa ruang tengah dengan pandangan menatap tajam stela.
Karena malas meladeni bian stela memilih tetap melanjutkan langkahnya menuju kamar yang berada di lantai dua. Tapi lagi-lagi suara bian membuatnya menghentikan langkah.
"Mau kemana? aku belum selesai bicara"
"Apa lagi? aku capek banget kalau mau ngajak berantem nanti aja" tanpa menghiraukan bian stela langsung menaiki tangga menuju kamarnya.
Sesampai di kamar ia langsung mengunci pintu dan menghempaskan dirinya di ranjang besar yang berada dikamarnya. Rasanya seharian ini stela benar-benar lelah, ia memilih memejamkan matanya namun baru sebentar bunyi handponenya membuat ia kembali membuka mata.
"Hallo sayang, gimana kabarnya sehatkan?" Suara itu, suara yang stela rindukan selama empat hari ini.
Karena kesibukan kedua orang tua stela mereka sampai lupa memberi kabar pada sang anak, paling sempat hanya bertukar pesan sebentar. Stela mengerti kesibukan kedua orang tuanya ia juga senang mama dan papanya bisa memiliki waktu berdua tapi ada juga perasaan rindu mengingat kebersamaan mereka.
"Stela baik ma, mama sama papa apa kabar disana?" tanyanya.
"Papa sehat sayang, kalau mama agak kurang enak badan ini papamu lagi masak buat makan malem kita mama juga heran tumben papamu mau masak" Stela tau ada nada bahagia yang diucapkan mamanya, ia berharap semoga hubungan kedua orang tuanya membaik dan mereka bisa menyadari bahwa sudah ada cinta dalam diri mereka hanya saja mama dan papanya tidak menyadari itu, stela tau dari tatapan papanya ia mencintai sang mama begitu pula sebaliknya. Mereka adalah kedua orang yang saling mencintai tapi tak menyadari cinta itu sudah tumbuh.
"Bagus dong, kalau dirumah masakin stela juga lho pa"
"Iya nanti papa masakin buat princess kesayangan papa" Ujar papa stela diseberang sana.
"Stela mau oleh-oleh apa sayang?"
"Apa aja ma, yang penting papa sama mama cepet pulang aku kangen" Stela benar-benar rindu dengan kedua orang tuanya, ia ingin memeluk mamanya, ingin dielus kepalanya saat sakit dan sebelum tidur, ia juga ingin ditemani sang papa nonton drakor saat dirinya tidak bisa tidur. Tanpa sadar air matanya menetes membasahi pipinya, perasaan ini membuat dada stela sesak ia merasa benar-benar sendiri disini. Meskipun kedua orang tua bian sangat memperlakukannya dengan baik namun tetap saja ia hanya bisa leluasa saat bersama kedua orang tuanya.
"Anak papa udah dewasa, biasanya dulu minta banyak oleh-oleh"
"Mas biar aku sendiri"
"Kamu lagi sakit, biar aku suapin kamu bisa sambil ngobrol sama stela"
"Aku sendiri aja, nanti kamu bisa ikut makan"
"Aaaaa"
"Nah gitu kan bagus, dari kemarin kalau kamu makan selalu sedikit perut kamu kosong harus makan banyak"
Stela tersenyum mendengar percakapan kedua orang tuanya, meskipun sedang menangis ia tetap bahagia melihat kedekatan kedua orang tuanya.
"Stela dilupain" ujarnya membuat papanya tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Bertransmigrasi
Teen FictionDeolina Auristela adalah gadis cantik yang berambisi dekat dengan Adelia, adelia adalah primadona SMA Binar Berlian yang merupakan sekolah swasta Internasional yang berisi anak-anak sultan. Karena ambisinya stela mengubah penampilannya, memakai rok...