Stela belum juga sadar setelah pingsan hampir dua jam, adelia juga sudah datang sejak satu jam yang lalu bersama lelaki yang bian duga adalah kekasihnya. Sejujurnya bian sedikit terenyuh melihat adelia, perempuan yang terkenal tidak peduli dengan sekitarnya itu terlihat sangat mengkhawatirkan stela.
"Kok stela belum sadar juga ya?" tanya adelia khawatir.
"Tunggu saja yang, kata dokter kan stela baik-baik saja" ujar lelaki disebelah adelia menenangkan.
"Lo kalau mau pulang gakpapa biar gue yang nungguin"
Bian yang tadinya fokus menatap stela menoleh ke arah adelia.
"Nggak gue bakal jagain dia"Baru saja bian akan melanjutkan kalimatnya kedatangan seseorang yang tiba-tiba membuat mereka semua terkejut.
"Anak mantu mami gimana?"
"Ya ampun stela sayang kok bisa gini bian!!"
Dan selanjutnya hanya suara mami bian yang mengomeli anaknya membuat lelaki yang menjadi sasaran kemarahan sang mami hanya diam.
"Dengerin mami nggak sih kamu?"
"Iya mi, bian dengerin, mami mending duduk tenangin diri. Nggak malu apa sama temennya stela yang liatin mami terus"
Sontak perkataan sang anak membuat zakia baru sadar jika ada orang lain diruangan itu. Karena lelah sehabis lari dan mengomeli anaknya ia memilih duduk bergabung bersama sepasang anak remaja di sofa ruangan stela.
"Temannya stela ya?" tanya zakia basa-basi.
"Iya tante saya teman sekolahnya" Lalu pandangan zakia beralih pada pemuda yang ia duga sudah tidak duduk di bangku sma.
"Kalau ini pacar saya tan, tadi dia nemenin saya karena khawatir sama stela""Pantes vibesnya bukan anak sma, pacar kamu ganteng keliatannya juga sabar dan tanggungjawab"
"Mii" tegur bian menghentikan aksi maminya, zakia memang lulusan s2 psikologi sehingga ia sangat pandai menilai orang yang baru ditemuinya.
Kebiasaan jika bertemu orang baru ia akan langsung menilai orang itu didepannya tanpa pandang bulu siapa pun orang itu.Bukan karena ia menyandang gelar
nyonya walton tapi memang itu sudah menjadi kebiasaannya tanpa sadar jika bertemu dengan orang baru, meskipun orang itu merasa tidak suka dengan penilaian zakia ia tidak akan berani menegurnya. Memang siapa yang berani menegur nyonya walton? selain terkenal memiliki suami yang possesif dan kejam, papi bian juga terkenal dengan orang yang tidak pandang bulu jika orang itu mengganggu keluarganya."Tante adelia pamit pulang dulu ya, maaf nggak bisa nemenin tante sama bian"
"Iya gakpapa, kamu hati-hati ya sayang"
"Iya tante, tolong kabarin gue kalau stela udah sadar" katanya meminta bian yang dibalas anggukan oleh lelaki itu, pandangannya masih tak mau lepas melihat stela yang masih terbaring lemah.
"Pamit dulu tan" kata Aldo pacar, adelia.
Setelah kepergian keduanya mami bian ikut pamit sebentar membeli makan, bian memilih duduk disebelah stela menggenggam tangan itu seolah takut gadis di depannya akan pergi mmeninggalkannya.
"Kalau waktu itu aku nggak buat pernyataan konyol itu apa sekarang kita masih bisa sama-sama stel?"
"Aku nyesel ngomong kayak gitu sama kamu. Maaf udah buat kamu jadi kayak gini, aku masih bian yang sama yang kamu temuin dulu stel. Bian yang cinta sama stela, bian yang nggak akan melepaskan stela dari hidupnya, tapi kenapa sekarang kamu seolah menjauh dari aku? kenapa untuk berada di dekat kamu rasanya susah banget?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Bertransmigrasi
Ficção AdolescenteDeolina Auristela adalah gadis cantik yang berambisi dekat dengan Adelia, adelia adalah primadona SMA Binar Berlian yang merupakan sekolah swasta Internasional yang berisi anak-anak sultan. Karena ambisinya stela mengubah penampilannya, memakai rok...