Setelah selesai bermain hujan stela mengganti bajunya menggunakan baju yang dipinjami salah satu anak panti. Bian juga mengganti bajunya yang basah menggunakan baju yang ia bawa dari mobil.
Tak sengaja hidungnya mencium bau masakan yang membuat perutnya berdemo karena belum terisi nasi sejak siang, ia melangkahkan kakinya mendekat ke dapur panti. Disana ada ibu panti dan dua orang yang tidak Stela lihat sebelumnya, kalau dilihat mungkin yang satu masih seumuran dengannya dan satunya lagi lebih tua darinya, mungkin.
"Eh nak Stela sudah lapar ya?" Stela yang tadinya berniat hanya mengintip memutuskan melangkah mendekat.
"Baunya enak banget bu" katanya.
"Ibu cuma masak sambal terong, gorengan tempe tahu tadi belum sempat belanja. Nggakpapa kan makan ini?" tanya ibu marisa.
Stela tersenyum mengangguk, baginya apapun makananya asalkan masih bisa dimakan kenapa tidak?.
"Kalau nggak mau nggak usah makan" sahut salah satu perempuan seumurannya.
"Hust luna gak boleh kayak gitu" tegur perempuan satunya lagi.
"Aku nggak pilih-pilih soal makanan kok bu"
"Bentar lagi matang"
"Stela mau bantuin boleh nggak?"
"Boleh, bawain aja gorengannya ke meja ya nak" Stela mengangguk patuh, ia langsung membawa beberapa nampan berisi gorengan tahu dan tempe yang sudah matang ke meja makan panjang yang terbuat dari anyaman bambu.
Kursi meja makannya pun terbuat dari kayu yang dibentuk memanjang yang ia yakini bisa menampung banyak orang.
"Katanya mau bantuin malah bengong disini, dasar manja" ucapan seseorang membuat stela tersadar dari lamunannya, ia menoleh ke arah luna yang sedang menggerutu sambil meletakkan beberapa nampan yang isinya sama.
"Masih ada di dapur?" tanya stela, bukannya menjawab luna malah menghampiri bian dan yang lainnya menyuruh mereka segera bergabung dimeja makan.
"Luna emang gitu, maklumin aja ya" ucapan perempuan yang lebih dewasa lagi, stela belum tau namanya.
"Iya mba ... "
"Maryam" jawabnya seolah tau jika Stela tidak mengetahui namanya, lalu perempuan itu masuk lagi kedapur.
"Asikk makanannya udah siap nih" seru anak-anak yang sudah mulai berdatangan membuat stela tanpa sadar tersenyum, mata mereka terlihat berbinar meskipun lauknya tak seberapa.
"Kak Stela ikut masak juga ya?" tanya lilis.
"Dia mana bisa masak, udah cepetan duduk" jawab Luna yang baru saja datang.
"Nggakpapa masak itu mudah kalau mau belajar, kakak pasti bisa masak enak" kata lilis membuat stela melebarkan senyumnya.
Setelah semua orang bergabung untuk makan malam, Stela berniat ikut duduk. Baru saja ia akan duduk didekat Bian karena hanya kursi itu yang kosong namun Luna dengan cepat menyerobotnya membuat Stela tak dapat tempat duduk.
"Lunaa" Bentak ibu Marisa membuat semua orang yang berada disana terkejut termasuk Stela.
"Ibu nggak pernah ngajarin kamu jadi orang nggak sopan seperti itu ya, kalau kamu nggak suka sama orang lain jangan begitu nak astagfirullah" Ibu panti itu mengelus dadanya sambil mengucap istigfar, sedangkan Luna hanya menundukkan wajah.
"Nggakpapa bu saya bisa ngambil kursi di dapur" ujar Stela menenangkan.
"Biar aku ambilin" Bian langsung berdiri dan mengambil kursi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Bertransmigrasi
Dla nastolatkówDeolina Auristela adalah gadis cantik yang berambisi dekat dengan Adelia, adelia adalah primadona SMA Binar Berlian yang merupakan sekolah swasta Internasional yang berisi anak-anak sultan. Karena ambisinya stela mengubah penampilannya, memakai rok...